Bab 48. Kita, kan... Teman

239 13 7
                                    

Bab 48. Kita, kan... Teman

"Kalau lo sedang mencoba bertingkah seperti seorang teman sekarang, lo harus tahu kalau itu nggak akan berhasil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau lo sedang mencoba bertingkah seperti seorang teman sekarang, lo harus tahu kalau itu nggak akan berhasil."

****

SELAMA hampir hampir dua minggu ini, tiba-tiba saja Nathan merasa ada yang berbeda dari sikap Safira padanya. Gadis itu tidak lagi sehangat dulu padanya. Bahkan, mereka jarang bertemu belakangan ini karena Safira selalu saja mengaku sibuk. Nathan tidak tahu pasti apa yang membuat kekasihnya itu begitu sibuk selain pekerjaannya sebagai seorang penulis utama di ANHStar Radio. Beberapa kali Nathan mencoba bertanya, tetapi tidak juga mendapatkan jawaban yang diinginkannya.

Dan Safira mengetahui semua kebimbangan yang saat itu Nathan rasakan. Tetapi untuk sekarang, Safira masih belum bisa mengatakan apapun. Safira tidak tahu bagaimana harus menjelaskan pada Nathan, bahwa ia sedang menghadapi masalah keluarga yang bisa dibilang sangat berat.

Tepatnya dua minggu yang lalu, usaha percetakan yang didirikan oleh Ayah Safira mengalami kebangkrutan setelah Ayahnya menjadi korban penipuan. Hampir tidak ada yang tersisa, kecuali sebuah mobil yang Safira beli dari hasil keringatnya sendiri selama ini. Rumah mereka bahkan sudah digadaikan untuk melunasi utang. Dan sekarang, mereka hanya tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil.

Untuk itulah, Safira bekerja dua kali lebih keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Ayahnya masih berusaha mencari nafkah dengan bekerja sebagai supir taksi online menggunakan mobil milik Safira, sementara Ibu Safira mengalami sakit-sakitan sejak keluarga mereka dinyatakan bangkrut. Yang membuat Safira semakin tertekan adalah, sikap Ibunya yang mendadak berubah. Ibunya selalu meminta Safira untuk segera menikahi Nathan agar keluarga mereka bisa mengatasi krisis.

Tetapi tentu saja, itu hal yang tidak mudah bagi Safira. Ia tidak ingin menjadikan Nathan sebagai tameng, ia tidak ingin memanfaatkan Nathan yang selama tiga tahun berpacaran dengannya sudah bersikap sangat baik dan selalu melakukan apapun demi kebahagiaan Safira.

"Fir, kamu masih belum ngomong sama Nathan? Kalau kamu nggak enak ngomong, biar Ibu—"

"Fira nggak akan nikah sama Nathan." Sela Safira sebelum Ibunya menyelesaikan perkataannya.

Safira sangat marah setiap kali Ibunya mulai menyeret-nyeret nama Nathan, berharap Nathan akan membantu keuangan keluarga mereka.

Di sana tidak hanya ada Safira dan Ibunya, tetapi juga Ayahnya dan adiknya. Namun berbeda dengan Ibu Safira, Ayah Safira bisa lebih menerima kondisi mereka sekarang.

"Fira, apa yang kamu omongin? Toh, kamu udah lama pacaran sama Nathan. Kalau bukan ke arah pernikahan, lalu mau kalian bawa ke mana hubungan kalian?"

"Nggak dengan kondisi kita sekarang, Bu! Fira nggak mau manfaatin Nathan." Jawab Safira dengan bergetar. Nada bicaranya mulai meninggi yang berhasil membuat Ibu dan Ayahnya terkejut.

Kutukan Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang