25

908 117 15
                                    

"Oka-san mau pulang?" Sana menatap kedua orangtuanya yang seolah tengah menunggunya pulang.

"Iya..kami harus pulang ke jepang" Jawab Yoraa merasa sedih.

"Ini belum cukup seminggu Ma"

"Hei..buat apa lagi kami tinggal berlama-lama disini hah? Urusanku sudah selesai,sudah tidak ada lagi alasan untuk menetap di negeri ini"

Kembali Sana merasakan sakit atas ucapan ayahnya sendiri,sungguh dirinya sudah tak dipedulikan oleh kedua orangtuanya,
meski Sana tahu ibunya terpaksa tak memperdulikannya juga karna perintah ayahnya.

"Selepas ini urusan kita hanya sebatas kerja sama,jika ada sesuatu penting,kita akan bertemu dengan status rekan bisnis,bukan anak dan ayah!" Tekan tuan Minato menarik paksa istrinya.

Yoraa tersenyum pada Sana,berusaha menahan tarikan suaminya itu.

Mengecup kening anak perempuannya yang sangat di sayanginya.

"Aku menyayangimu sayang,hidup baiklah bersama keluargamu, tenang saja sebisa mungkin aku akan berusaha membujuk ayahmu agar bisa kembali menerimamu" Sana meneteskan air matanya.Hatinya benar-benar perih.

Sana mengangguk,memeluk ibunya erat Sebentar.

"Terimah kasih oka-san,aku minta maaf sekali lagi"

"Jalan Yoraa!"

"Kau pantas bahagia,kami pamit dulu, sampai jumpa"

Sampai di ambang pintu,Hayeen menghentikan langkahnya,menunjuk kasar dada Tzuyu yang masih diam didepan teras rumah Sana.

"Dan kau! Aku tidak akan pernah menerimamu sebagai menantuku,bahkan jika kau mampu menghidupi putriku dengan sangat cukup!,aku akan tetap tak menganggapmu!" Hayeen melayangkan satu pukulan pada perut Tzuyu.

"Akhh...maaf" Hayeen mengabaikan Tzuyu yang membungkuk,lebih memilih masuk kedalam taksi yang sudah di pesannya.

"Kami pamit Tzuyu" Yoraa sedikit tersenyum.

"Terimah kasih..tolong hati-hati dijalan"

Setelah kepergian mobil taksi itu,Tzuyu bergegas menutup pintu gerbang,sekaligus menutup pintu utama rumah Sana.

"Heiii kau menangis lagi?" Sana menggeleng berbohong.

Tzuyu segera memeluknya "Apa mereka benar-benar tidak mau menganggapku lagi sebegai anaknya?" Tanya Sana purau.

"Apa kamu yakin bertanya seperti itu padaku?" Tzuyu menangkup wajah Sana "Ini hanya masalah waktu,kamu hanya perlu bersabar,ayahmu hanya butuh waktu untuk menerimamu kembali,dia melampiaskan semuanya karna perusahaannya ternacam bangkrut karena beritamu" Jelas Tzuyu.

"Tapi memang benar,jika aku yang menyebabkan ini semua terjadi" Tzuyu menggeleng tak setuju.

"Kamu tidak salah,orang-orang yang sulit mengerti keadaan"

"Sudah sedihnya sayang" Ucap Tzuyu gemas "Mana senyumnya?" Sana tersenyum manis.

"Baiklah,aku harus pulang kalau begitu" Senyum Sana memudar saat itu juga.

Dirinya lupa akan perjanjian,jika ornagtuanya sudah pulang,Tzuyu tak perlu lagi tinggal disini.

Sana menggeleng tak terima.Entah peraasan apa dirinya enggan melepas Tzuyu begitu saja,5 hari ini suasananya jadi lebih indah dari biasanya.

"Perjanjian kan s-seinggu,i-ini b-belum seminggu" Kata Sana membuang wajahnya.

Tzuyu tersenyum jahil mengerti arti ucapan Sana.

"Bilang saja tak mau melepasku" Tzuyu tersenyum menggoda memainkan jari nya.

"Itu perjanjiannya" Sana melenggang pergi

Divorce for us - (SaTzu) END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang