***
Setelah pertemuan singkat antara Heru dan Nindya, kini Mira sendirian di kafe itu. Dia mempersilakan Firman pulang lebih dulu bersama kedua orang tuanya. Agar tidak terlalu kesepian, Mira pun mengajak Lexi untuk datang ke kafe sebab dia juga ingin bicara sesuatu pada sahabatnya.
Tak lama kemudian, suara semangat dari Mira memanggil Lexi pun menggema. Kala memandang dari pintu masuk, seorang wanita dengan jaket hitam memasuki area kafe.
"Alexia!" panggil Mira antusias, bahkan mengangkat tangannya untuk memberikan kode keberadaannya.
Lexi yang tahu tempat duduk Mira pun langsung berjalan pelan menghampiri meja sang sahabat. Bisa dilihat wajah Mira yang sumringah itu, ketika Lexi menarik kursi di hadapan Mira.
Lama sekali Mira tidak bertemu dengan Lexi. Sejauh yang dia ingat, sebelum kerja remote, dia sering berkunjung ke unit apartemen Lexi hanya sekadar curhat atau bersantai bersama. Namun kini, Mira tidak cuma iseng mendatangkan Lexi ke kafe, melainkan dia sungguh punya hal untuk dibicarakan kepada Lexi. Bahkan sangat penting.
Mira menyerahkan minuman yang dia pesan untuk Lexi, sebuah brown sugar milk tea yang masih utuh dan belum tersentuh. Dia memastikan segelnya masih terpasang, memberi tahu bahwa minuman tersebut benar-benar baru.
"Buatmu." Mira menyodorkan tanpa ragu.
"Thank you," balas Lexi, menerima minuman tersebut dengan ramah. Kemudian dia menggantungkan tasnya di sandaran kursi dan duduk lebih nyaman sejajar dengan Mira.
Tanpa menunggu terlalu lama, Lexi membuka topik obrolan. "Oh iya, Mir. Gimana keadaan kamu setelah putus dari Adit? Aku yakin, kamu pasti kecewa berat terhadap tingkahnya yang kadang manipulatif."
Suasana mulai berubah, Mira spontan merenung seolah mencari kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaannya. Dia mendengus keras dan menopang dagunya dengan tangan di atas meja.
"Yah, begitulah. Aku juga nggak nyangka Adit bisa seperti itu," ujar Mira akhirnya.
Tak lama setelah itu, Lexi mengungkit tentang undangan pernikahan Adit yang juga dia terima dari si pemilik undangan. Pernyataan tersebut seolah membuat Mira tercekat.
"Kamu nggak mau datang ke pernikahannya Adit?" tanya Lexi memastikan, apa yang menjadi reaksi Mira kali ini.
Alih-alih membalas, Mira mendengus sekali lagi, sambil menyorot tajam sang sahabat. Dia berusaha menyingkirkan kesan bahwa kedatangan di pernikahan Adit bisa menjadi jalan untuk memperbaiki semuanya. Maka saat itu pula, dia memutuskan untuk berbicara jujur.
"Buat apa aku datang? Kalau aku bisa cepat move on dari pria tidak tahu diri itu," ucap Mira tegas.
Lexi yang sedang menyesap minuman hampir tersedak mendengar jawaban itu. Bahkan dia sampai batuk-batuk, terkejut dengan pernyataan Mira barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Temporary Teacher
RomanceBerangkat dari keinginannya belajar digital marketing, membuat Mira mendesak Firman--sahabat lamanya-- untuk mengajari sesuatu padanya. Tanpa disangka, masa lalu Mira terkuak melalui perantara Firman yang sangat ingat betul kelakukan Mira di masa SM...