110

642 110 70
                                    

Tiga hari berlalu dan selama itu pula Tzuyu tidur di kamar tamu.

Sana masih marah.Dan masih berlanjut sampai sekarang.

Begitu fatalkah kesalahan dia?,atau ini pelajaran karna seringnya ia berbuat salah  dan berkali kali di maafkan.

Tzuyu rasa tidak.

Ini hanya amarah Sana yang berlanjut karna pelukannya dengan Momo 3 hari yang lalu.

Kali ini Tzuyu menyeret sejumlah koper menuruni tangga dengan lesu.

"Mokemana?"

Tzuyu tersenyum saat ditanya oleh Sana.

"Ada kerjaan di luar kota sayang,mau iku-"

"Ohh..gak thanks" Sana berlalu ninggalin Tzuyu di ujung tangga.

Tzuyu dengan perasaan kesalnya mendekati kembar yang menggeliat kesana kemari di atas troli.

"Bro papa harus pergi,baik-baik ya sama mama"  Ucap Tzuyu mengecup kedua anaknya.

"Titip salam sama Sullyoon,aku pergi" Pamit Tzuyu meninggalkan Sana.

Melihat kepergian sang suami,wanita yang pura-pura sibuk dengan pekerjaan dapur mengela nafas berat.

"Tzuyu perginya berapa lama?" lirihnya mendengar deru mobil keluar dari halaman rumah.

Tidak ada salam romantis perpisahan,Tzuyu pergi tanpa moment manis bagi Sana.
Dan sana sadar karna dirinya itu gak terjadi.

Nomor telepon Momo yang sudah tiga hari diabaikan karena pesan maaf kini dihubunginya.

"Berapa lama Tzuyu keluar kota?" Sambar Sana setelah tersambung.

"2 Minggu San" Momo menjawab "Dan ma-"

"Makasih Momo"

Tut!

Sana mengentak kasar kedua kakinya di bawah meja.Ditinggal suami seperti ini begitu menyiksa kesehatannya 2 Minggu kemudian.

Padahal Sana udah ada rencana buat maafin suaminya itu sebentar.

Tapi Tzuyu malah pergi.

Sekarang hanya tersisa dirinya dan 3 orang anak dirumah ini,Wonwo yang diberi libur seminggu pun belum balik dari acara honeymoon nya bersama Lisa.

Mana kondisinya belum terlalu sehat buat berjalan,sudah dua hari ia tidak tidur di kamar utama dan tidur di kamar tamu bersama kembar,selain karna repot membawa dua bayi menuruni tangga,Sana juga masih gengsi meminta bantuan pada Tzuyu.

Sana mengeluh berjalan sempoyongan ke hadapan kembar,seakan bercerita melalui raut wajahnya yang sedih.

"Papa ninggalin mama sendirian" Adunya.

"Papa pergi keluar kota gak ajak kita"

"Jahat banget kan papa kamu?"

"Bukan papa yang jahat tapi Mama" Sana menoleh melihat putrinya menutup pintu rumah sepulang sekolah.

"Mana pula mama yang jahat" Sahut Sana.

"Kalo mama gak ngambek,pasti kita semua keluar kota,Mama sih" Sullyoon yang udah lama di depan pintu mendengar semua omongan Sana.

"Sullyoon gak tau,Papa kamu peluk cewe lain selain Mama,masa gak marah sih,coba bayangin deh nak,suami kamu pelukan sama cewek lain,marah kan?"

"Gak" Jawab Sullyoon tanpa rasa bersalah.

"Masa kamu gak marah"

"Emang enggak"

"Harusnya marah dong,punya Sullyoon di sentuh yang lain"

Divorce for us - (SaTzu) END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang