BAB 59

1.5K 48 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



#Hai semua...

Kalo update satu doang tanggung jadi aku update dua part aja ya biar cepet...

Semoga suka sama part ini...

Happy Reading Semua!!!!



Seperti janji Arya kemaren bila dirinya akan mengajak Nindy untuk berlibur di puncak, dan di sini lah mereka sekarang, di vila milik keluarga Arya yang berada di puncak.

"Senang?"tanya Arya sambil memeluk Nindy dari belakang.

Nindy mengangguk sambil terus mengarahkan mata nya pada hamparan kebun teh yang luas.

Kedua nya sedang berada di balkon kamar, memang paling pas menikmati keindahan hamparan kebun teh di sore hari ini dengan berdiri di balkon kamar.

"Terakhir kita ke sini tahun lalu ya Ar kalau enggak salah?"tanya Nindy pada Arya yang masih saja memeluk nya dari belakang sambil kedua tangan asik mengusap perut buncit nya.

"Iya, waktu kamu ulang tahun"jawab Arya.

"Oh iya, aku sampai lupa kalau bentar lagi kamu ulang tahun"ujar Arya saat mengingat tanggal ulang tahun sang isteri.

"Kamu mau hadiah apa?"tanya Arya sambil mengubah posisi nya menjadi menghadapi Nindy.

Nindy menggeleng.

"Aku belum tahu"jawab Nindy.

"Mobil?"tanya Arya.

"Kan udah waktu aku wisuda"jawab Nindy.

Walaupun waktu itu Nindy menginginkan hadiah liburan ke luar negeri tapi tanpa Nindy ketahui ternyata Arya sudah membelikan mobil untuk nya dan kini mobil itu sudah sering di pakai, tentunya dengan mas Ari sebagai supir nya.

"Tas? Sepatu? Perhiasan?"tanya Arya.

"Aku punya banyak koleksi tas, sepatu? Itu apalagi, satu lemari Ar, terus perhiasan? Kamu enggak lupa kan tahun lalu waktu ulang tahun pernikahan, kamu beliin aku satu set perhiasan"jawab Nindy.

"Terus apa?"tanya Arya bingung.

"Eemm...aku kan ulang tahun nya bulan depan, pas banget bulan depan kan aku lahiran. Kira-kira bisa enggak ya dia lahir di hari aku lahir?"tanya Nindy.

"Mungkin itu akan menjadi kado terindah selama hidup ku"lanjut Nindy.

"Bisa aja, tapi kamu harus operasi. Kamu mau operasi caesar?"tanya Arya.

Ning langsung menggeleng.

"Aku kan udah bilang kalau aku mau nya lahiran normal"jawab Nindy.

"Ya kan kalau kamu mau dia lahir di hari kamu lahir, ya kamu harus operasi sayang"ujar Arya.

"Aku enggak mau operasi caesar. Kata bunda, perempuan akan lebih sempurna bila melahirkan secara normal"ujar Nindy.

"Mungkin bunda benar, tapi kamu harus ingat kalau dokter tahu mana yang terbaik untuk kamu ataupun dia"ujar Arya sambil mengusap pelan perut buncit.

"Kalau dokter bilang kamu harus melahirkan secara operasi caesar, kita bisa apa selain menuruti saran dokter"lanjut Arya.

Nindy tidak menanggapi lagi perkataan Arya, perempuan itu memilih mengalihkan pandangan nya ke hamparan kebun teh.

Arya pun juga memilih mengarahkan pandangan nya ke hamparan kebun teh.

"Boleh nggak sih Ar, kita di sini sampai aku lahiran? Aku mau suasana yang tenang sebelum hari persalinan"tanya Nindy tanpa mengalihkan tatapannya dari hamparan kebun teh.

"Toh semua perlengkapan udah siap, kamar untuk dia juga udah siap"lanjut Nindy sambil mengusap perut buncit nya.

Setelah mengetahui jenis kelamin anak mereka, kedua nya langsung mencari semua kebutuhan untuk anak mereka setelah lahir nanti. Nindy bahkan sudah menyiapkan keperluan saat melahirkan nanti.

"Kamu yakin mau di sini sampai hari persalinan?"tanya Arya memastikan.

Nindy mengangguk yakin.

"Seperti kata kamu, aku butuh suasana tenang untuk menghilangkan fikiran-fikiran negatif dalam otak ku"ujar Nindy.

"Nanti kita bicarakan dulu sama mama dan bunda, kalau mereka setuju, aku juga akan setuju"ujar Arya.

Nindy tersenyum.

"Makasih ya"ujar Nindy sambil menatap Arya.

Arya mengangguk lalu membawa perempuan itu dalam pelukan nya.

"Aku akan lakukan apapun yang penting kamu senang dan nyaman"ujar Arya lalu mendaratkan satu kecuali pada dahi Nindy.

"Aku percaya kamu"ujar Nindy dalam dekapan Arya.

Setelah puas melihat pemandangan hamparan kebun teh, kedua nya langsung masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri karena hari semakin gelap.

"Mau mandi bareng?"tanya Arya sambil mengedipkan sebelah mata nya.

"Jangan mulai deh Ar"ujar Nindy sambil menatap Arya sedikit sinis.

"Udah lama lho kita enggak mandi bareng"ujar Arya sambil mengikuti Nindy dari belakang menuju koper mereka.

"Jangan pura-pura lupa"ujar Nindy.

"Tolong angkatin!"suruh Nindy sambil menunjuk koper.

Arya pun langsung mengangkat koper dan menaruhnya di atas tempat tidur.

Nindy langsung membuka koper nya.

"Mau ya mandi bareng?"tanya Arya sambil mengambil handuk yang baru saja Nindy ambil.

"Cuma mandi kok, tapi kalau lebih ya tolong maklumi"lanjut Arya sambil terkekeh kecil.

Nindy langsung menatap Arya sinis lalu segera berjalan ke arah kamar mandi setelah mengambil handuk dan baju ganti.

Arya tidak tinggal diam, cowok itu berjalan mengikuti Nindy dari belakang.

"ARYA IIHH..."teriak Nindy kesal karena Arya terus mengikuti nya hingga akan memasuki kamar mandi.

"Apa sih?"tanya Arya.

"Jangan ngikutin aku"ujar Nindy sambil menatap Arya tajam.

"Beneran enggak mau?"tanya Arya.

"Ar, bisa enggak nanti malam aja. Aku beneran pengen cepet-cepet mandi, soalnya aku udah lapar banget"ujar Nindy memberi opsi.

"Bohong enggak? Kamu kan suka lupa dan berakhir tidur duluan"tanya Arya.

Nindy mengangguk meyakinkan.

"Oke"jawab Arya lalu berjalan ke arah sofa.

Cowok itu menjatuhkan tubuhnya disofa lalu memainkan hp nya yang tadi cowok itu taruh di atas sofa.

Nindy menghela nafas lega, karena akhirnya dirinya bisa terbebas dari Arya. Perempuan itu segera masuk ke dalam kamar mandi dan tidak lupa mengunci pintu kamar mandi agar Arya tidak bisa masuk.







Bersambung...

Jangan lupa vote dan komen semua!!!





08 Mei 2023
31 Mei 2023

Arya, My Great Husband (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang