Bab 47

86 5 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Menjelang kenaikan kelas 12

"Berita perundungan di sekolah kita makin diperhatikan banyak orang, dan mereka buat asumsi yang bukan-bukan terkait siapa yang jadi perundung di sekolah kita." Lexi memandang sekilas judul berita melalui komputer miliknya. Lexi tengah berada di markas yang dia buat di dekat sekolahnya, tentu ada Mira juga di tempat itu.

Setelah perundungan yang mereka lakukan diketahui oleh berbagai pihak, baik Mira maupun Lexi berada dalam bahaya. Apalagi guru-guru mereka memegang nama yang telah menjadi perisak di sekolah.

Mira kini sedang gelisah di sofa usang yang ditempati. Setelah melakukan perundungan fisik hanya kepada Firman, juga mengetahui Firman masuk rumah sakit karena luka memar yang dia ciptakan, membuat hidupnya benar-benar terancam. Terlebih lagi, ayahnya mengetahui perbuatan buruknya dan marah besar padanya.

"Kamu ditampar sama ayah kamu karena tahu anaknya adalah pelaku rundungan. Bahkan, korban rundungan itu adalah anak emasnya sekolah," celetuk Lexi mulai berjalan meninggalkan meja kerjanya dan menghampiri Mira yang terus saja mengatur napas. "Jadi harus gimana sekarang? Apa perlu merelakan diri kita untuk dikeluarkan dari sekolah, dan menerima hukuman yang setimpal?"

Mira menggeleng kuat menepis dugaan buruk Lexi. "Nggak. Apa pun yang terjadi, aku nggak mau dikeluarkan dari sekolah. Cuma karena ... aku merundung si anak emas, hidupku jadi seperti ini."

Mira mulai bergetar bahkan di sekujur tubuhnya. Dia ketakutan atas apa yang akan terjadi padanya. Belum lagi ancaman dari orang tua Firman yang akan mempidanakan pelaku perundungan.

"Sampai kapan kita akan main rahasia-rahasiaan begini?" tanya Lexi ketus. "Iya pasti guru-guru akan lebih memojokkanku karena aku adalah ketua geng perundungan di sekolah. Tapi bagaimana dengan kamu? Jika guru-guru tahu kamu yang merundung Firman–notabene adalah anak kesayangan semua guru– apa kamu nggak takut dengan ancaman orang tuanya? Terutama ayahnya Firman yang ngamuk di ruang BK beberapa waktu yang lalu?"

Mira hanya bisa menggigit beberapa kuku di jarinya. Dia tak dapat mengendalikan tubuhnya. Dia terus saja gemetar, takut dengan hal buruk yang akan menimpanya.

"Yudi. Yudi." Lexi menggumamkan satu nama di mulutnya. "Bukannya Yudi itu anak pindahan sekolah kita? Kok bisa dia ikut merundung Firman, dan cowok itu pun cuma satu doang korbannya. Yaitu Firman sendiri?"

"Dia nggak mau merasa tersaingi sama Firman, makanya dia begitu." Mira menjawab cepat rasa penasaran Lexi barusan.

"Yudi mulai berani juga. Bahkan dia tidak minta bantuan kita untuk merundung Firman."

"Tapi dia minta tolong ke aku. Jadi aku turutin kemauannya Yudi." Mira memelankan nada bicaranya, bahkan pandangannya ikut turun ke bawah.

"Karena kamu adalah otak perundungan Firman kan, Mir? Makanya Yudi memercayakan kamu buat bantuin dia?"

My Temporary TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang