Detak jantung Ara berpacu cepat saat Zee memberitahunya jika Tn.Harres ditemukan tersungkur dengan luka tembak di tubuhnya dan sekarang sedang di bawah ke rumah sakit.
"Aaron...lalu Aaron bagaimana?" Tanya Chika, wajahnya telah pucat pasi.
"Aaron? Dia tidak ada di tempat kejadian" Jawab Zee panik.
Semua orang yang baru saja tiba dan mendengar jawaban Zee berubah panik.
Ruangan tersebut meledak dalam kepanikan terlebih Chika, dia bergegas berlari keluar rumah dan menuju ke tempat di mana Tn.Harres di temukan.
Cahaya redup dari lampu jalan membuat Chika dapat melihat noda darah yang masih segar di jalanan.
Ara yang mengikuti dari arah belakang menghirup udara dalam-dalam, bibirnya bergetar menahan takut.
"Ara...putra kita..."
Chika tidak menyelesaikan ucapannya karena detik berikutnya tubuhnya limbung kedepan dan jatuh pingsan beruntung Ara dengan sigap meraihnya.
"Sayang..."
"Chika..."
Panggil Ara, akan tetapi Chika yang shock telah jatuh ke dalam kegelapan.
Suara langkah kaki saling bersahut-sahutan semakin dekat.
"Aku akan menyuruh polisi mencari Aaron" Kata Tn.Ben.
"Aku juga akan melakukannya, Aaron masih bayi mungkin saja orang yang mengambilnya hanya butuh uang tebusan"
"Jaga bicaramu!" Tn.Ben membentak putranya sendiri, otot wajahnya begitu keras dan gelap.
Ara tidak mengeluarkan sepatah katapun, dia hanya bergegas membopong tubuh Chika dan kembali ke rumah.
Di dalam kamar, Ara membungkus tubuh Chika dengan selimut tebal sebelum berjalan keluar.
"Aku titip Chika, pastikan dia tidak keluar" Suara Ara yang parau terdengar memberi perintah ke Gracia dan yang lainnya.
"Papa akan ikut mencari Aaron" Tn.Allan yang tidak ingin duduk diam dan menunggu lebih suka untuk ikut.
Ara menggeleng kecil, akan lebih baik jika semua keluarganya tinggal di rumah. Dia akan jauh merasa lebih baik.
"Zee dimana?" Tanya Ara.
"Diluar, apa kamu akan ke rumah sakit?" Tanya Ny.Alise.
"Hmm, tolong jaga Chika"
•••
Ara dan Zee berjalan menyusuri kooridor rumah sakit, dikejauhan terlihat Fiony yang sedang duduk didepan ruang UGD.
"Kaki kamu sakit?" Zee bertanya lebih dulu.
"Sedikit"
Ara tetap dia sambil mengamati pintu kamar di depannya, sorot matanya terlihat jauh dan dalam.
Fiony yang mengetahui keseluruhan cerita dari Zee memandangi Ara penuh prihatin.
"Jangan khawatir, polisi pasti akan menemukan baby Aaron" Kata Fiony menenangkan.
"Terima kasih" Hanya kata itu yang mampu Ara ucapkan, saat ini dia sama sekali tidak memiliki tenaga.
"Kalian berdua sebaiknya pulang, aku akan menunggu dia sendiri"
Kata 'dia' yang Ara ucapkan mengacu kepada Tn.Harres yang masih berada di dalam ruangan.
Meski ingin tinggal tetapi Zee dan Fiony tahu jika Ara tidak ingin terlibat dengan seseorang saat ini jadi mereka diam-diam pamit.
Diperjalanan pulang Fiony sama sekali tidak merasakan rasa sakit di kakinya lagi, matanya yang jernih menatap lampu jalanan di luar jendela mobil.
"Aaron pasti ketemu" Lirih Zee.
Fiony memalingkan wajahnya dan menatap wajah samping Zee yang terlihat fokus menyetir.
"Aaron bayi yang lucu..." Kata Fiony sedih.
"Yahhh dia lucu"
"Marsha juga lucu"
"Yahhh dia juga lucu"
Tunggu! Zee merasa ada yang aneh, benar saja sebuah cubitan yang kuat dan penuh amarah hinggap di pinggang rampingnya.
"Awww..."
Kembali ke rumah sakit.
Setelah beberapa pintu UGD terbuka lebar, sosok pria tinggi dengan wajah yang tertutupi masker berjalan ke arah Ara.
"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Ara cepat.
"Pasien masih dalam masa kritis dan sedang koma"
Udara di sekitar Ara terasa seperti pisau yang menikamnya.
"Kapan dia bangun?"
"Kami akan melakukan yang terbaik"
Bukan jawaban ini yang Ara harapkan!
"Apa boleh aku masuk dan melihat?"
"Silahkan, tapi tidak lama"
Ara tersenyum tipis, setelah mendapat izin dia berjalan masuk. Aroma obat dengan cepat menusuk indera penciumannya saat berada di dalam.
Di atas bangsal, tubuh lemah Tn.Harres terbaring.
Suara langkah Ara terdengar pelan, matanya yang tajam menatap wajah Tn.Harres.
"Dimana putraku?" Tanya Ara lirih.
Tidak ada sahutan sama sekali, itu karena Tn.Harres terbaring koma.
"JAWAB! DIMANA PUTRAKU!" Teriak Ara tiba-tiba, matanya berair dan detik berikutnya dia terisak kecil.
"Aku tidak akan memaafkanmu jika terjadi sesuatu dengan Aaron..."
Kedua tangan Ara menekan bahu Tn.Harres, air matanya mengalir deras.
Isakan Ara semakin terdengar.
•••
"Ssstt...singkirkan tanganmu" Shani menyingkirkan tangan Marsha yang berada di pundaknya, wajahnya terlihat tidak nyaman.
Marsha yang meringkuk di sampingnya meringis kecil.
"Bagasinya sempit, jangan banyak gerak atau mereka akan mendengar kita"
Shani membekap mulutnya cepat.
Dia lupa, saat ini dirinya dan juga Marsha sedang berada di dalam bagasi mobil yang di kemudikan Kenzo.
Tubuh keduanya bergoyang mengikuti ritme mobil.
Mobil yang dikemudikan Kenzo sesekali bergoyang kuat karena melalui jalanan yang rusak.
Sudah dua jam berlalu akan tetapi tidak ada tanda-tanda jika mobil tersebut akan berhenti.
Marsha dan Shani telah diselimuti keringat tebal dan juga pengap. Sebentar lagi keduanya akan pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home (ChikaxAra)
FanfictionSupaya nyambung dengan ceritanya baca dulu Sugar Mommy (ChikaxAra)