Part 38

5.2K 556 59
                                    

Suara desahan Chika menggema di seluruh ruangan. Nafasnya bertiup di udara dan tubuhnya seolah terbakar.

Ara yang merasa terganggu dengan celana Chika dengan beberapa percobaan berhasil melemparkan sepotong kain tersebut menjauh dari tubuh Chika.

Chika merasa nafasnya sangat berat saat jari-jari Ara bermain di dadanya dan perlahan turun ke bawah.

Melihat wajah Chika yang memerah menahan rasa nikmat Ara tersenyum puas, jari-jarinya yang bermain di area bawah Chika bergerak perlahan dan sukses membuat tubuh Chika menegang hebat.

"Aahhhh...."

Chika mendesah panjang saat jari tengah Ara memasuki inti tubuhnya.

Kedua kaki Chika tanpa sadar mengapit pinggang Ara karena kenikmatan yang dirasakan.

"Enak?" Tanya Ara dengan suara bergetar, matanya menatap Chika lembut.

Chika hanya mengangguk lemah, saat ini fokusnya sedang berada di tubuh bagian bawahnya yang berdenyut akibat permainan jari Ara.

"Ahh kenapa berhentihh?" Tanya Chika saat jari Ara berhenti bergerak.

"Minta dulu..."

"Araaaa~" Chika menatap Ara frustasi, sebentar lagi dia akan mencapai puncaknya tetapi orang yang memangkunya dengan sengaja menggantung aktifitas mereka.

"Minta dulu" Sekali lagi Ara berbicara, jari tengahnya bermain diare luar inti tubuh Chika.

Chika menutup matanya frustasi, detak jantungnya terdengar jernih. Di ruangan yang sepi secara tiba-tiba ada baunya yang hangat dan ambigu.

"Raaa aku mau, tolong masukinn"

Tangan Ara yang bebas meraih tengkuk Chika dan mereka berdua kembali berciuman.

Chika yang gemas dengan tingkah Ara tidak ingin kalah. Ketika Ara mengigit bibir bawahnya, maka dia akan mengigit bibir atas Ara.

Ciuman yang hangat dan penuh gairah itu membuat Ara kelabakan.

Chika yang tidak ingin polos sendiri bergerak untuk membuka pakaian Ara.

Dan sekarang keduanya sama-sama polos ketika berbaring di lantai yang dingin.

Tubuh keduanya tertutupi dengan keringat.

Berciuman, menghisap, dan meremas, itu adalah sesuatu yang Ara dan Chika lakukan secara bergantian.

"Aagghhhh" Ara tanpa sadar mendesah saat bibir sensual Chika bermain di leher dan dadanya.

"Jangann kasihhh tandaaaa" Lirih Ara.

Chika sama sekali tidak peduli, dia terus menghisap dan sesekali mengigit leher serta dada Ara.

Permainan panas mereka semakin menjadi.

Bibir tipis Chika bermain di semua area sensitif Ara. Ketika mendengar desahan tertahan Ara dia menjadi semakin bersemangat.

Ciuman Chika yang tadinya di dada Ara bergerak terus kebawah.

"Aaahhh...hhhh..."

Ara yang berbaring telentang hanya mampu menggeleng kekiri dan kanan saat lidah Chika menari di pangkal pahanya.

Lidah Chika bergerak cepat saat inti tubuh Ara semakin basah dan licin.

"Terussshhhh Chikkkk"

Tubuh Ara bergetar dengan gila, dia yang sudah kewalahan menarik rambut Chika.

Diperlakukan seperti itu Chika sama sekali tidak keberatan, dia terlihat semakin menikmati permainan lidahnya di bagian intim Ara.

Gerakan lidah Chika yang lembut benar-benar membuat tubuh Ara melayang karena rasa nikmat. Desahannya yang semula kecil dan dapat ditahannya kini terdengar keras.

"Aannggghhhhh" Ara menjepit kepala Chika saat merasakan puncak kenikmatannya.

"Sllrruupppp" Chika menghisap semua cairan yang keluar dari milik Ara. Setelah bersih dia mengangkat wajahnya.

Nafas Ara tersengal-sengal, matanya yang sayu jatuh ke bibir Chika yang basah dan detik berikutnya dia tersenyum tipis.

"Belum selesaiii" Chika mengerling manja, dia menarik tangan kiri Ara yang membuat Ara setengah terduduk dan kemudian tubuhnya bergerak sedikit mendekat kearah Ara.

Keduanya sama-sama melebarkan kaki.

"Aahhhh..." Chika dan Ara sama-sama mendesah saat bagian intim mereka menyatu.

Kenikmatan yang begitu besar membuat wajah keduanya semakin merah.

Manik mata Ara terkunci di mata cokelat Chika. Dia tahu apa yang dirinya dan Chika lakukan adalah sebuah kesalahan, tetapi dia benar-benar tidak mampu menolak rasa nikmat yang tubuh Chika berikan kepadanya.

Pinggul Ara bergerak seirama dengan pinggul Chika.

Selain desahan mereka suara penyatuan dari keduanya juga mengisi ruangan kedap suara tersebut.

"Ahhh.."

"Aahhh Araahhhh"

"Cchhikkkk...."

Genggaman keduanya semakin erat ketika sama-sama akan meraih puncak.

"Aahhhhhh...."

Tubuh Ara dan Chika terkulai lemas, keduanya berbaring di lantai yang dingin dengan tubuh penuh keringat.

Dada Chika terlihat sexy saat bergerak naik turun menghirup nafas.

"Hah hah hah cape?" Tanya Ara sambil tersenyum.

"Kamu gila..."

"Kamu juga gila..."

Yah! Keduanya gila, dan Ara menyukai itu. Dia menyukai setiap inti tubuh Chika.










•••










Gracia memutar stir mobil menuju sebuah taman, saat itu sudah sore hari ketika dia menuju taman. Shani yang sejak tadi mengikutinya hanya bisa mengerutkan kening bingung.

"Sebenarnya ada apa?" Shani akhirnya bertanya.

Gracia tidak langsung menjawab, dia hanya melirik Shani sekilas kemudian kembali menatap kearah depan.

Setelah mengemudi beberapa menit Gracia menghentikan mobilnya.

"Gee ada apa?"

"Shan berhenti balas dendam..."

Deg!!!

Mata Shani menatap Gracia takut dan bingung.

"Saat itu kamu naruh obat di susu Fiony kan? Itu obat apa?"

"K-kamu tau?"

"Aku liat semuanya..."

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang