88

615 106 148
                                    

Sesuai rencana kedua pasutri ini,Kini mereka bertiga tengah dalam perjalanan menuju salah satu rumah sakit di Seoul yang jaraknya lumayan jauh.

Bisa saja Tzuyu ke rumah sakit asuhan ayahnya,tapi karna hal yang bakal di urusnya privasi,dan takut sang dokter mempertanyakan ini ke ayahnya,maka dengan itu Tzuyu memilih rumah sakit lain untuk masalah kali ini.

Tzuyu mengemudi dengan kecepatan sedang dan tidak terburu-buru.Berbeda dengan jantung Sana yang terpacu cepat.

Tzuyu melirik ke sisi kanan,disana ada Sana yang terus menatap keluar jendela.Kemudian melirik sebentar putrinya yang asik bermain game di ponselnya,dengan baju seragam sekolah yang masih dikenakannya.

"Papa apa masih jauh?"

"Sekitar 30 menit lagi" Jawab Tzuyu.

"Kenapa pilih rumah sakit yang jauh,kan ada ada dekat sama sekolah Sullyoon"

"Mau aja,gapapa jugakan kita naik mobil lama kayak gini"

Sullyoon mengangguk tersenyum.

"Iya,sekalian yang jauh juga gapapa"

"Nanti aja,em...bagaimana Pr nya? Dapat nilai tinggi?"

"Dapet dong,ini berkat Papa semalem bantuin,Makasih Pa"

"Iya..gak ngantuk tadi di kelas?"

"Tidak,malahan aku seneng banget dapet nilai tinggi,yang lain ada yang salah 5 nomor,kasian banget"

"Kamu doang kan yang tinggi?"

"A-aku?" Entah kenapa Sullyoon gelagapan "Maaf tapi aku kasih contekan buat temen laki aku satu orang"

"Siapa?"

"Ada.. Sullyoon juga sering dikasi jawaban sama dia,makanya tadi aku bales kebaikan dia"

"Iyaa siapa namanya?"

"Ada papa,kepo banget sih"

"Kalau dia jahat bagaimana?"

"Ya kan ada papa yang lindungin aku"

"Kalo papa gada?"

Sana yang tadinya mengabaikan percakapan kedua orang ini,mulai melirik ke arah Tzuyu.

"Papa mau pergi?"

"Semisal kalo papa gada siapa yang bakal jagain kamu?"

"Hanya semisal,pasti papa bakal sama aku terus"

"Jawab aja,kalau papa gak ada dan ada orang yang jagain kamu gimana?"

"A-adaa mama kan?,P-papa bakal pergi?" Sullyoon mulai bergetar.

"Enggak"

"T-terus ngomong gitu?"

"Papa cuman nanya aja,udah lupain sayang"

Sullyoon mengangguk mencoba melupakan perkataan ayahnya tadi,kembali anak itu sibuk dengan ponselnya.

Sedangkan wanita satunya yang terus di abaikan kembali menatap keluar jendela,entah air matanya mengalir tanpa izin.

Sana meraih tissue tanpa menatap di dalam tasnya,dengan segera menghapus jejak kesedihannya.

Dari malam sampai keberangkatan mereka ke rumah sakit,hanya penyakit hati yang didapatnya.

Gak jarang air matanya keluar sendiri karna rasa kasihan atas dirinya sendiri.

Tzuyu sejak semalam,
mengabaikannya,bahkan berbicarapun tak pernah di sahutinya.

Apa suaminya sudah termakan omongan Jin?.

Sampai segitunya berlaku pada istrinya.

Lagi dan lagi Sana mengusap kasar matanya.

Divorce for us - (SaTzu) END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang