Part 10

5.5K 571 28
                                    

Fiony melangkah masuk ke dalam apartemenya. Suasana gelap membuat dia yakin jika Ara telah tertidur.

Dengan langkah hati-hati Fiony berjalan menuju kamarnya, samar-samar dia dapat melihat cahaya redup yang mengintip dari celah pintu.

Ceklek!!!

Jari-jari halus Fiony membuka pintu kamar dengan lembut.

"Belum tidur?" Tanya Fiony tiba-tiba saat melihat Ara yang bersender di bahu ranjang sambil bermain dengan ponselnya.

Ara menguap dengan malas, dia kemudian bangkit dan berjalan memeluk tubuh Fiony yang sedikit dingin.

"Aku gak bisa tidur" Keluh Ara.

Selama Fiony ke rumah sakit, dia berusaha agar bisa tertidur akan tetapi hasilnya nihil.

Mungkin karena selama dua tahun terakhir Fiony selalu bersamanya di tempat tidur dan ketika tidak ada Fiony matanya sulit untuk terpejam.

Fiony tersenyum lembut mendengar keluhan Ara, dengan gerakan lembut dia membalas pelukan Ara.

"Kalau begitu aku mandi dulu" Kata Fiony kemudian.

Ara melepas pelukannya dan memasang senyum lebar.

"Kebetulan aku juga belum mandi" Balas Ara antusias.

Mata keduanya bertemu satu sama lain.

Dengan matanya yang melayang, kedua tangan Ara terangkat dan membuka baju yang Fiony pakai.

Busshh...

Wajah Fiony berubah merah ketika kulitnya yang halus terekspos di depan Ara.

"Ayo mandi bareng"

Ara secara tiba-tiba menarik Fiony menuju kamar mandi.

Beberapa menit kemudian suara desahan dan rintihan terdengar dari arah dalam.

Satu jam kemudian.

Fiony yang tampak kelelahan meringkuk kedalam dekapan Ara.

Dibeberapa area tubuhnya terdapat tanda kissmark yang jelas.

Tubuh keduanya tertutupi oleh selimut yang tebal.

"Raa..."

"Kenapa? Mau lagi?" Tanya Ara iseng.

Fiony yang mendengar itu menggembunggkan pipinya. Dia kemudian mencubit pinggang Ara gemas.

"Aww sakit Fio" Ringis Ara.

"Siapa suruh!" Kesal Fiony.

Melihat itu Ara cepat-cepat mengecup bibir Fiony dan kemudian memasang senyum lebar.

"Maaf...kenapa?"

Fiony tidak langsung menjawab pertanyaan Ara. Ingatannya kembali di mana dia dan Chika bertemu, serta ucapan papanya saat di rumah sakit.

"Kalau aku gak bisa hamil gimana?" Tanya Fiony kemudian, matanya yang sehitam malam menatap Ara.

Ara terdiam mendengar pertanyaan Fiony, dan detik berikutnya dia kembali mengecup bibir Fiony.

Akan tetapi kecupan Ara kali ini sedikit lebih lama, ketika merasakan bibir manis dan kenyal Fiony dia benar-benar tidak ingin berhenti.

Fiony yang masih penasaran dengan respon Ara berusaha memundurkan wajahnya, akan tetapi Ara dengan sigap menangkup kedua pipinya dan menahannya.

Kecupan Ara saat ini telah berubah menjadi ciuman yang dalam. Lidahnya dengan paksa masuk ke dalam mulut Fiony dan bermain di dalamnya.

Fiony yang awalnya menolak kini membuka mulut, dan membiarkan lidah Ara bermain di dalam mulutnya.

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang