Part 71

3K 447 19
                                    

Tubuh Shani dan Marsha tersentak ketika mobil yang membawa mereka berhenti bergerak.

Di dalam bagasi keduanya terdiam dan menajamkan pendengerannya.

Suara pintu mobil yang dihempas terdengar, setelah beberapa saat Shani dengan gerakan pelan membuka sedikit bagasi. Dia menghela nafas ketika suara 'ceklek' khas karena bagasi terbuka berbunyi.

"Terbuka?" Tanya Marsha, dia sudah memiliki ketakutan jika saja bagasi tersebut terkunci.

"Cepat turun" Shani turun lebih dulu dan diikuti oleh Marsha.

Di malam yang dingin, keduanya berjinjit menuju salah satu pohon cemara dan bersembunyi.

"Mereka kemana?" Tanya Marsha ketika tidak mendapati Kenzo dan Christy.

Shani menggeleng lemah, selain mobil yang dikemudikan Kenzo hanya ada deretan pohon cemara di mana-mana. Bahkan tidak ada cahaya sama sekali.

"Cihhh, kita tidak tahu mereka berdua kemana" Kesal Marsha.

Karena takut gelap dia dia meraba tubuhnya sendiri.

"Sialan, ponselku tertinggal" Lanjutnya marah.

"Ssttt, jangan berisik. Bagaimana jika mereka berdua masih ada di sekitar sini!" Shani membekap mulut Marsha takut.

"Huhmmm lepaskan"

Tangan Shani kembali turun, dia kemudian memperlihatkan ponselnya ke Marsha.

"Setidaknya aku jauh lebih pintar"

"Apa sekarang kita sedang adu kepintaran? Keponakanku di culik" Ketus Marsha.

"Jangan berisik, aku akan menelfon Gracia"

"Kenapa harus Gracia?"

"Lalu siapa?" Tanya Shani balik.

"Ara atau Chika, mereka orangtua Aaron"

Meski begitu Shani lebih memilih untuk menghubungi Gracia.

Suara panggilan masuk terdengar dan detik berikutnya Gracia mengangkat panggilan tersebut.

"Gee...ini aku!" Pekik Shani tanpa sadar.

"Aku gak punya banyak waktu, aku gak tau ini di mana. Kamu harus minta Ara buat ngelacak ponsel aku, baby Aaron dia-"

Bugghhh

Sebuah balok kayu secara tiba-tiba menghantam tengkuk Shani, Marsha yang tidak siap dengan tindakan itu berbalik.

"Kamu!"

Bugghhh

Sekali lagi kayu yang menghantam Shani dan membuatnya pingsan seketika melayang dan mengenai jidat Marsha. Darah segar mengucur dengan cepat.

Marsha terhuyung kebelakang, pandangannya sedikit kacau akibat pukulan yang sangat keras di kepalanya.

Mata Marsha berkunang-kunang sebelum akhirnya dia ikut tersungkur di samping Shani.

"Halo...halo...Shan...Shani!"

Ponsel Shani masih menyala.

Kenzo jongkok dan meraih ponsel tersebut, mematikan panggilan Shani dan melemparkan ponsel ditangannya ke pohon cemara.

•••

"Halo....halo....Shan...Shani!"

Gracia berteriak di ujung kalimat, dia semakin gugup ketika panggilan Shani terputus. Dan ketika menghubunginya kembali nomor itu tidak lagi aktif.

Perasaan tidak enak menghinggapi Gracia, entah mengapa dia merasa Shani sedang dalam bahaya.

Gracia tidak tahan lagi, dia bergegas berjalan ke arah pintu.

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang