BAB 38

1.8K 61 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






#Hai semua!!!

Aku update lagi nih!!!

Semoga kalian suka ya sama part ini dan part sebelum nya...


Happy reading semua!!!!










"Seharian ngapain aja?"tanya Arya setelah ikut duduk di atas tempat tidur di depan Nindy yang sedang asik membuka majalah pakaian bayi.

"Tanpa aku jawab kayaknya kamu udah tahu aku ngapain aja seharian ini"jawab Nindy sambil menutup majalah nya dan menaruh nya di atas paha.

"Bosen di rumah terus?"tanya Arya sambil menatap wajah sang isteri.

Nindy mengangguk pelan.

"Mau jalan-jalan keluar?"tanya Arya.

Tanpa banyak berfikir, Nindy langsung menganggukkan kepala nya.

"Yaudah, besok kita jalan-jalan keluar"ujar Arya.

"Beneran?"tanya Nindy dengan senang nya.

Arya mengangguk.

"Mau jalan-jalan kemana?"tanya Arya.

Nindy berfikir sebentar sebelum menjawab pertanyaan Arya.

"Ke mall aja yang dekat"jawab Nindy setelah berfikir tempat mana yang ingin Nindy datangi.

Arya mengangguk.

"Tapi emang nya besok kamu enggak kerja?"tanya Nindy.

"Aku libur"jawab Arya lalu mengarahkan tangan nya ke perut Nindy.

"Emang papa izinin?"tanya Nindy.

"Kalau pun enggak di izinin aku bakal tetap libur"jawab Arya sambil mengusap perut Nindy.

Sudah satu bulan ini Arya mulai aktif bekerja di kantor papa Bayu dan sesekali datang ke toko untuk mengecek.

"Entar di pecat gimana?"tanya Nindy.

"Yaudah balik lagi urus toko aja"jawab Arya santai.

Nindy menggelengkan kepala nya saat mendengar jawaban santai yang keluar dari mulut Arya.

"Udah minum susu belum?"tanya Arya.

Nindy mengangguk.

"Udah, tadi di bikinin bibi"jawab Nindy.

Arya mengangguk mengerti.

"Tadi mama nelfon kalau lusa baru bisa pulang"ujar Nindy memberi tahu.

Arya mengangguk.

"Papa juga tadi ngabarin aku kalau pulang nya lusa"ujar Arya memberi tahu.

"Besok habis dari mall kita mampir ke rumah bunda ya"ujar Nindy.

Arya mengangguk.

"Nginap di sana juga boleh"ujar Arya.

"Makasih"ujar Nindy sambil tersenyum senang.

Arya mengangguk lalu membungkuk kan badan nya ke arah perut Nindy.

"Anak ayah lagi apa di dalam sana?"tanya Arya sambil mengusap perut Nindy dengan lembut.

"Kangen enggak sama ayah?"tanya Arya lagi.

"Dia selalu kangen kayak nya sama kamu"ujar Nindy memberi tahu.

"Beneran?"tanya Arya sambil mengkat kepala nya menatap wajah Nindy.

Nindy mengangguk.

"Setiap saat dia kayak nyuruh aku untuk nelfonin kamu"jawab Nindy.

"Tapi kok kamu jarang nelfon aku?"tanya Arya sambil mengubah duduk nya seperti semula.

"Aku takut ganggu kamu makanya jarang nelfon kamu kalau enggak penting-penting banget"jawab Nindy.

"Aku enggak akan marah loh kalau kamu ganggu aku saat sedang kerja"ujar Arya sambil menatap wajah sang isteri.

Nindy mengangguk.

"Aku tahu tapi aku enggak mau membebani kamu dengan keinginan aku yang enggak penting ini"jawab Nindy.

"Siapa yang bilang enggak penting?"tanya Arya.

"Kamu dan dia itu penting buat aku, apapun yang menyangkut kamu atau pun dia akan menjadi prioritas utama aku"lanjut Arya sambil mengusap pipi Nindy dengan lembut.

Nindy tersenyum saat mendengar perkataan Arya.

"Jadi lain kali kalau mau nelfon ya nelfon aja, enggak udah mikir itu nanti bakal ganggu aku atau enggak"ujar Arya.

"Lagi pula juga kan aku selalu ngabarin kamu kalau aku mau ada pertemuan, rapat, atau apapun itu"lanjut Arya.

Nindy mengangguk sambil tersenyum.

"Makasih karena selalu memprioritas kan aku dan bahkan juga memprioritas kan dia walaupun dia belum lahir"ujar Nindy sambil mengusap perut nya.

Arya tersenyum lalu mengngguk.

Tok tok tok tok.

Nindy dan Arya yang mendengar suara pintu di ketuk pun saling pandang.

"Siapa?"tanya Nindy pada Arya.

Arya menggeleng.

"Aku lihat dulu"ujar Arya lalu bangun dari duduk nya dan berjalan ke arah pintu.

Brak.

"Kamu minta Al buat beliin martabak?"tanya Arya sambil menenteng kantong plastik.

"Tadi Alvian yang ketuk pintu?"tanya balik Nindy.

Arya mengangguk.

"Jawab dulu pertanyaan aku tadi"ujar Arya sambil duduk di depan sang isteri.

"Iya"jawab Nindy.

"Kenapa enggak minta aku aja yang beliin?"tanya Arya.

"Maaf"bukannya menjawab, perempuan itu malah meminta maaf.

"Aku enggak suka ya kamu milih merepotkan cowok lain dari pada suami sendiri kayak gini"ujar Arya.

"Maaf, tadi nya aku mau nitip kamu tapi lupa terus Al nanya mau nitip sesutu apa enggak, yaudah aku nitip ke Al aja"ujar Nindy menjelaskan.

"Kan bisa telfon aku"ujar Arya.

"Maaf sayang, udah dong jangan mojokin aku terus, aku bingung mau jawab nya"ujar Nindy sambil menatap wajah Arya.

Arya menghela nafas panjang.

"Yaudah, kamu makan aja martabak nya mumpung masih hangat"ujar Arya sambil membuka bungkusan martabak.

"Suapin"minta Nindy.

Arya mengangguk lalu mengambil satu potong martabak dan segera menyuapi Nindy.

"Enak?"tanya Arya sambil melihat Nindy yang sedang mengunyah.

Nindy mengangguk tanda bila martabak nya enak.

"Lain kali kalau mau sesuatu minta nya ke aku aja, jangan ke Al. Kasian Al habis kerja, pulang malem masih harus beliin yang kamu mau"ujar Arya menasehati.

Nindy mengangguk.

"Aku bukan nya larang kamu tapi ingat situasi Al aja, ngerti kan maksud aku?"tanya Arya sambil kembali menyuapi Nindy.

Nindy mengangguk mengerti.





Bersambung...


Jangan lupa vote dan komen semua!!!!




23 Desember 2022
19 April 2023

Arya, My Great Husband (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang