Bab 56. "Dessert"
"Kenapa kamu selalu kabur setiap kali kamu mencuri ciuman aku?"
****
"VI, ayo tidur sepuluh menit lagi sebelum kita berangkat kerja." Ucap Alden dengan kedua mata tertutup sambil meraba ke sebelahnya.
Ketika tangannya melingkar di pinggang seseorang yang dia sangka adalah Annavia, satu suara yang begitu lantang langsung menyadarkannya dari mimpi indahnya, "GUE GELI, BANGSAT!! LO NGAPAIN MELUK-MELUK GUE?!"
Nathan. Suara itu adalah milik Nathan.
Nathan langsung terlonjak dari atas tempat tidur Alden, di saat yang bersamaan Alden juga terbangun seraya mengucek-ngucek kedua matanya. Nyatanya, Alden tidak membutuhkan waktu lama untuk mengumpulkan nyawanya yang berserakan, karena begitu Nathan berteriak, kesadarannya otomatis kembali sepenuhnya.
Alden kemudian melirik ke arah Nathan yang saat itu sedang berdiri sambil bergidik ngeri memandanginya. Alih-alih menanggapi reaksi kaget Nathan yang sangat heboh, Alden justru heran kenapa sekarang ia berada di kamarnya—lebih-lebih bersama Nathan. Sementara Alden ingat betul, bahwa semalam dia pergi ke apartemen Annavia dalam keadaan mabuk, lalu Annavia menciumnya dan... Alden tersipu begitu mengingatnya. Hal itu pun kontan saja membuat Nathan yang masih memandanginya dengan wajah kuyu semakin merasa geli.
"Nath, bukannya semalem gueee...." Ujar Alden setelah berusaha menetralkan diri.
"Iya! Semalem lo mabuk sembarangan lagi. Lo pergi ke apartemen Via, meracau nggak jelas, terus pingsan. Via nelepon gue, minta tolong supaya gue ngejemput lo."
"Jadi semalem?" Alden mendesah kecewa.
"Apa yang lo harapkan dengan otak mesum lo itu?" Gertak Nathan sambil memukulkan bantal ke kepala Alden dengan tenaga yang cukup kuat.
Selepas itu, Nathan langsung keluar dari dalam kamar Alden. Meninggalkan Alden sendiri bersama perasaan kecewanya karena berpikir dia menginap di apartemen Annavia, tetapi ternyata tidak.
"Aaaahhhkkk!!" Erang Alden seraya menggaruk kasar kepalanya.
"ALDEN, CEPAT SIEP-SIEP! LO ADA LIVE PAGI INI!" Nathan berteriak dari luar kamar Alden.
****
"Oke, untuk menemani pagi kalian semua, kami akan memutarkan lagu dari Eugene Wilde & Joanna Gardner, First Love Never Dies. Semoga ini bisa membangkitkan kembali memori kita semua tentang cinta pertama kita yang menghangatkan di masa remaja kita dulu."
Senyum di wajah Alden semakin merekah saat satu lagu itu berputar memenuhi ruang dalam mobilnya. Pagi ini semuanya terasa begitu ringan. Setiap langkah yang ia ambil dan setiap nafas yang ia hela terasa begitu menyenangkan. Setelah berjibaku dengan dunianya yang dingin dan sepi selama tiga tahun, akhirnya hari ini sosok Alden yang lama benar-benar telah kembali seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta Pertama
RomanceAlden layaknya seorang penyihir jahat, yang berhasil melepaskan kutukannya pada Annavia- sang mantan pacar, sekaligus sahabatnya sejak masih kecil. Mereka pernah menjalin hubungan semasa SMA, tapi tiba-tiba saja putus karena Alden secara terang-tera...