Bab 28. Itu Sebuah Lamaran, Bodoh!

169 5 55
                                    

Bab 28. Itu Sebuah Lamaran, Bodoh!

"Akhir tahun nanti, pindah ke sini sebagai isteri aku, ya, Vi? Sebagai Nyonya Alden Danadyaksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhir tahun nanti, pindah ke sini sebagai isteri aku, ya, Vi? Sebagai Nyonya Alden Danadyaksa..."

****

ALDEN tertegun memandangi kotak cincin yang bertengger manis di atas meja kerjanya. Pandangannya penuh pertimbangan, berusaha menemukan keyakinan yang lebih kuat lagi dari dalam dirinya. Beberapa pertanyaan timbul di benaknya; sekarangkah waktu yang tepat untuk melamar Annavia? Sudah pantaskah ia menyatakan kesungguhannya setelah semua luka bertubi-tubi yang ia toreh tanpa henti?

Alden menghela nafas berat. Tidak! Ia tidak serta-merta membuat rencana untuk melamar Annavia setelah Reiga melemparkan ultimatum padanya tempo hari. Alden sudah menyiapkan cincin dan rencana untuk melamar jauh sebelum itu. Meski pun patut ia akui, bahwa ancaman halus Reiga itu telah berhasil mengusik dirinya.

Alden lalu menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi dengan pikiran berkelana jauh ke masa lalu. Kesalahannya pada Annavia saat itu, dan kebimbangan tanpa henti yang terus menderanya selama tiga tahun terakhir ini cukup menciutkan keyakinannya. Ia kemudian teringat obrolannya dengan Yumi beberapa waktu lalu.

"Gue denger-denger, Via sering nginep di apart lo, ya?"

"Nggak sering, Yum. Cuma beberapa kali aja." Jawab Alden dengan tenang, yang langsung ditanggapi dengan sebuah anggukan dari Yumi.

Jawaban Alden dan Annavia sesuai. Jadi, Yumi tidak perlu menyimpan curiga yang berlebihan lagi akan sejauh mana hubungan mereka.

"Boleh gue tanya sesuatu, Al?"

"Apa, Yum?"

"Perasaan lo ke Via gimana, sih? Gue lihat selama tiga tahun ini sikap kalian berdua udah kayak orang pacaran, kalian bahkan tidur bareng, tapi meski udah di tahap itu, lo masih belum ngasih kepastian apapun ke Via. Masih belum mau mempertegas status di antara kalian."

Kali ini Alden tidak menjawab. Ia juga tidak mengerti, dan sama sekali tidak tahu bagaimana harus memberikan penjelasan juga pertanggung jawaban pada Yumi.

Paham dengan kediaman Alden, Yumi melanjutkan perkataannya. "Gue sama Nanath menentang kalian buat balikan bukan karena kami nggak setuju sama hubungan kalian, gue sama Nanath cuma nggak mau kalian bakalan terjebak di luka yang sama lagi, Al. Tolong koreksi kalau gue salah, dulu lo tiba-tiba mutusin Via dengan alasan kalau lo suka sama Greeta. Semudah itu, Al. Lo mungkin nggak tahu, tapi gue saksi gimana hancurnya Via saat itu. Dan gue cuma takut, kalian akan saling nyakitin lagi... kayak waktu itu."

Alden tertegun, Yumi juga tidak tahu bagaimana hancurnya Alden saat itu, saat di mana ia harus mengakhiri hubungannya dengan Annavia, dan dengan sangat terpaksa menyeret-nyeret nama gadis lain dalam pusaran masalah mereka.

Tetapi Alden tidak ingin menjelaskan semua itu pada Yumi sekarang. Mencoba untuk menjelaskan situasinya saat itu justru hanya akan terdengar seolah Alden sengaja membuat alasan dan melakukan pembelaan diri.

Kutukan Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang