***
Lexi merasa lega dan berterima kasih saat beberapa anak buahnya dengan cepat mengambil inisiatif membawa Firman ke rumah sakit yang berjarak hampir 30 menit dari perkotaan.
Selama perjalanan menuju rumah sakit, Lexi bersyukur Firman masih belum menunjukkan tanda-tanda aneh, yang artinya Firman dalam keadaan tidak sadarkan diri. Beruntunglah Firman hanya pingsan dan tidak meninggal di tempat itu.
Setelah Firman dimasukkan di ruang UGD, Mira dan Lexi duduk di kursi tunggu depan ruangan tersebut. Mereka menunggu informasi terbaru terkait keadaan Firman. Wanita berjaket hitam itu memandang Mira. Kepalanya tertoleh ke sebelah kiri. Bisa dilihat mata Mira sembab, dan masih ada sisa-sisa air mata yang mengering di bagian pipi.
Tentu Lexi paham, karena ambisi Yudi yang belum kunjung habis, membuat Mira jadi tak dapat membendung kesedihannya. Belum lagi rahasia Mira, di mana Mira memulai lebih dulu perundungan terhadap Firman. Kekhawatiran Lexi terasa begitu nasib rumah tangga Mira dan Firman berada di ujung tanduk, saat rahasia itu perlahan terbongkar. Apa yang terjadi ketika Yudi menyebarkan rahasia tersebut ke anggota keluarga Firman?
Membayangkannya saja sungguh rumit. Lexi segera menggelengkan kepalanya, menjauhi pikiran buruk yang berada dalam kepala. Lexi tahu Yudi pasti tidak sadarkan diri habis dipukuli Firman, dan dia enggan tahu lebih detail tentang kondisi Yudi sekarang. Prioritasnya kini adalah Mira. Mengetahui betapa terpukulnya Mira atas kejadian itu, Lexi seakan ingin melindungi Mira seraya mencari cara bagaimana memberitahukan masa lalu Mira juga dirinya kepada Firman saat terbangun nanti.
"Lexi." Mira memanggil, memecah keheningan yang memenuhi ruangan. Suaranya penuh keraguan.
"Kenapa, Mir?" Lexi menjawab dengan lembut, suaranya hampir seperti bisikan.
"Apa aku istri yang buruk?" tanya Mira lirih. "Aku merasa bodoh sebab terlalu menyembunyikan rahasiaku padanya. Nggak cukup aku yang merusak hidupnya, aku merasa seperti terancam bahwa perpisahan antara aku dan Firman makin di depan mata. Aku memang nggak pantas jadi seorang istri. Aku bodoh, ceroboh, karena aku terus sembunyikan hal-hal darinya."
Lexi segera meraih bahu Mira perlahan-lahan, mencoba memberikan sedikit hiburan serta kekuatan. "Mira. Kamu jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Yang terpenting sekarang adalah Firman dalam kondisi baik-baik saja. Pun dia masih hidup. Beruntung loh kita bisa bawa dia ke rumah sakit dengan cepat. Juga, kita sudah beri tahu ayah dan ibunya agar segera datang ke rumah sakit. Ingat juga, Mir. Firman tak dengar apa yang kita bicarakan di rumah itu tadi."
Mira menepis tangan sahabatnya dari bahunya, seperti merasa tidak puas dengan jawaban Lexi. "Kamu tuh nggak bakal paham gimana perasaanku, Lex. Aku sudah terlalu banyak khawatir, dan ancaman bahwa rumah tanggaku akan hancur, ditambah rahasia masa lalu yang bakal terbongkar bikin aku makin kewalahan. Kamu ... lebih peduli gitu terhadap Firman yang selamat daripada perasaanku?"
"Mira, aku nggak bermaksud bilang seperti itu." Lexi berusaha menjelaskan, ingin Mira tidak terlalu membebani dirinya sendiri.
Mira melanjutkan ucapan, suaranya penuh dengan ketakutan. "Aku takut kalau saja ... Firman mungkin mencari tahu tentang masa lalu kita. Dan jika dia tahu, dia mungkin akan menceraikanku. Aku nggak mau dia menceraikanku, Lex. Aku nggak mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Temporary Teacher
RomanceBerangkat dari keinginannya belajar digital marketing, membuat Mira mendesak Firman--sahabat lamanya-- untuk mengajari sesuatu padanya. Tanpa disangka, masa lalu Mira terkuak melalui perantara Firman yang sangat ingat betul kelakukan Mira di masa SM...