Bab 14

206 13 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Dua hari kemudian, tepatnya di akhir pekan, Firman sedang bebersih diri di kamar mandi setelah melakukan olahraga angkat beban serta berlari menggunakan treadmill di tempat gym lantai 8 gedung apartemen. Keringat yang sempat membasahi baju sport ketatnya spontan membuat badannya lengket.

Aroma wewangian dari sabun mandi yang dia gunakan menguar, bahkan memanjakan indera penciuman Firman ketika menggosok tubuh berototnya. Guyuran air pun mulai mengalir di shower dan membilas badannya hingga tak menyisakan buih lagi.

Durasi bebersihnya kurang dari 30 menit. Firman keluar dari kamar mandi dengan handuk warna biru navy yang melilit pinggang. Tubuh kekarnya diperlihatkan, sembari tangannya terus menggosok bagian rambut yang basah menggunakan handuk kecil.

Saat melenggang menuju kamar, tiba-tiba langkah Firman terhenti begitu melihat seorang wanita membungkuk di depan kulkas. Matanya memicing.

Hoodie merah muda, celana tidur kotak-kotak. Mira?

Menyebut ciri-ciri barusan, Firman tahu wanita yang terus memerosok masuk dalam kulkas adalah Mira.

Firman berusaha mendekat, lalu pandangannya makin tertuju pada Mira yang terus mencari sesuatu.

"Cari apa kamu?" tanya Firman seraya bersuara dengan nada tinggi.

Spontan si wanita hoodie merah muda itu terkejut. Dengan cepat tubuh mungil tersebut keluar dari kulkas dan mata istri bohongannya terbelalak.

"Serius banget sih nyarinya. Apa yang kamu cari di dalam kulkas?" Firman bersikap ketus sambil berkacak pinggang. "Ah. Kamu lupa ya, kalau kita tidak boleh ikut campur urusan masing-masing? Terus kamu ngapain masuk dalam unitku?"

Mira merasa tubuhnya bergetar saat melihat sikap semakin galak dari Firman. Dia mengulang-ulang gerakan menelan air liurnya, cemas dengan suasana yang semakin tegang.

"Alih-alih takut, aku malah gugup menatap badan atletisnya ini," gumam Mira dalam hati. "Sungguh, kenapa dia bisa sekeren ini? Mana tonjolan otot di badannya makin jelas lagi."

Mira memilih untuk memalingkan mukanya, tidak berani memandang langsung tubuh atletis Firman. Dia takut saja jika matanya terlalu lama terpaku pada pemandangan tersebut, dia akan merasa seperti merusak privasi suaminya.

"Heh," seru Firman sambil memegang pundak Mira dengan kuat. "Kamu dengar aku tidak? Aku tanya sama kamu, jangan pura-pura budeg!"

"Aku ... kehabisan stok minuman di kulkas," jawab Mira gugup. "Aku ke sini karena kebetulan kamu kasih tahu kode unit ini, makanya aku cari minuman di unitmu."

Begitu selesai menjawab, Mira memalingkan wajahnya lagi, rasanya enggan menatap tubuh kekar itu lebih lama lagi.

"Kenapa kamu menoleh kayak gitu?" tanya Firman seakan melayangkan protes. "Kamu nggak suka aku telanjang dada?"

My Temporary TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang