BAB 62.

1.6K 60 8
                                    







#Hai semua...

Satu part aja kayak nya nanggung banget, jadi aku bakal update dua sekalian aja ya...




Happy Reading Semua!!!!



















"Tidur lagi yuk udah malam"ajak Arya dengan mata yang hampir terpejam.

"Aku enggak bisa tidur, kamu tidur duluan aja enggak papa"jawab Nindy sambil mengusap pipi Arya dengan lembut.

"Aku usap-usap aja yuk biar kamu bisa tidur"ujar Arya sambil menatap wajah sang isteri.

Nindy menggeleng.

"Susah buat tidur"jawab Nindy sambil mengusap perut buncit nya.

Malam semakin larut, tapi Nindy masih terjaga karena sulit tidur. Arya sendiri sebenarnya sudah tidur namun terbangun saat merasakan tidak ada isteri nya di samping nya.

Kini kedua nya sedang duduk di sofa, kedua nya hanya duduk tanpa melakukan apapun.

"Sayang nya ayah kita tidur yuk, kasian bunda kamu"ujar Arya sambil mengusap perut buncit Nindy dengan harapan anak nya mau di ajak beristirahat.

"Baring aja yuk di tempat tidur, pasti nanti lama-lama kamu ngantuk"ajak Arya.

Arya tidak tega melihat Nindy seperti ini.

"Enggak nyaman"jawab Nindy.

Tidak ada posisi tidur yang nyaman untuk nya semenjak perut nya menjadi sebesar ini.

"Nyamannya gimana?"tanya Arya.

"Duduk sambil sandaran gini"jawab Nindy sambil menyandarkan perlahan punggung nya pada sandaran sofa.

"Mau aku ambilin air minum?"tanya Arya.

Nindy menggeleng.

"Kamu tidur aja, jangan ikut aku begadang"ujar Nindy.

"Mana bisa aku tidur di saat kamu kayak gini"jawab Arya.

"Aku enggak papa"jawab Nindy meyakinkan Arya.

"Mau nonton tv?"tanya Arya mengalihkan topik pembicaraan.

Nindy menggeleng.

"Kita pindah ke tempat tidur aja yuk"ajak Arya.

Nindy menurut lalu kedua nya berpindah ke ats tempat tidur.

"Udah nyaman posisi nya?"tanya Arya setelah menata bantal di belakang badan Nindy.

Nindy mengangguk.

"Mau cerita-cerita aja?"tanya Arya.

"Kamu tidur aja Ar! Enggk usah temenin aku"suruh Nindy sambil mengusap pipi Arya.

"Enggak papa, udah terlanjur"jawab Arya.

Setelah belum aja yang memulai obrolan, kedua nya sama-sama diam karena bingung akan membahas apa.

"Ar"panggil Nindy setelah saling diam cukup lama.

"Iya, kenapa?"tanya Arya.

"Kamu tidur aja ya! Aku enggak tega lihat kamu yang udah ngantuk banget gini"suruh Nindy.

"Aku akan tidur kalau kamu juga tidur. Mana tega aku biarin kamu begadang sendirian"jawab Arya.

"Mau aku setelin musik? Biar kamu rileks"tanya Arya.

"Atau mau aku setelin orang yang lagi ngaji"tanya Arya lagi.

"Kamu aja yang ngaji!"suruh Nindy.

"Aku?"tanya Arya memastikan.

Nindy mengangguk.

"Udah lama juga kamu enggak ngaji di depan dia"ujar Nindy sambil mengusap perut buncit nya.

"Mau surat apa?"tanya Arya sambil mengambil hp nya.

"Yang kaya biasanya aja"jawab Nindy.

Arya mengangguk lalu segera membuka aplikasi Al-Qur'an yang ada di dalam hp nya.

Arya mulai melafalkan surat Ar-Rahman dan Nindy mendengarkan sambil satu tangan nya terus mengusap perut buncit nya.

Dalam hati Nindy terus mengucap syukur karena Tuhan memilihkan Arya untuk menjadi pendamping hidup nya.

Entah apa jadi nya dirinya bila dulu kekeh menolak perjodohan yang telah di rencanakan orang tua dan juga mertua nya.

Nindy juga selalu berdoa agar kelak anak nya menuruni sifat Arya yang sangat pandai mengaji.

"Kenapa malah senyum-senyum?"tanya Arya yang baru saja selesai mengaji dan melihat Nindy malah senyum-senyum sendiri.

Nindy menggeleng.

"Suara kamu enggak berubah, aku suka"ujar Nindy.

"Dia juga suka"lanjut Nindy sambil mengusap perut buncit nya.

"Kamu suka suara ayah sayang?"tanya Arya sambil ikut mengisi perut buncit Nindy.

"Iya ayah"jawab Nindy menirukan suara anak kecil.

Cup.

Arya kecup perut buncit Nindy sebagai hadiah.

"Tidur yuk"ajak Arya lagi.

"Tanggung Ar, bentar lagi subuh"jawab Nindy setelah melihat jam di dinding yang menunjukan pukul empat lebih lima belas menit.

"Mending kamu siap-siap terus nanti kalau udah azan kamu ke masjid"lanjut Nindy.

"Aku sholat di rumah aja, temani kamu"jawab Arya.

"Kamu udah lama enggak jamaah di masjid, mending ikut jamaah aja sana. Aku enggak papa sholat sendiri di rumah atau nanti aku ajak mbak Isla buat sholat bareng"ujar Nindy.

"Beneran enggak papa kalau aku tinggal? Aku takut nya kamu butuh sesuatu tapi enggak ada yang bisa kamu mintain tolong"tanya Arya memastikan.

Nindy mengangguk.

"Aku beneran enggak papa kalau kamu mau jamaah di masjid, kan ada mbak Isla jadi kamu enggak usah khawatir. Aku bakal baik-baik aja, percaya deh sama aku"ujar Nindy meyakinkan Arya.

"Aku usahakan enggak lama-lama di sana, sholat selesai aku langsung balik"ujar Arya.

Nindy mengangguk.

Setelah nya Arya masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih-bersih. Sedangkan Nindy memilih tetap duduk di atas tempat tidur sambil terus mengusap perut nya.







Bersambung...

Jangan lupa buat vote dan komen semua!!!

26 Mei 2023
04 Juni 2023







Arya, My Great Husband (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang