BAB 58.

1.5K 45 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






#Hai semua!!!

Pagi di akhir bulan Mei gini enak nya update untuk menutup bulan Mei.

Mei kalian happy atau sad?

Semoga suka ya sama part ini...

Happy Reading semua!!!!







Mungkin semua calon ibu baru akan mengalami yang namanya rasa cemas dan takut menjelang hari persalinan tiba dan itu juga berlaku untuk Nindy. Calon ibu muda itu hampir setiap malam selalu mengeluh takut pada Arya, banyak hal yang ibu hamil itu takutkan. Mengingat tinggal satu bulan lagi perempuan itu akan melahirkan buah hati pertama nya.

Arya yang selalu mendengar keluh kesah dari sang isteri hanya mampu menenangkan dan memberi semangat agar Nindy tidak merasa takut dan cemas lagi.

"Kalau nanti terjadi sesuatu sama aku, aku minta rawat dan sayangi dia, jangan benci dia ya Ar"ujar Nindy sambil mengusap kepala Arya yang sedang mencium perut buncit nya.

"Ngomong apa sih kamu?"tanya Arya sambil menatap Nindy tidak suka.

"Aku cuma enggak mau kamu nyalahin dia kalau terjadi sesuatu yang buruk sama aku"ujar Nindy.

"Kamu atau pun dia akan baik-baik aja, percaya sama aku"ujar Arya meyakinkan Nindy.

Nindy hanya tersenyum mendengar perkataan Arya.

"Lihat sayang, bunda kamu lagi-lagi berfikir yang tidak-tidak"adu Arya pada bayi yang berada di dalam perut Nindy.

Cup.

Satu kecupan Arya berikan pada perut buncit Nindy.

"Jangan suka mikir yang aneh-aneh, kamu harus yakin kalau semua bakal baik-baik saja"ujar Arya sambil menatap wajah sang isteri.

"Aku enggak bisa janji"jawab Nindy sambil menatap wajah sang suami.

Perempuan itu ingin berfikir positif namun entah bagaimana tiba-tiba fikiran negatif selalu saja datang tanpa bisa Nindy cegah.

"Mau liburan?"tanya Arya sambil mengusap pipi Nindy dengan lembut.

"Kali aja bisa membuat kamu menghilangkan fikiran-fikiran negatif"lanjut Arya.

"Kan dokter melarang aku naik pesawat"jawab Nindy.

Kedua nya pernah berkonsultasi pada dokter apakah Nindy boleh bepergian dengan pesawat dan dokter tidak menganjurkan karena ini kehamilan pertama bagi Nindy dan juga umur Nindy yang masih sangat muda, itu bisa saja membahayakan untuk janin ataupun ibu nya sendiri.

"Liburan kan enggak harus ke luar negeri, kita bisa pergi ke puncak atau ke tempat wisata lain"ujar Arya.

"Kalau kamu mau, kita bisa berangkat besok atau lusa"lanjut Arya.

Nindy berfikir sebentar, ajakan Arya tidak terlalu buruk dan sepertinya sangat menarik mengingat sudah lama mereka tidak pergi liburan berdua.

"Aku mau ke puncak aja, di sana kan udaranya sejuk dan pemandangan nya juga indah"ujar Nindy setelah berfikir.

Arya mengangguk sambil tersenyum.

"Tapi kita berangkatnya lusa aja ya, besok kan hari minggu pasti macet. Aku enggak mau lama-lama di dalam mobil"lanjut Nindy.

Semenjak kehamilan nya semakin besar, Nindy memang tidak suka berada di dalam mobil terlalu lama, selain pegal perempuan itu juga terkadang akan merasa mual dan pusing.

"Iya, kita berangkat lusa dan nanti aku bakal sering mampir ke rest area biar kamu bisa istirahat"ujar Arya memutuskan.

Nindy tersenyum sambil mengangguk.

"Kamu belum minum susu kan?"tanya Arya saat mengingat selesai makan malam, Nindy belum meminta dibikinin susu.

Nindy menggeleng karena dirinya juga lupa bila belum minum susu.

"Aku bikinin dulu susu nya, kamu tunggu di sini"ujar Arya lalu bangun dari duduk nya.

Arya pun segera berjalan keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur untuk membuatkan isteri nya susu.

Ceklek.

"Susu rasa coklat nya habis, minum yang rasa vanila enggak papa kan?"tanya Arya setelah menutup pintu kamar.

Nindy langsung menggelengkan kepala nya tanda perempuan itu menolak.

"Enggak usah sampai habis enggak papa"ujarArya, cowok itu tahu betul jika isterinya kurang suka susu rasa vanila.

Arya duduk di depan Nindy.

"Mau ya minum susu nya"bujuk Arya.

Nindy masih tetap menggeleng.

"Yaudah kalau enggak mau"ujar Arya pada akhirnya karena percuma memaksa Nindy untuk meminum susu yang bukan sesuai dengan keinginan nya.

Arya menaruh gelas pada meja samping tempat tidur.

"Kamu marah?"tanya Nindy.

"Marah pun percuma, kamu bakalan tetap enggak mau minum susu nya"jawab Arya.

"Kan kamu tahu, kalau aku suka eneg kalau minum susu yang rasa vanila"ujar Nindy.

"Makanya itu, aku marah pun percuma"jawab Arya.

"Besok aku minta mbak Isla buat beli susu yang rasa coklat"ujar Arya pada akhirnya.

Nindy mengangguk.




Bersambung...

Jangan lupa kasih vote dan komen nya ya !!!!

08 Mei 2023
31 Mei 2023

Arya, My Great Husband (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang