***
"Jadi .... Mira sudah menikah?" tanya Yudi pada salah satu anak buah yang berdiri dekat meja tempatnya duduk. Yudi spontan melempar tatapan tajam pada anak buahnya tersebut.
"Iya. Saya juga mencari tahu siapa suaminya. Dan ... itu akan mengejutkan Anda." Pria berjaket kulit itu tampak ragu melanjutkan ucapan.
"Siapa suaminya Mira?" tanya Yudi penasaran, sembari telunjuk di tangan sebelah kanan mengetuk meja warna cokelat.
Pria berambut cepak itu menelan salivanya, menundukkan kepala seolah tak sanggup melihat wajah suram dari bosnya sendiri.
"Firman. Firman Setiawan."
Yudi mulai mendengus. Sedikit demi sedikit dia telah mengorek informasi terbaru. Tapi yang cukup mengherankan adalah, kenapa Mira harus bohong padanya? Dikata tinggal sendirian di apartemen, namun ternyata Mira tinggal bersama suaminya.
Tidak sia-sia memanggil anak buahya pada esok hari dan menagih informasi yang dia minta. Tentu setelah rekan kerjanya pulang lebih dulu, Yudi mulai melakukan apa yang seharusnya.
"Ternyata hubungan mereka makin berkembang juga, ya." Yudi bermonolog tanpa mempedulikan anak buah yang berdiri di sampingnya. "Dari musuh, sahabat, hingga suami-istri. Aku yakin Mira ada maksud tertentu menikahi korban rundungannya sendiri."
"Maaf jika saya melancang. Bukankah Mira sepenuhnya sudah berubah?" Anak buahnya menyela. "Mira kan sering menolong Firman di saat Anda mengganggunya waktu SMA."
"Aku tahu, kok. Mira memang berubah. Hanya saja, aku masih heran aja kenapa bisa Mira menikah dengan Firman? Apa dia mau menebus kesalahannya atau bagaimana?"
Anak buahnya tidak lagi menanggapi, fokus menundukkan kepala sambil kedua tangan ditaruh ke depan tubuh.
"Kamu cari banyak-banyak informasi tentang Firman. Aku membutuhkannya segera." Yudi memberikan perintah, kemudian memberikan kode tangan pada anak buahnya untuk segera menjauh.
Yudi tetap melakukan pekerjaannya di kafe yang sama seperti sehari lalu. Dia menggambar di tabletnya hingga memberikan warna pun hampir selesai. Yudi memang memiliki tugas untuk mempresentasikan proyek suatu teknologi. Tentu, Yudi membuat sebuah program perangkat lunak yang memungkinkan bakal memudahkan penggunanya dalam mengerjakan sebuah tugas besar. Yudi belum yakin kapan proyeknya akan selesai, jelasnya proyek tersebut masih dalam tahap pengembangan dan penyempurnaan.
Yudi berniat akan pulang setelah selesai dengan urusannya di kafe. Tapi saat menenteng tas jenis briefcase miliknya, tiba-tiba dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.
Seorang pria dan wanita saling berhadapan, dan saling melempar tawa. Yudi kenal wanita berpakaian cardigan merah muda itu. Senyuman yang ditampilkan sangatlah khas, kedua mata tidak ikut menyipit saat mengembangkan lengkungan bibir. Ya, Yudi bisa tahu siapa wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Temporary Teacher
RomanceBerangkat dari keinginannya belajar digital marketing, membuat Mira mendesak Firman--sahabat lamanya-- untuk mengajari sesuatu padanya. Tanpa disangka, masa lalu Mira terkuak melalui perantara Firman yang sangat ingat betul kelakukan Mira di masa SM...