Part 13

4.4K 648 48
                                    

Ayo doakan author supaya lebih rajin up-nya^_^



Tn.Torres terdiam cukup lama, rasa sakit dipinggangnya entah menghilang kemana saat ini.

"Kakek gakpapa?"

Tn.Torres yang tertegun kembali sadar, dia kemudian memaksakan diri untuk tersenyum.

"Terima kasih..." Ucap Tn.Torres tulus.

Wanita yang membantunya bangun mengangguk kemudian tersenyum lebar.

"Kakek ngapain di sini sendirian?"

"Bosan di kamar terus, aakhhh pinggangku" Tn.Torres kembali mengeluh sambil memegangi pinggangnya.

"Duduk di sana dulu kek"

Dengan sedikit kesusahan Tn.Torres bangkit dan duduk di salah satu kursi dibantu oleh wanita tadi.

"Terima kasih, namamu?"

"Fiony kek..."

Fiony tersenyum lebar, dia kembali memastikan pria tua di depannya. Setelah yakin dia jauh lebih baik, Fiony akhirnya pamit.

"Pergi, pergi...saya akan memanggil suster sekarang" Tn.Torres memasang wajah santai, meski sebetulnya rasa sakit di pinggangnya masih terasa dari waktu ke waktu.

"Kalau begitu aku pergi, kakek lain kali hati-hati"

Fiony kemudian berjalan pergi, bayangannya dengan cepat menghilang dari pandangan Tn.Torres.

Sepeninggal Fiony, wajah Tn.Torres berubah sendu.

"Dia memang cocok dengan Ara,hufttt" Tn.Torres mengangangkat wajahnya sambil menghela nafas panjang.

Fiony disisi lain terus melangkah dan berhenti tepat di depan Ara.

"Kenapa lama?" Tanya Ara setelah Fiony berada tepat di depannya.

Fiony akhirnya menceritakan kejadian kecil yang dilihatnya. Mendengar cerita Fiony, sudut bibir Ara tanpa sadar terangkat.

"Kamu pasti titisan malaikat" Puji Ara sambil membenarkan anak rambut Fiony yang sedikit berantakan.

Fiony tersipu malu mendengar pujian Ara, meski begitu matanya tetap fokus menatap wajah cerah Ara.

"Tapi aku masih khawatir Ra"

"Khawatir kenapa?"

"Kakek itu sendirian, kamu bisa gak bantuin dia balik ke kamarnya?"

Alis Ara menyatu mendengar permintaan Fiony yang tiba-tiba, meski begitu dia tetap mengangguk setuju.

"Baik, kamu tunggu di kamar papa aja"

"Aku tunggu..cup"

Setelah mengecup bibir Ara sekilas, Fiony bergegas masuk ke dalam kamar inap papanya meninggalkan Ara yang mematung akibat perlakuannya yang tiba-tiba.

Ara menoleh sekilas ke kamar di mana Fiony masuk, saat melihat pintu tertutup rapat dia akhirnya melangkah menyusuri kooridor rumah sakit.

Ara terus melangkah dan berhenti saat melihat seorang pria tua yang duduk membelakanginya. Melihat pria tua tersebut memegangi pinggangnya dan meringis dari waktu ke waktu dia yakin jika pria tua tersebut masih merasa sakit akibat terjatuh tadi.

"Kakek..."

Pria tua yang dipanggil kakek menghentikan gerakannya, karena pinggangnya yang sakit dia sama sekali tidak dapat menoleh dan melihat siapa yang dengan berani memanggilnya kakek.

"Siapa kakekmu? Kapan anakku melahirkan seorang anak?"

Tn.Torres bersungut marah, dia bisa saja mentolerir jika Fiony memanggilnya kakek. Akan tetapi jika itu orang lain, bahkan jika itu hanya di dalam mimpi mulut mereka tidak bisa memanggilnya kakek.

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang