Bab 34

171 10 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Firman sedang dalam perjalanan pulang bersama ayahnya setelah melakukan konsultasi terhadap penyakit mental yang dialami. Firman hanya dianjurkan rutin meminum obat dan bila ada gejala-gejala tertentu, maka harus menuliskannya dalam buku catatan khusus sehingga menjadi pertimbangan dalam konsultasi selanjutnya.

Selagi Firman memandang luar jendela, Heru bersuara memecah hening.

"Baguslah kamu bisa terus dekat dengan istrimu," celetuk Heru dengan kedua tangan memegang kemudi. "Ayah nggak perlu susah-susah mengkhawatirkanmu. Bahkan Mira sekarang menjaga kamu. Itu suatu perkembangan yang bagus buat kalian berdua."

Firman tertawa sebagai balasan. "Memang seharusnya begitu sih, yah. Secara Mira sangat khawatir sama aku."

"Oh iya, konsultasi selanjutnya, kamu ajakin si Mira. Biar dia tahu kondisi kamu secara detail."

"Yah, kalau Mira-nya mau." Firman menanggapi seadanya. "Lagipula Mira juga berperan penting dalam penyembuhan trauma yang kualami."

"Betul." Heru membenarkan sambil memasang fokus ke depan mengemudikan kendaraannya. "Ayah tuh senang banget lihat kalian yang makin lengket. Ayah jadi berpikir yang nggak-nggak tentang pernikahan kalian gimana. Bukannya ayah pesimis, cuma karena kalian yang tiba-tiba menikah dan persiapannya sangat-sangat mendadak. Apalagi pernikahan kalian juga tidak terlalu meriah."

"Ayah nggak perlu khawatir. Intinya kami berdua baik-baik saja dan tidak ada masalah di antara kami."

Ketegasan Firman mulai terlihat saat dirinya mengatakan dengan agak lantang bahwa dia tidak memiliki masalah apa pun dengan Mira.

Lagipula, aku mulai perlahan-lahan ... ingin menaruh perasaanku pada Mira. Batin Firman seraya mematri senyuman ringan.

"Ayah ada jadwal mengajar hari ini?" tanya Firman ketika hening mulai menghampiri. "Aku jadi repotin ayah lagi dengan mengantar sampai ke rumah sakit."

"Jadwal ayah siang, pun hanya satu," jawab Heru dengan cepat. "Terus kamu gimana? Kamu nggak ke kantor?"

"Kebetulan sudah izin nggak masuk kantor karena alasan ingin berobat. Pun, aku juga sudah minta surat keterangan sakit untuk diteruskan ke kantor."

Heru melenggut kemudian. "Kamu memang sebaiknya ambil banyak waktu istirahat, apalagi ayah diberitahu sama Mira kalau kamu pulang nyaris kemalaman. Apa kantormu sedang ada masalah internal?"

Firman menggeleng santai. "Nggak yang parah-parah banget masalahnya. Itu beberapa pekan lalu waktu optimasi iklan berjalan buruk tanpa adanya persiapan matang. Mereka–anak-anak kantor– pada gegabah, jadinya ya Firman, anak ayah inilah yang meluruhkan masalah kantor."

"Kamu sendiri yang membenahi masalah kantor?"

"Daripada mereka makin-makin membuat masalah, bisa saja bapak manajer yang kena atau nanggung masalah anak-anak. Makanya Firman bantuin Kak Hardi untuk memperbaiki berbagai problem di kantor. Beruntung dua sampai tiga hari, optimasi berjalan normal ."

My Temporary TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang