Bab 60

66 2 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sebulan berlalu. Tidak ada hal yang berubah signifikan dalam kehidupan Mira, terkecuali tubuhnya. Merasakan kehamilan trimester pertama adalah hal yang baru dirasakannya. Tentu, Mira semaksimal mungkin menjaga kandungannya dengan baik dan menghindari kerja yang berat-berat, dan pastinya makan makanan sehat untuk janinnya.

Kini Mira duduk sendirian di ruang utama apartemennya. Pandangan matanya tumpah pada kalung yang dipegangnya. Kalung itu adalah pemberian dari Firman ketika menyelamatkan sang suami dari penyekapan Yudi. Selama Firman koma, kalung itu mulai sering dia kenakan dan sekarang menjadi sumber kenyamanan dan ketenangan baginya.

Ketika dia memutar kalung tersebut di jari-jarinya, sesuatu terasa aneh. Mira memperhatikan bahwa di kalung itu terdapat sesuatu yang tersemat. Dia memperhatikan lebih dekat dan terkejut melihat cincin kecil yang dipasang di kalung. Cincin itu berkilau dan bertuliskan sebuah nama yang sangat dikenalnya.

Dalam diam, Mira membaca nama tersebut dengan lembut. "Mira Utami Hartono." Itu adalah nama lengkapnya, dan dia sadar bahwa cincin yang tersemat di kalung adalah simbol cinta Firman padanya. Air mata mulai menggenang di matanya saat tahu betapa dalamnya perasaan yang dimiliki Firman untuknya.

"Jadi, dia diam-diam menyimpan ini kalau sewaktu-waktu tantangan berhasil?" tanya Mira menduga. Tentu Mira ingat Firman pernah membuat tantangan padanya tentang penyembuhan trauma. Jika berhasil, maka pernikahan mereka bisa diteruskan tanpa bayang-bayang aturan kontrak. Mira jadi menerka-nerka, apa Firman lebih dulu mencintainya sebelum dia merasakan hal yang sama? Mira tak akan memikirkan jawaban tepat untuk pertanyaan itu.

Setelah semua yang telah terjadi, setelah cobaan dan ujian yang mereka alami, Mira tahu bahwa dia harus merenungkan masa depan mereka. Kalung tersematkan cincin yang bukan hanya sekadar perhiasan, tetapi juga simbol komitmen Firman dan kenangan indah yang mereka bagikan.

Mira sempat ingat kala Firman pulang dari kantor, membawa sesuatu yang disembunyikan di belakang tubuh. Bahkan saat itu dia menanyakan, apa yang Firman bawa? Itu ketika beberapa hari setelah mereka menonton film bersama hanya menenangkan pikiran lalu berujung jadi tidur bersama. Mira sangat ingat hal itu.

Cuma perhiasan dan ini punyaku. Mau kugunakan kalau keluar.

Jawaban tersebut terbilang singkat dan masih diingat Mira hingga sekarang. Jadi kalung yang diberikan padanya itu benar-benar kalung untuk Mira yang nantinya akan diberikan setelah pernikahan kontrak mereka selesai.

Kini, pernikahan kontrak mereka sudah lewat dari enam bulan. Yang artinya tidak ada aturan yang mengikat mereka. Namun, keputusan tetaplah berpegang pada Firman, yang hingga sekarang belum sadar dari komanya.

Namun aku berharap aku nggak akan pisah dari kamu, Mir.

Firman sempat mengatakan hal itu secara tegas padanya, dan kembali itu yang paling dia ingat sekarang.

My Temporary TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang