2

905 106 156
                                    

Tzuyu menatap langit mendung dari atas apartemen nya,perasaannya jadi kelabu,tak ada warna sedikitpun.Hanya ada abu-abu yang membutakan jalan hati Tzuyu.

Tangan kananya setia menggenggam benda kecil panjang yang dapat menorehkan tinta dimana saja.

Ia menghela nafas berat.

Pandangannya tertuju pada selembar kertas di atas meja dari pengadilan agama yang baru sampai 20 menit yang lalu.

Sana benar-benar membuktikan ucapannya,ini bahkan belum cukup 24 jam,dan suratnya sudah berada di rumahnya sekarang.

Ia bimbang,kembali mengabaikan selembar kertas yang jelas mampu mengubah hidupnya saat itu juga.

Yakin dengan satu garis coretan yang ia beri mampu mengubah segala harinya.

Ditengah merenung,ponselnya berdering.
Segera mengangkat ketika melihat nama sang penelfon.

"Hal----"

"Kau sudah menandatanganinya?"

Tzuyu terdiam.

"Belum? Ck .. tandatangani cepetan Tzuyu"

"S-sna apa kau se-serius?"

"Apa aku terlihat bercanda Tzuyu,jelas aku serius,aku ingin melepasmu secepatnya"

"T-tapi Sullyoon?"

"Hak asuhnya akan segera dikabarkan jika besok kau datang untuk sidang, Sullyoon juga akan ikut andil dalam pemilihan,
siapapun yang mempunyai hak asuh Sullyeon ia akan merawatnya dengan baik begitukan?"

"Sana"

Dapat Tzuyu dengar nada suara Sana yang sudah jengah.Sebegitu tak pentingnya ia dikehidupan istrinya sendiri.

"Baiklah,kutandatangani sekarang"

"Kerja bagus Tuan Chou,kututup telponnya"
Sambungan telepon terputus sepihak oleh Sana.

Tzuyu kembali menatap kertas itu,menuntun tangannya untuk menorehkan gambar indah pada bagian bawah kertas tersebut,diatas Namanya ia menorehkan coretan indah terbentuk itu.

Kelar sudah.

Cintanya sudah ia lepaskan selamanya.

Air matanya menegenang,setetes demi setetes cairan bening itu membanjiri pipi tirus dan tegasnya.

Entah sejak kapan perasaan ini tumbuh pada dirinya menempatkannya pada seorang yang jelas-jelas tak menginginkan kehadirannya.

Hanya karna terpesona dengan auranya,
sifat sayangnya pada anaknya,tanggung-
jawabnya,peran nya sebagai ibu rumah tangga sekaligus ceo,dewasanya dalam menyikapi sesuatu itu hal yang tidak semua wanita bisa lakukan.

Gadis cantik yang sudah sah menjadi mantan istrinya,gadis sempurna dalam segala hal mampu membimbingnya dalam titik terdalam jatuh cinta.

"Ah..pantes sih gua di buang" Tzuyu mengacak rambutnya frustasi "Gak guna"

"Apa perlu gua balik aja ke Taiwan?"

Tzuyu memilih masuk kedalam kamarnya,dengan kertas pengadilan yang ia tenteng.

"Tidur aja kali ya?"










"Mommy!" Anak kecil manis berlari menubrukkan tubuhnya kala melihat figur ibunya berdiri di depan pintu.

"Haiii manisss...kenapa masih diruang tamu ini sudah hampir tengah malam" Sana mengelus surai hitam yang terawat dengan baik.

"Aku nungguin Daddy pulang,tadi Daddy pamit ada urusan di kantor mommy,tapi sekarang malah mommy duluan yang pulang,makanya Sullyeon masih nunggu" Sullyeon yang manis mencibirkan bibirnya.

Divorce for us - (SaTzu) END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang