Bab 71

37 0 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bisa kita ketemu di Kafe Semesta? Saya kirimkan lokasinya.

Pesan dari mantan bosnya membuat Surya tampak terkejut. Bagaimana tidak? Pesan singkat dari Heru, tanpa pembuka dan penutup yang detail, padahal setahunya Heru suka menjelaskan sesuatu hal dengan jelas. Apalagi Heru bisa saja memberitahu maksud dan tujuannya mengajak Surya ke kafe.

Surya menjatuhkan dirinya ke sisi ranjang, memandang lamat-lamat layar ponselnya. Jika dilihat dari pemilihan kalimat, bahkan tanpa emot sama sekali, apakah Heru mengetahui sesuatu? Terutama soal masa lalu putrinya?

Surya jadi takut duluan, apabila Heru telah tahu terkait masa lalu kelam yang dialami Firman, disebabkan oleh Mira.

Tak lama setelah Surya melamun sejenak, gelembung pesan terbaru mulai tercipta seirama dengan nada dering singkat di ponselnya.

Lokasinya sudah saya kirim. Saya tunggu saat jam makan siang.

Bagaimana jadinya bila Surya memutuskan tidak memenuhi janji tamu karena alasan sibuk? Surya sempat memikirkan hal itu. Lantas apa reaksi Heru saat tahu Surya menunda pertemuan?

Kuat dugaan Surya, Heru pasti membahas masa lalu sang putri. Terlebih, Surya tahu bahwa Firman telah sadar dari koma. Membuat Surya semakin yakin bahwa Heru akan mengungkit penyerangan botol beling. Sebagai seorang ayah dari korban, mana mungkin Heru melupakannya begitu saja?

Surya menghela napas, berusaha mengatur dirinya. Surya berusaha berpikir positif, harap saja Heru membahas hal lain di luar perundungan. Surya memang siap jika Heru memilih obrolan terkait demikian, namun dia belum siap kalau Heru membuat reaksi lain yang tidak dia duga. Akankah Heru dapat memaklumi kesalahan anaknya? Surya mengharapkannya.

Di sisi lain, Lexi tengah melintasi kawasan perumahan seraya mengemudikan mobilnya. Tiba-tiba, mobil jenis crossover warna putih terparkir di depan minimarket ruko. Tampak, pria paruh baya berkacamata mengenakan jaket krim keluar dari mobil tersebut. Sekilas Lexi memandang hadapannya, begitu dia menepi di pinggir jalan.

"Itu kan ... Om Surya?" tebak Lexi. Dia sangat yakin bahwa bapak yang masuk tergesa-gesa dalam minimarket itu adalah ayah sahabatnya. Bisa terlihat pula bahwa kawasan perumahan tersebut adalah tempat tinggal Mira. Lexi tahu karena sempat ke rumah Mira saat SMA. Jarak dari apartemen Mira tentu terbilang jauh, sekitar hampir setengah jam.

"Om Surya ngapain buru-buru begitu?" Lexi menggumam bertanya. Menangkap penglihatan Surya yang mempercepat langkah menuju mobil crossover miliknya. Tampak pula Surya memegang sebungkus rokok di tangan sebelah kiri.

"Apa perlu kuikutin aja ya?" Lexi mengusulkan. Tapi, bagaimana dengan kotak cokelat besar itu? Rencananya dia ingin memberikannya ke Mira, karena dia sudah janji dari dua hari lalu.

"Aku ikutin kali ya. Aku penasaran kenapa Om Surya buru-buru, seakan ingin ketemu seseorang." Lexi langsung memutar persneling dan menginjak gas perlahan seraya memasang mata, mengunci pandangan pada mobil crossover yang dikendarai Surya.

My Temporary TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang