#Hai...hai...semua!!!
Aku balik lagi nih....
Maaf ya lama enggak update dan sekarang aku update...
Semoga kalian suka ya!!!
Happy reading semua!!!
Usia kandungan Nindy sudah memasuki bulan ke empat dan itu membuat Arya semakin protektif dengan apa yang Nindy lakukan di setiap hari nya.
Kemaren mereka baru saja cek kandungan dan hasil nya cukup baik, janin yang Nindy kandung berkembang baik dan sehat. Perut Nindy juga lebih besar dari sebelum nya.
Cup.
"Ingat pesan aku tadi"ujar Arya setelah mencium kening Nindy.
Nindy mengangguk mengerti.
"Kamu juga hati-hati, jangan ngebut bawa mobil nya"ujar Nindy mengingatkan.
"Iya"jawab Arya lalu cowok berlutut di depan perut Nindy.
"Sayang, ayah pergi kerja dulu ya. Kamu jangan bandel di dalam perut bunda, jangan nyusahin bunda selagi ayah kerja ya"ujar Arya sambil mengusap perut Nindy.
Nindy tersenyum sambil mengusap rambut Arya dengan lembut.
Kebiasaan Arya jika ingin pergi selain berpamitan kepada nya, cowok itu juga akan berpamitan pada bayi dalam kandungan nya.
Cup.
Selain berpamitan, Arya juga mendaratkan satu kecupan di perut Nindy.
Setelah nya Arya bangun lalu mengusap pipi Nindy dengan lembut.
"Aku berangkat dulu"pamit Arya sambil tersenyum.
Nindy mengangguk lalu mencium telapak tangan Arya.
Arya berjalan menuju mobil nya lalu segera masuk ke dalam mobil.
Nindy masih berdiri di teras, perempuan itu akan masuk saat mobil Arya sudah keluar dari gerbang.
Nindy melambaikan tangan nya saat Arya membunyikan klakson mobil dan menjalankan mobil nya keluar dari gerbang.
Setelah kepergian Arya, perempuan itu pun berjalan masuk ke dalam rumah.
Sesampai nya di dalam, Nindy ber papasan dengan Alvian yang seperti nya juga akan berangkat ke rumah sakit.
"Arya udah berangkat?"tanya Alvian saat cowok itu sudah berdiri di depan Nindy.
Nindy mengangguk.
"Udah, baru aja"jawab Nindy.
"Kamu mau berangkat?"tanya Nindy.
Nindy kini sudah tidak lagi menggunakan kata 'lo dan gue' saat bicara dengan Alvian. Arya melarangnya karena itu tidak sopan dan di tambah lagi dirinya sedang mengandung, takut nya berdampak pada janin yang Nindy kandung.
Awalnya Nindy dan Alvian kaku saat mengucapkan kata 'aku dan kamu' namun lama-kelamaan mereka mulai terbiasa.
Alvian mengngguk.
"Hati-hati di jalan, jangan ngebut juga bawa mobil nya"ujar Nindy memberi nasehat.
Alvian mengangguk lalu menundukan kepala nya ke depan perut Nindy.
"Boleh kan?"tanya Alvian sambil menatap Nindy.
Nindy mengangguk.
Alvian yang mendapat lampu hijau pun segera mengarahkan telapak tangan nya ke perut Nindy lalu mengusap nya pelan.
Kebiasaan Alvian juga sama seperti Arya, cowok itu pasti akan berpamitan terlebih dahulu kepada bayi yang Nindy kandung.
Baik Nindy ataupun Arya juga tidak keberatan karena Alvian hanya sebatas mengusap perut Nindy saja.
Bahkan sebelum Alvian mengusap perut nya, cowok itu pasti akan bertanya boleh atau tidak.
"Ponakan om yang paling cantik, om kamu yang paling ganteng ini kerja dulu ya"ujar Alvian sambil mengusap perut Nindy.
Nindy yang mendengar perkataan Alvian hanya menggelengkan kepala.
Padahal sampai sekarang kita semua belum tahu apa jenis kelamin bayi yang Nindy kandung karena anak nya itu terus membelakangi saat dokter akan melihat jenis kelamin nya, tapi Alvian sudah yakin bila Nindy mengandung bayi perempuan.
"Masih yakin kalau dia perempuan?"tanya Nindy.
Alvian mengangkat kepala nya lalu mengangguk yakin.
"Kalau nanti ternyata bukan perempuan kamu jangan kecewa"ujar Nindy.
"Heemm"jawab Alvian.
"Mau nitip sesuatu? Nanti pulang aku beliin"tanya Alvian.
Nindy tersenyum, pas sekali perempuan itu sedang menginginkan sesuatu dan Alvian menawarkan diri untuk membelikan nya.
"Martabak asin spesial"jawab Nindy sambil tersenyum.
"Itu aja?"tanya Alvian.
Nindy mengangguk.
"Yaudah, entar aku beliin sebelum pulang"ujar Alvian.
Nindy mengangguk.
"Aku berangkat"pamit Alvian.
Nindy mengangguk lalu Alvian pun berjalan melewati Nindy.
Setelah kepergian Alvian, perempuan itu berjalan ke dapur.
Sesampainya di dapur, Nindy melangkahkan kaki nya ke arah kulkas. Perempuan itu membuka kulkas lalu mengambil dua buah apel dan membawa nya ke wastafel untuk di cuci.
Setelah di cuci, perempuan itu mengambil pisau lalu memotong apel menjadi beberapa bagian.
Selesai dengan buah apel nya, perempuan itu kembali membuka kulkas lalu mengambil susu hamil yang sudah Arya buatkan tadi sebelum mereka sarapan.
Sudah satu minggu ini, perempuan itu meminum susu kehamilan dalam keadaan dingin, dokter pun tidak melarang nya asal tidak terlalu sering saja.
Nindy membawa gelas yang berisi susu dan piring yang berisi buah apel ke ruang tengah.
Perempuan itu akan memakan buah dan meminum susu sambil menonton tv.
Kalau kalian tanya di mana mertua Nindy berada sekarang, maka jawaban nya mereka sedang pergi liburan ke Bali sejak kemaren, tapi mereka bukan hanya sekedar pergi berlibur namun juga mengurusi pekerjaan di sana.
Walaupun Nindy di rumah hanya bersama ART dan satpam, Arya terus memantau Nindy lewat cctv yang Arya pasang di tempat-tempay yang sering Nindy datangi, seperti ruang tv, halaman belakang, teras dan halaman rumah, bahkan di kamar mereka juga ada.
Nindy tahu Arya memasang cctv namun perempuan itu tidak mempermasalahkan nya karena Arya tidak mengekang nya.
Akses cctv bisa di buka semua anggota keluarga termasuk Nindy tapi hanya kamar mereka yang akses nya hanya Arya yang bisa membuka.
Bersambung...
Di tunggu notif nya.....
22 Desember 2022
19 April 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Arya, My Great Husband (Season 2)
FanfictionMenceritakan tentang kehidupan Arya dan Nindy setelah mereka lulus kuliah... ############################### "Jadi isteri saya sakit apa dok?"tanya Arya sambil menatap dokter Dian penasaran. "Isteri mas tidak sakit apa-apa"jawab dokter Dian. "Enggak...