Bab 29. Pertemuan Penting
"Jaga Annavia, dan tolong jangan pernah sakiti dia. Annavia mungkin punya banyak kekuarangan, tapi dia adalah puteri Om yang berharga."
****
Malam Sebelumnya
SEKALI lagi Alden menghela nafas. Ia meraih kotak cincin itu dengan gerakan cepat, menutupnya, kemudian menyimpannya di dalam laci.
Saat ini, ada hal yang jauh lebih penting yang harus Alden selesaikan dulu.
Sepanjang perjalanannya hendak menemui kedua orang tua Annavia, ucapan Yumi serta ucapan Reiga padanya tempo hari secara terus-menerus membuat suara berisik dalam kepalanya. Di satu sisi Alden tahu bahwa ia harus mengikuti kata hatinya untuk melamar Annavia, namun di sisi lainnya, ia sama sekali tidak bisa mengabaikan perkataan Yumi ataupun Reiga. Bagaimana jika nanti, Alden kembali melukai Annavia, dan saat itu Reiga akan mengambil celah untuk merebut Annavia darinya?
"Kalau suatu hari Greeta kembali lagi, gimana?" Suara milik Yumi berpendar dalam pikirannya.
"Gue nggak peduli." Alden menjawab suara itu sambil menggigit salah satu buku jarinya.
"Gue peringatkan dari sekarang, kalo seandainya elo belum sepenuhnya ngelupain Greeta, sebaiknya pikirkan lagi niat lo buat ngelamar Via. Via udah banyak sakit karena lo selama ini. Jadi tolong, jangan sebabkan luka yang sama karena orang yang sama."
"Gue nggak akan bodoh untuk menyakiti Annavia untuk yang kedua kalinya, Yum. Gue bersumpah."
"Jangan terlalu banyak berpikir. Annavia sangat mencintai lo. Tolong, jangan sia-siakan kesempatan yang sekarang lo punya. Karena untuk berikutnya, kalau lo mengulang kesalahan yang sama lagi, gue nggak yakin kalau kesempatan seperti ini masih ada buat lo."
Kali ini suara milik Reiga yang beradu argumen dengan dirinya.
"Dan akan gue pastiin sama elo, Kak. Kali ini gue nggak akan lengah." Tutup Alden kemudian setelah berhasil membungkam pertengkaran yang cukup melelahkan dalam kepalanya.
Alden kembali memfokuskan pikirannya pada jalanan yang ada di depannya. Ia pun semakin mempercepat laju mobilnya agar bisa segera sampai di tempat tujuannya.
****
"Loh, kamu dateng sendiri, Al? Nggak sama Via?" Ucap Mama Annavia saat melihat kedatangan Alden yang secara tiba-tiba di kediamannya.
Sudah dua minggu Mama Annavia menemani Papa Annavia yang sedang bekerja di luar kota. Dan Alden rela datang hari itu juga untuk menemui mereka.
"Via kerja, Tan." Jawab Alden sekenanya.
"Kamu nggak?"
"Kerja juga. Tapi izin."
"Ohh? Kamu ada pertemuan di sekitar sini?" Simpul Mama Annavia setelah melihat penampilan Alden yang cukup rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta Pertama
RomanceAlden layaknya seorang penyihir jahat, yang berhasil melepaskan kutukannya pada Annavia- sang mantan pacar, sekaligus sahabatnya sejak masih kecil. Mereka pernah menjalin hubungan semasa SMA, tapi tiba-tiba saja putus karena Alden secara terang-tera...