Seorang pria tua,diruangan pribadinya tak henti-henti mengerutkan keningnya dihadapan komputer yang menayangkan perkembangan perusahaannya selama ini.
"Sialan" umpatnya menatap nyalang pada bangan yang menampilkan hasil penjualan barangnya tahun ini.
"Padahal sudah berapa tahun berlalu eoh? Tapi akibatnya masih terasa sampai detik ini" Tuan Minato mengerang frustasi di meja kerjanya.
"Ini gara-gara anak tak tau di untung itu,reputasiku di kalangan kolenga bisnisku jadi menurun"
"Ck..bahkan selama 3 tahun belakangan ini harga saham terus menurun! Ini semua gara-gara Sana!" Teriaknya hendak memecah layar komputer.
"Mengapa ia berbuat sejauh itu,sampai mengandung anak dan menikah dengan pria yang bahkan tidak kuketahui asal-usulnya"
"Itu merupakan perbuatan yang sangat memalukan,dia membuatku malu dengan beritanya yang tersebar luas pada rekan bisnisku,apalagi pada Tuan Sasaki,Jika keadaan tak seperti ini,maka kuyakin Sana sudah menjadi menantu keluarga terpandang itu"
"Apa yang harus kulakukan oh?" Ucapnya pelan merebahkan kepalanya di sandaran kursi.
"Bukankah ini seperti karma bagimu karna ulahmu dulu pada Chou suamiku?" Wanita berumur 50-an lebih namun masih elegan masuk tanpa permisi keruangan suaminya.
"Ini tidak ada hubungannya" Minato kembali mengingat kejadian dulu dimana ia sengaja memfitnah teman dekatnya karna haus akan reputasi.
"Kau dulu sangat licik" Yora berdiri di samping suaminya.
"Itu karna aku ingin perusahaanku menjadi nomor satu di dunia,kau dari dulu selalu membelanya eoh?"
"Aku membelanya karna dia tidak bersalah,kau yang terlalu haus reputasi suamiku,kau sangat berambisi" Yora menggeleng pelan
"Bukankah dulu kau sempat jatuh cinta padanya?" Minato tersenyum remeh.
"Yak! Aku hanya mengatainya tampan,bukankah yang kucinta hanya pria licik di sebelahku ini?" Tangan lentik itu berusaha melepas kancing kemeja suaminya.
"Jangan terlalu liar" Tangannya menghentikan pergerakan sang istri.
"Yoraa?apa kau ingat Chou memiliki seorang putra?"
"Aku mengingatnya,anak kecil tampan dan menggemaskan itu kan?"
"Siapa namanya ya?,aku melupakannya"
"Kau memang pelupa pak tua,Chou Yuho,kalau tak salah" Minato mengangguk "benar namanya Yuho dan dulu kau ngotot menjodohkan anakmu padanya" Yora tersenyum tipis,ia jadi ingat Sana sekarang.
"Apa Sana sekarang baik-baik saja?" Tanyanya pelan.
Selama ini ia hanya menurut perintah suaminya,agar tidak memperdulikan anak perempuan satu-satunya itu.
Tapi bagaimanapun perasaan seorang ibu pada anaknya lebih besar,setiap hari Yoraa selalu berdoa untuk Sana agar kehidupannya di Sana baik-baik saja.
Ini sudah delapan tahun,dan ia tidak pernah berkontak dan melihat putri kesayangannya itu.
"Aku merindukan Sana pah" Kembali berucap,Nyonya Minato mengelus lembut Surai seluaminya.
"Jangan berucap hal konyol,Sana sudah tidak layak jadi bagian keluarga kita,apa kau melupakan tahun-tahun pertama setelah kabar Sana hamil dan menikah? Keluargamu dan keluargaku menyalahkan kita atas musibah itu dan.... lihatlah sekarang,efek dari perbuatan tercela Sana masih berpengaruh besar pada perusahaan"
"Aku tidak bisa memaafkan itu,dia wanita yang tidak punya harga diri"
"Apa kau tau siapa yang menikahinya?" Tuan Minato mengangguk "Namanya Tzuyu,dia anak rantau sama seperti Sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorce for us - (SaTzu) END.
Random"Aku mencintaimu Sana" "Tapi kau harus tau Tzuyu,aku mencintai orang lain" Divorce for us (SaTzu)