Bab 25. Mengintip Kotak Rahasia Alden
"Kotak rahasia yang sengaja ia tenggelamkan itu, perlahan menyeruak ke permukaan, membuka diri sedikit demi sedikit, lalu menampakkan kebenaran perasaan yang ternafikan sekian lamanya.
Alden, adalah hati yang sama patahnya. Yang memilih bungkam atas kumpulan rasa bersalahnya dalam diri Reiga."
****
UJIAN semester empat telah berakhir. Dan Windy benar-benar menepati janjinya untuk pulang berlibur. Pagi tadi, Annavia, Alden, Yumi, dan Nathan menjemput Windy di bandara. Begitu dari kejauhan mulai tampak penampakan Windy yang sedang menggeret kopernya, Annavia dan Yumi langsung berlari heboh, menghampiri Windy dan memeluk sahabat mereka itu.
Mereka benar-benar merindukan Windy setelah selama satu tahun mereka tidak pernah bertemu, dan hanya berkomunikasi via chat dan video call. Alden hanya tertawa melihat tingkah ketiga perempuan itu. Setelah setahun, mereka akhirnya bisa berkumpul kembali dengan lengkap.
Alden dengan diikuti oleh Nathan di belakangnya menyusul Windy yang sedang bersama Annavia dan Yumi. Dan jika selama ini Nathan yang terlihat paling tidak sabar menanti kepulangan Windy, sekarang situasinya justru berbeda. Nathan tampak biasa saja, dan cenderung tidak menunjukkan reaksi berlebihan. Nathan juga tidak mengerti, tetapi pertemuan terakhirnya dengan Safira beberapa waktu lalu masih terus menghantui setiap sudut pikirnya. Perasaan bersalah seolah memeluk dirinya erat dan enggan melepaskannya.
"Welcome back, Win!" Sambut Alden sambil membuka lebar kedua lengannya, mengundang Windy untuk melabuhkan diri ke dalam pelukannya.
Semasa masih sekolah dulu, Alden memang paling dekat dengan Windy. Windy begitu pengertian dan selalu menjadi teman curhat yang baik bagi Alden. Dan ketika dulu ia mengumumkan bahwa ia resmi berpacaran dengan Annavia, hanya Windylah satu-satunya yang mendukung mereka, padahal waktu itu Yumi dan Nathan secara terang-terangan menunjukkan ketidak sukaan mereka pada hubungan asamara yang terjalin antara Alden dan Annavia.
Setelah memeluk Alden, kini perhatian Windy tertuju pada Nathan yang masih menunjukkan wajah datarnya. Dan Windy tahu dengan pasti apa yang menyebabkan Nathan terlihat tidak bersemangat menyambutnya.
Karena meski pun mereka terpisah jarak selama setahun, Windy tidak pernah sekali pun melewatkan kabar tentang sahabat-sahabatnya ini.
Saat berdiri tepat di hadapan Nathan, Windy sedikit berjinjit, lalu mengusap kepala Nathan dan berkata, "apa kabar, Nath? Lo baik-baik aja, kan, tanpa gue?"
Windy tersenyum jahil dengan satu tatapan jenaka yang berhasil mengusir semua kegalauan Nathan —setidaknya untuk sementara.
"Penerbangan dari Singapore ke sini nggak nyampai 2 jam. Apa yang bikin lo sok-sokan sibuk selama ini? Sampai lupa pulang." Protes Nathan akhirnya yang langsung disambut gelak tawa yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta Pertama
RomanceAlden layaknya seorang penyihir jahat, yang berhasil melepaskan kutukannya pada Annavia- sang mantan pacar, sekaligus sahabatnya sejak masih kecil. Mereka pernah menjalin hubungan semasa SMA, tapi tiba-tiba saja putus karena Alden secara terang-tera...