***
"Bu? Kok Ibu bengong?" tanya Yudha menyadari wanita di hadapannya cuma termangu, tanpa menjawab pertanyaannya tentang Mira yang gugup di hari pertama sebagai guru.
Mira masih setia dengan lamunannya, bahkan dia menatap lekat pria yang mirip atau plek ketiplek dengan Firman.
Kamu Firman. Kamu bukan Yudha. Kamu Firman, kamu itu bukan Yudha.
"Ibu?" Yudha menggoyangkan lengan Mira hingga kesadaran wanita tersebut perlahan terpanggil dan spontan Mira menggelengkan kepala agar tak melamun terlalu jauh.
"Hah?" Cuma kata singkat itu yang keluar dari mulut Mira. Kini dia mulai mengangkat buku-buku yang terhambur barusan.
"Ibu belum ke ruang guru? Saya baru sehari masuk di sini, dan saya tidak melihat Ibu di ruang guru. Karena ini hari pertama Ibu ..."
"Saya belum ketemu Bu Nisa." Mira langsung menyela, menyebutkan nama kepala sekolah SMA Sentosa. Tentu tak lain adalah tantenya sendiri. "Saya ingin ke ruangannya Bu Nisa, cuma saya nggak tahu ruangannya."
Sebelum benar-benar ke SMA Sentosa, Mira memang belum diajak tur oleh tantenya. Rencananya di hari pertama sekolah, Mira dan Nisa akan keliling sekitar gedung sekolah. Meskipun Mira adalah alumni, namun Mira merasa sekolahnya banyak berubah. Bahkan peletakan kelasnya diacak, hingga membuat Mira kebingungan. Ditambah lagi ada gedung belakang yang membatasi pagar tanaman, untuk siswa baru kelas 10.
"Mau saya temani ke ruangan beliau?" Yudha atau kembaran Firman tiba-tiba menawarkan. Tak lupa Yudha juga mengulurkan tangan seakan melepas keraguannya agar Mira tidak tersesat.
Mira sekali lagi termangu. Perlakuan baik Yudha persis sama dengan Firman. Dia sungguh tak ingin memandang pria di depannya adalah orang lain, di dalam hatinya dia merasa pria tersebut adalah Firman.
"Eh, Mira! Astaga, kamu udah sampai lebih dulu di sekolah?" Wanita paruh baya dengan blazer abu-abu sebagai luaran pakaiannya langsung menyambut keponakan sangat bersemangat. "Harusnya bilang dulu ke saya. Aduh, pasti repot ya pinjam buku di perpustakaan?"
Nisa mendadak terkejut bahwa di depan Mira adalah guru baru yang dia rekrut dua pekan lalu. Nisa tahu, pria itu adalah Yudha Pratama. Guru kelas peminatan untuk tingkat dua.
"Nah, itu Bu Nisa-nya udah ada. Silakan, ngobrol sama beliau." Yudha mengangkat satu tangannya sejajar dengan bagian perut, mempersilakan Mira agar berinteraksi dengan sang kepala sekolah.
"Maaf, Bu Nisa. Saya duluan ya." Yudha dengan ramah berucap pamit kemudian Nisa membalas dengan senyuman hangat.
Tinggallah mereka berdua, dalam kondisi Mira masih menopang buku di atas kedua telapak tangan.
"Ngapain kamu repotin diri kamu, Mira?" keluh Nisa kala melihat Mira yang kesusahan membawa buku-buku berat. "Kamu kenapa nggak bilang dulu ke tante, kalau mau datang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Temporary Teacher
RomanceBerangkat dari keinginannya belajar digital marketing, membuat Mira mendesak Firman--sahabat lamanya-- untuk mengajari sesuatu padanya. Tanpa disangka, masa lalu Mira terkuak melalui perantara Firman yang sangat ingat betul kelakukan Mira di masa SM...