37

636 101 27
                                    

Wanita miris ini terdiam di atas kasurnya,
pandangannya kosong menatap nanar pintu masuk kamarnya.Kedua kakinya di tekuk serta wajah disanggah menggunakan lengannya.

Lagi-lagi air cairan bening yang ia tahan untuk berhenti,keluar begitu saja.

Dirinya seakan mengharapkan mati saja untuk saat ini.

Fakta yang baru diketahuinya begitu menohok sampai ia sendiri sulit untuk mempercayainya.

"Kenapa?" Lirihnya pelan dengan mata sembab.

"Kenapa kau berbohong padaku Tzuyu hikss.."

"Kau membohongiku hikss.."

"Kau sendiri berkata semua akan baik-baik saja"

"Tapi kau sendiri yang membuatku tak baik-baik saja"

Sana kembali terisak.

Mengapa harus pria yang ia percaya.

Mengapa harus Tzuyu.

"Mengapa di saat aku mulai mencintaimu kau malah memberiku kejutan hebat"

~~

Tak berbeda jauh dari keadaan sang wanita sama-sama miris dan menyedihkan,pria satu ini malah asik menghabiskan stock alcohol yang ada di kulkasnya.

Tzuyu menggerang pelan saat satu botol kembali ia tandaskan dengan sekali tegukan.

Chenho hanya menatap putranya dari dalam rumah,ingin menghampiri,tapi Tzuyu munkin butuh waktu buat nenangin diri.

Hanya berdoa agar putranya bisa cepat menyudahi acaranya.

"Hebat!" Rancau Tzuyu tersenyum begitu banyak botol kosong di hadapannya.

"Mana gelangnya?" Gusarnya merogoh kantong celananya,memasang gelang huruf s di lengannya.

Tzuyu menatap binar dua gelang di lengannya.

"Apa Sana akan bangga padaku sudah minum sebanyak ini?" Tanyanya dengan senyum menakutkan di wajahnya.

"Heii...aku bilang jangan berdarah" Ucapnya saat lengannya kembali mengucurkan merah.

Tadi Aarin bersikeras ingin membawanya ke dokter,Tapi Tzuyu tidak mau dan berakhir seperti ini.

Bahkan luka tak sempat orangtua itu bersihkan.

Kemeja Tzuyu sudah penuh dengan noda merah yang merembes.

"Aku kira Sana masih belum menerimaku jika baru 7 botol" Tzuyu bergumam mengambil botol kedelapan

"Aaahhhh!" Rancaunya tertawa.

"Sudah 1...2...8 apa Sanaku akan memaafkanku?" Badan kekar itu mulai kehilangan tenaga.

"Sepertinya tidak" Terertawa tapi air mata membanjiri pipinya.

"Dia tidak akan memaafkanku"

"Aku menyakitinya.."

"Aku menyakiti Sanaku hingga terluka...dia menangis karnaku..dia tersakiti"

"Aaakhh!"

"Bodoh!"


Splasssh!

Teriaknya memecah semua botol menggunakan kayu yang ada di sana.

Dirinya tak meringis jika bagian pecahan kaca mengenai wajah tampannya.

Botol pecah begitu saja mengotori lantai balkon,Tzuyu mengusap wajahnya,
terdapat noda darah.

"Ini sakit"

Divorce for us - (SaTzu) END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang