BAB 68. Ending

3.2K 84 14
                                    






#Hai semua....

Part ini adalah part ending...enggak nyangka bisa sampai di part ini juga.

Jangan kecewa sama ending nya ya
Extra part entar ya, aku belum ketik tapi udah ada ide nya.

Makasih karena udah setia menunggu aku sampai cerita ini ending.

Jangan lupa buat mampir ke judul baru ku ya!!!!


Happy Ready Semua!!!!













Tepat pukul dua belas lewat dua belas menit, Nindy berhasil melahirkan anak pertama mereka dengan keadaan sehat dan tidak ada cacat sedikit pun, bayi itu berjenis kelamin perempuan, dengan berat badan tiga koma dua puluh dua kilo gram dan tinggi badan enam puluh dua centimeter.

Kini kebahagian Arya dan Nindy sudah lengkap karena adanya anak di antara kedua nya.

"Ini beneran perempuan?"tanya bunda Irma saat melihat cucu nya yang tengah tertidur di dalam box bayi.

"Kenapa? Wajah nya Arya banget ya Ma?"tanya mama Fina yang juga sedang melihat cucu nya yang tengah tertidur.

Bunda Irma mengangguk.

"Alis nya, bibir nya, hidung nya Arya banget ini, apalagi rambut nya yang persis kaya Arya"ujar bunda Irma.

"Nindy enggak ada ini mah"lanjut bunda Irma.

Nindy yang mendengar itu merasa kesal karena dirinya yang mengandung sembilan bulan malah tidak mendapatkan apa-apa dari anak nya.

"Ma, ini kok wajah nya kaya Arya waktu bayi? Papa ingat banget wajah Arya waktu bayi"tanya papa Bimo yang juga ikutan melihat cucu nya saat mendengar komentar dari para nenek nya.

Saat para nenek dan kakek nya yang asik berkomentar akan wajah anak mereka, Arya memilih terus menggegam telapak tangan Nindy.

"Makasih"ujar Arya tulus.

Nindy hanya tersenyum sambil mengangguk.

"Kamu hebat...isteri aku hebat banget"ujar Arya lalu mencium telapak tangan Nindy yang di genggamnya.

"Suami aku juga hebat"ujar Nindy sambil mengusap pipi Arya.

"Maaf ya kalau tadi sempet melukai kamu"ujar Nindy merasa bersalah karena saat melahirkan tadi, Nindy tanpa sengaja telah mencakar lengan Arya bahkan juga sempat menggigit lengan Arya.

"Enggak papa, cuma luka kecil gini"jawab Arya.

"Ar"panggil mama Fina.

Arya hanya menatap ke arah mama Fina.

"Nama nya siapa ini?"tany mama Fina.

Arya dan Nindy saling menatap lalu mengangguk bersamaan.

"Nama nya Ameera Zoya Annaila Mahendra, bisa di panggil Zoya"jawab Arya mantap.

Nindy tersenyum saat Arya menyebutkan nama putri mereka, nama yang sudah mereka sepakati bersama.

"Artinya?"tanya bunda Irma.

"Anak perempuan yang selalu menyenangkan dan akan menjadi pemimpin dengan penuh kegembiraan"jawab Nindy.

"Nama nya bagus, artinya juga bagus. Kalian pintar mencari nama"ujar mama Fina, perempuan itu suka dengan nama yang di berikan pada cucu nya.

Ah iya sampai lupa, Alvian tidak ada di ruang rawat Nindy, cowok itu sedang pergi  keluar untuk mengangkat telfon.

"Halo Zoya, ini oma sayang"ujar mama Fina memperkenalkan diri pada cucu nya.

"Berarti papa di panggil opa?"tanya papa Bayu pada isteri nya.

"Kenapa? Papa enggak suka di panggil opa?"tanya mama Fina sambil menatap suami nya.

"Suka ma"jawab papa Bayu cepat lalu mengalihkan pandangannya pada cucu nya.

"Bunda mau di panggil nenek aja. Ayah setuju enggak di panggil kakek?"tanya bunda Irma pada suami nya.

"Setuju bun"jawab ayah Bimo pasrah. Menolak pun percuma, padahal dirinya ingin di panggil opa tapi yasudah lah, di panggil kakek juga tidak terlalu buruk.

"Ini boleh di gendong enggak sih?"tanya mama Fina gemas ingin menggedong bayi mungil yang masih enggan membuka mata nya.

"Jangan ma, kan baru aja tidur"ujar papa Bayu cepat.

Setelah di beri ASI, bayi Zoya memang langsung kembali tidur dan belum bangun lagi hingga sekarang.

Tadi waktu memberi ASI untuk pertama kali, Nindy sempat panik karena ASI nya tidak kunjung keluar namun tidak berlangsung lama karena suster langsung membantu Nindy agar ASI nya segera keluar.

Ceklek.

"Kamu lama banget Al? Angkat telfon dari siapa sih?"tanya mama Fina saat melihat keponakan nya baru saja masuk ke dalam ruang rawat Nindy.

"Papa"jawab Alvian singkat lalu segera berjalan ke arah box bayi tempat keponakan nya berada.

"Panji?"tanya papa Bayu.

Alvian mengangguk.

"Nama nya siapa?"tanya Alvian sambil mengusap pelan pipi keponakan nya dengan lembut dan pelan.

"Ameera Zoya Annaila Mahendra"jawab bunda Irma mewakili Arya dan Nindy.

"Halo Ameera"sapa Alvian.

"Panggilan nya Zoya"ujar bunda Irma memberi tahu.

"Halo Zoya"sapa Alvian ulang.

"Ngapain papa kamu telfon?"tanya mama Fina masih penasaran.

"Papa tanya Al di mana, soalnya tadi papa ke apartemen Al"jawab Alvian.

"Ngapain papa kamu ke apartemen kamu?"tanya mama Fina.

"Bunda tanya sendiri aja sama papa, Al males jawab nya"jawab Alvian.

"Kok Zoya tidur mulu sih?"tanya Alvian.

"Nama nya juga bayi Al, ya kerjaan nya cuma tidur doang"jawab bunda Irma.

Alvian mengangguk paham.

"Kapan Zoya bisa pulang?"tanya Alvian.

"Besok"jawab Arya.

"Ke Vila apa langsung ke rumah?"tanya Al.

"Langsung ke rumah, tadi mas Ari jemput mbak Isla di vila biar bisa langsung bersih-bersih rumah dan kamar  Zoya"jawab Arya.

"Bentar deh...ini beneran perempuan kan?"tanya Alvian saat baru sadar bila wajah Zoya seperti laki-laki.

"Iya Al, seperti dugaan lo selama ini"jawab Arya.

"Wajah nya kok kayak laki-laki? Wajah nya kayak enggak asing. Ini kayak wajah Arya waktu bayi kan?"tanya Alvian saat ingat foto Arya waktu bayu.

"Bun...ini mirip banget sama Arya bayi"ujar Alvian pada mama Fina.

Mama Fina mengangguk menyetujui perkataan keponakan nya.

"Kalau di lihat-lihat, Nindy enggak ada di sini"ujar Alvian.

"Bisa-bisa nya Nindy enggak kebagian padahal Nindy yang mengandung dan melahirkan"lanjut Alvian enggak habis fikir.

Nindy mendengus kesal karena semua orang mengatakan putri nya lebih mirip Arya di banding dirinya yang berstatus ibu kandung.

Ending....

Part ending nih!!! Ayo kasih vote dan komen!!!!



29 Mei 2023
07 Juni 2023

Arya, My Great Husband (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang