56

781 99 32
                                    

Seminggu berlalu,liburan akhir tahun telah usai,dan dua hari lagi sekolah dan aktifitas perkantoran mulai beroperasi di tahun yang baru.

Sana dan kawan-kawan memasuki area rumah dengan raut tak bersahabat.

Sullyoon menghempaskan dirinya di atas sofa ruang tamu,begitupun Yoraa yang menunjukkan ekspresi kesal seperti kedua wanita itu.

"Jauh dari ekspektasi ku" Gumam Sullyoon melirik Sana.

"Mama juga kesal tau"

"Mama lebih-lebih kesal!" Sahut Yoraa kemudian mereka bertiga menghela nafas bersama.

Liburan yang sudah di rancang sedemikian rupa,hingga Sana niat membuat jadwal untuk keseharian mereka disana malah tak digunakan sama-sekali.

Cuaca yang begitu menyebalkan membuat mereka bertiga hanya terdiam di kamar hotel dan sekitarnya.

Hujan turun sehari setelah mereka melihat sunset yang begitu indah.

Bisa dikatakan mereka ke Jeju hanya untuk melihat sunset di sore hari.Sisanya hanya menghabiskan waktu di kamar serta melihat pemandangan hujan deras dari atas jendela.

Tak sesekali Tzuyu datang bertamu,
membawa beberapa makanan dan minuman untuk mereka.Tzuyupun ikut kesal,karna liburan kedua wanitanya jadi gagal total karna hujan.

"Lain kali Mama bakal lihat prediksi cuaca kalau mau liburan,arghhh sangat menyebalkan" Sana punya rencana jalan berdua sama Tzuyu pun gagal total karna hujan sialan itu.

Kembali kesal saat ia mengajak Tzuyu pulang bersama,tapi pria itu menolaknya dengan alasan punya urusan dihotel ini.

Mau tidak mau sana pulang bertiga seperti awal keberangkatannya.

"Papa belum pulang disana kan?"

"Belum"

"Boleh minta tolong?"

Sana natap anaknya "Minta tolong apa?"

"Sebelum ke Jeju,aku sempet liat tempat penampungan kucing gitu..awalnya liatnya B aja tapi pas geser-geser aku tertarik sama satu kucingnya..warna nya putih sedikit ada abu di perutnya,bulunya tebel juga punya kumis yang panjang.."

"Terus kamu mau apa?"

Hehehe....Mama.... Sullyoon udah mikirin dari jauh-jauh hari buat ke tempat itu,tapi gak kesampean" Lanjutnya mengerucutkan bibir.

"Terus?" Tanya Sana aneh melihat gelagat anaknya.

"Tolong buat adopsi kucing itu sama papa.. Sullyoon mau pelihara"

"Gak" Spontan Sana.

"Hanya satu,kucingnya juga udah besar pasti gak ribet buat urusinnya"

"Gak boleh"

"Ma--"

"Gak boleh kalau kamu minta tolong sama mama, kamu usaha sendiri bicara sama papa buat adopsi kucingnya,jangan minta sama Mama,yang mau kan kamu bukan mama" Lanjut Sana membuat Sullyoon tersenyum gemas.

"Handphone tolong" Riang Sullyoon menjulurkan tangannya meminta handphone milik ibunya.

"Handphone kamu?"

Sullyoon udah punya ponsel ya gess,meski harus dibatasi pemakaiannya.

"Gada nomor papa"

Sana yang emang lagi pegang handphone menyerahkannya pada Sullyoon.

"Mwoo TzuTzu" Sahut Sullyoon terkikik geli melihat nama kontak ayahnya.

"Yah jangan perhatikan itu"

Sullyoon tertawa sebelum sambungan telepon tersambung pada sang Papa.

Divorce for us - (SaTzu) END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang