35

668 112 14
                                    

"Siapa yang masak ini semua?"

"Sana"

"Sangat enak"

Kedua orang tua Tzuyu begitu menikmati hidangan yang disajikan.Tak sia-sia juga ia memasak 2 jam untuk semua ini.

"Meski ini masakan korea,tapi ini begitu enak masuk ke mulutku" Chenho tertawa.

Rumah ini terasa seperti hidup kembali,kehadiran orangnya Tzuyu membuat suasana yang biasanya sunyi kembali bunyi.

Sana hanya tersenyum malu di puji seperti itu.

"Benar kek..Mama emang jago masak" Sullyoon mangacungkan dua jempolnya.

"Makan gak usah banyak bicara" Ujar Tzuyu.

"Biar gak sunyi entar kek keluarga gak harmonis"

Uhukk...

Segelas air telurur begitu saja ternyata dari Tzuyu.

Sana begitu paham.Situasi ini memang sangat berbeda saat orangtuanya datang dan makan bersama seperti ini.

Sana begitu merasakan perbedaan drastis.

"Kamu gak apa-apa?"

"G-gak apa-apa Tzu" usapnya pada kening yang tiba-tiba mengucurkan keringat.

"Pelan-pelan aja" Sana mengangguk tersenyum.

"Untuk pertama kalinya..makan masakan mantan menantu" Goda Aarin mengejek Tzuyu.




Tok Tok Tok!

Ketukan pintu cukup keras menembus masuk hingga ruang makan,membuat kunyahan ke lima orang tersebut berhenti.

"Siapa?" Tanya Sana heran.

"Ihh mana aku tau ini rumah kamu kok" Jawab Tzuyu "Kamu gak ada pinjaman kan?siapa tau rentenir"

"Kamu ngaco"

"Biar papa yang buka...aku sudah selesai makan dari tadi..." Chenho bergerak keluar,memastikan kembali lewat jendela jika benar ada orang yang mengetuk tadi.

Suara ketokan pun berhenti.

"Gak ada orang"


Tok Tok Tok!

Chenho memutar kunci,menarik gagang pintu dengan pelan.

Tersentak saat itu juga melihat pria yang berdiri di hadapannya.









"C-Chou"

"Hayeen?"

Brakh!

"Apa yang kau lakukan di sini hah!"

Brukh!

"Apa yang kau lakukan di rumah Sana!"

"Jawab!"

Hayeen yang shok itu mendorong pelan Chenho yang tidak siap sama sekali.

Dorongan bertubi-tubi membuat Chenho terjepit di antara tembok dan guci.

"Lepaskan bodoh!" Chou menghempas kuat tangan yang mencekiknya.

Hayeen mundur beberapa langkah,wajahnya amat terlihat marah,kerutan di kening serta urat di tangan begitu menonjol menandakan bahwa ia tengah marah disini.

"Apa yang kau lakukan!" Teriaknya kembali.

Mendengar suara teriakan dari luar,sontak membuat Sana dan yang lain bergegas menuju ruang tamu.

Divorce for us - (SaTzu) END.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang