Bab 30 🔞

468 17 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Niat hanya menemani Firman di saat gundah justru membuat Mira sangat terkejut oleh tindakan pria berkemeja putih itu. Kini dia seperti dikendalikan, dan tubuhnya merespon permintaan Firman melalui sebuah ciuman yang intens dibanding sebelumnya.

Sementara itu, Firman sungguh enggan melepaskan tautan yang telah tercipta. Dia ingin memfokuskan diri menikmati setiap apa yang terpendam dalam diri. Bibirnya menempel beberapa detik kemudian menciptakan lumatan yang menggairahkan. Kini Firman-lah yang memegang kendali, Mira tinggal merasakannya. Beruntunglah Mira menerima tanpa beringsut menjauh darinya.

Kamu menikmatinya juga, Mira. Aku yakin, kamu pasti sangat menyukainya.

Mira menyandarkan tubuhnya di bawah sofa. Firman terus melumat bibir Mira, hidungnya pun menempel di bawah mata wanita tersebut. Keduanya mulai terpejam.

Nafsu sudah di luar kendali, kedua tangan Firman melepas kancing kemeja polos lengan panjang warna putih miliknya hingga menyisakan tank top berbahan tipis yang masih tersisa di tubuhnya.

Deru napas mulai terdengar begitu Firman tak lagi mencium Mira. Pandangannya sangat dekat bahkan bisa melihat istrinya yang masih terpejam.

"Mira." Firman memanggil pelan, sukses membuat Mira membuka mata. "Aku ngaku. Saat kamu pertama kali memperlihatkan leher jenjang itu, aku nggak bisa tahan. Dalam hatiku, aku sangat ingin berbuat hal lebih padamu. Terlebih waktu kamu masak. Aku beneran usaha agar tidak bergejolak. Aku terus menahannya sedari awal.

"Tapi kini, aku lihat kamu sudah menunjukkan bukti itu. Aku percaya setiap respon yang kamu kasih. Kamu sudah banyak berusaha menebus kesalahan kamu. Memang, aku merasa tidak tega bila terus-terus memeperlakukan kamu secara buruk. Terlebih saat aku memarahimu empat hari lalu.

Firman seperti terbelenggu oleh nafsu, dia benar-benar tak peduli siapa yang dia hadapi. Intinya adalah, hasratnya terpenuhi terlebih dahulu.

"Sekarang aku nggak mau kita sebagai tuan dan pelayan. Aku bakal menghargai kamu sebagai seorang istri. Dan aku ... ingin bersama kamu sepanjang malam. Menghabiskan waktu seperti apa yang dilakukan suami-istri pada umumnya."

Kedua ibu jari Firman menyapu pipi halus Mira, sambil tak lupa memberikan jejaknya pada bibir Mira. "Kamu paham maksudku, kan?"

Mira merasa ingin berteriak dari dalam hati. Usahanya kini benar-benar dihargai, meski membutuhkan waktu yang cukup lama. Dia sungguh terperdaya sekarang. Pikirannya tertutupi oleh hasrat yang harus dilampiaskan sekarang juga. Dia belum pernah mendapatkan perlakuan manis seperti itu, bahkan dari mantannya sekalipun.

Lama saling menatap, Firman melanjutkan dengan melumat bibir Mira namun penuh gairah, bahkan lebih daripada barusan.

Pria itu memiringkan kepalanya agar ciuman mereka makin dalam. Sementara Mira menikmati dengan tenang perlakuan Firman hingga kedua tangannya refleks mengalungkan leher suaminya. Pun ini pertama kali mereka berciuman tanpa canggung.

My Temporary TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang