BAB 65.

2K 63 8
                                    







#Hai semua...

Karena banyak yang suka aku update tiga part jadi aku bakal update tiga part hari ini...


Happy Reading Semua!!!!












Pukul lima pagi, Nindy mengalami kontraksi dan tanpa banyak berfikir, Arya langsung membawa Nindy ke rumah sakit.

Sebenar nya Nindy sudah mengalami kontraksi sejak sore namun perempuan itu masih bisa menahan karena di fikir ini adalah kontraksi palsu. Namun setelah sholat subuh, perempuan itu mengalami kontraksi lagi namun kali ini lebih sakit dari sebelum nya.

Arya sendiri sudah membujuk Nindy untuk ke rumah sakit sejak perempuan itu mengatakan mengalami kontraksi pertama namun Nindy masih belum mau, hingga puncak nya tadi habis sholat subuh Nindy meringis kesakitan dan Arya langsung membawa isteri nya ke rumah sakit.

"Arya sakit"adu Nindy dengan suara serak. Perempuan itu terus meringis kesakitan sambil terus memegangi perut nya.

"Sabar sayang, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit"ujar Arya menenangkan sang isteri yang berada di kursi belakang bersama mbak Isla.

Mbak Isla hanya bisa menenangkan Nindy karena perempuan iyu tidak memiliki pengalaman tentang melahirkan.

Tidak butuh waktu lama, mobil Arya sudah berada tepat di depan pintu masuk rumah sakit.

Arya segera turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit untuk memanggil suster.

"Arya sakit"adu Nindy sambil menggegam erat telapak tangan Arya.

"Iya sayang"jawab Arya sambil terus membantu suster mendorong bangkar menuju UGD.

"Maaf pak, anda di larang masuk"ujar suster saat Arya akan ikut masuk ke dalam ruangan.

"Tapi sus isteri saya butuh saya"ujar Arya dengan raut wajah cemas.

"Iya pak, tapi ini prosedurnya. Mohon bapak mengerti"ujar suster tersebut lalu segera menutup pintu ruangan.

Arya hanya bisa pasrah dan menatap Nindy yang masih meringis kesakitan lewat kaca kecil yang berada di pintu masuk ruangan.

Arya tidak berhenti berdoa, demi apapun rasanya Arya ingin menerobos masuk ke dalam ruangan karena terlalu khawatir dengan kondisi sang isteri.

Mbak Isla yang berada di sana hanya bisa duduk dan terus berdoa, perempuan itu tidak tahu harus apa selain terus berdoa agar majikan dan bayi nya selamat.

Arya terus mondar-mandir di depan pintu UGD dengan wajah khawatir dan tegang.

Ceklek.

"Dok gimana isteri saya?"tanya Arya langsung saat pintu di buka dan muncul lah seorang perempuan berbalut jas dokter.

"Isteri bapak tidak apa-apa, pasien hanya mengalami kontraksi yang memang sewajarnya di alami seorang perempuan yang akan segera melahirkan"jawab dokter perempuan itu menjelaskan.

"Berarti isteri saya akan segera melahirkan dok?"tanya Arya.

"Belum pak karena isteri bapak masih pembukaan tiga dan kita harus menunggu hingga pembukaan sepuluh baru isteri bapak bisa melahirkan"jawab dokter perempuan itu.

"Berapa lama dok?"tanya Arya.

"Saya tidak bisa memastikan berapa lama karena setiap perempuan yang akan melahirkan secara normal berbeda-beda waktu pembukaan nya"jawab dokter perempuan itu.

"Saya akan memindahkan isteri bapak ke ruang rawat, mohon segera selesaikan biaya administrasi nya"ujar dokter perempuan itu memberi tahu.

Arya mengangguk lalu meminta mbak Isla untuk menunggu di sini selagi Arya mengurus biaya administrasi nya.

Ceklek.

"Arya"panggil Nindy dengan suara pelan saat melihat Arya berjalan masuk ke dalam ruang rawat nya.

Arya tersenyum tipis sambil berjalan mendekati bangkar sang isteri.

Cup.

"Masih sakit?"tanya Arya setelah mendaratkan satu ciuman di kening Nindy yang basah karena berkeringat.

Nindy menggeleng.

"Udah enggak tapi enggak tahu nanti"jawab Nindy.

Arya mengarahkan telapak tangan nya pada perut buncit Nindy.

"Sayang nya ayah, tolong bantu bunda ya nak"ujar Arya pada bayi yang berada di dalam perut Nindy.

"Arya, bunda mana?"tanya Nindy.

"Kamu udah kabari bunda kan?"tanya Nindy lagi.

"Maaf sayang, aku lupa"jawab Arya.

Karena panik dan khawatir membuat Arya lupa menelfon orang tua dan mertua nya.

"Aku telfon bunda dulu"ujar Arya lalu segera mengambil hp nya.

"Jangan di lepas"ujar Nindy saat Arya akan melepas genggaman tangan mereka.

Arya mengangguk sambil tersenyum.

Arya pun segera mencari kontak nomor ibu mertua nya.

"Assalamualaikum bun"salam Arya saat panggilan telfon tersambung.

"Waalaikumsalam Arya"jawab bunda Irma dari sebrang sana.

"Arya, Nindy baik-baik saja kan? Soalnya sejak tadi perasaan bunda tidak enak"tanya bunda Irma.

"Nindy ada di rumah sakit bun, tadi Nindy kontraksi makanya Arya langsung membawa Nindy ke rumah sakit"jawab Arya sambil terus menatap wajah isteri nya.

"Astagfirullah"ujar bunda Irma dengan suara pelan.

"Bunda sama ayah bisa ke sini sekarang? Nindy seperti nya butuh bunda di ini"tanya Arya.

"Bisa. Bunda dan ayah langsung jalan ke sana sekarang"jawab bunda Irma.

Dan Arya bisa mendengar bunda berteriak memanggil ayah mertua nya dan Arya juga bisa mendengar kepanikan di sana.

"Arya, bunda tutup dulu telfon nya"ujar bunda Irma.

"Iya bun"jawab Arya.

"Assalamualaikum"salam bunda Irma lalu langsung mematikan telfon nya.

"Waalaikumsalam"jawab Arya lalu seggera menyimpan hp nya.

"Bunda bentar lagi datang"ujar Arya sambil mengusap punggung tangan Nindy yang berada dalam genggaman nya.

"Sayang"panggil Arya.

Nindy tidak menjawab namun terus memandang wajah Arya.

"Kamu operasi aja ya"bujuk Arya.

"Aku enggak bisa lihat kamu kesakitan kayak gini terus, dokter bilang akan membutuhkan waktu yang lama sampai pembukaan kamu sempurna"lanjut Arya.

Nindy menggeleng.

"Arya, tolong jangan paksa aku, aku enggak mau"jawab Nindy.

"Aku pasti bisa kok, enggak papa kalau harus menunggu lama, aku kuat kok. Kamu percaya ya sama aku"lanjut Nindy meyakinkan Arya.

"Sayang..."

"Kamu cukup dukung aku, temani aku di sini, biar aku yang berjuang melahirkan anak kita"ujar Nindy memotong perkataan Arya.

Arya menghela nafas.

"Aku akan selalu berada di sisi kamu, temani kamu dan dukung kamu"ujar Arya sambil menguap kening Nindy yang berkeringat.

"Jangan di paksa jika memang kamu sudah tidak sanggup, bilang sama aku kalau kamu berubah fikiran"lanjut Arya.

Arya pasrah dengan keputusan isteri nya, yang harus dirinya lakukan sekarang adalah selalu berada di sisi nya.

Nindy mengangguk sambil tersenyum tipis ke arah Arya.

Bersambung...

Jangan lupa vote dan komen nya!!!

28 Mei 2023
04 Juni 2023

Arya, My Great Husband (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang