Ara tersenyum tipis saat angka 0 di instagramnya bergerak maju setiap detiknya.
"Rapat hari ini selesai" Katanya singkat sebelum berjalan keluar.
Semua orang yang hadir tercengang. Hanya itu? HANYA ITU!?
"Uhuk, bubar" Gracia yang tiba-tiba merasa bersalah juga bergegas meninggalkan ruangan setelah memberi perintah.
Ara yang tidak peduli dengan ratapan bawahannya berjalan masuk ke dalam ruang kerjanya dan duduk dengan santai di kursinya.
Jari-jari lentiknya kembali bergerak di atas layar dan beberapa detik kemudian dia tersenyum puas.
Ting!
Suara notifikasi berbunyi secara serentak di luar ruangan.
Mata semua karyawan tertuju ke notifikasi yang muncul di layar ponsel mereka, saat melihat itu adalah notifikasi dari bos yang duduk di dalam ruangan mereka bergegas membukanya.
Hanya ada satu gambar, itu adalah Chika yang tersenyum manis dengan caption emot bayi.
Wajah semua orang kembali menghitam, kali ini bos mereka sedang memberi kode apa?
Perusahaan jatuh dalam keheningan yang dalam, bahkan tidak ada gerakan tambahan sama sekali.
Ara yang berada di dalam ruangannya menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan kanan sambil menunggu reaksi orang-orang, akan tetapi satu menit berlalu dan tidak ada komentar apapun.
Merasa penasaran dia kemudian menghubungi Gracia.
Ddrrttt.....
Gracia yang juga fokus menatap foto Chika di ponselnya terperanjat kaget, dia buru-buru mengangkat panggilan dari Ara.
"Orang-orang kenapa tidak memberiku selamat?"
"Selamat? Selamat untuk apa?"
"Aku mengupload foto Chika dengan emot bayi"
"Yaaa lalu?"
"Itu artinya Chika hamil, kita berdua akan menjadi orangtua sebentar lagi. Tapi tidak ada yang memberi selamat..."
"HARUSNYA KAMU MENULIS DENGAN JELAS SIALAN!!!" Gracia hanya mampu berteriak di dalam hatinya.
"Mereka mungkin baru saja mengetik, aku akan mematikan panggilan"
Gracia memutus panggilan Ara secara sepihak, dengan wajah putus asa dia masuk ke dalam grup chat perusahaan dan menulis beberapa kalimat.
"CEO Chika sedang hamil, tolong beri selamat di komentar CEO kita"
Gracia bukan hanya memberi tahu para karyawannya dia juga mengirim pesan ke kakek dan papanya.
Kediaman Tn.Ben meledak dalam kegembiraan, jika saja rumah Chika tidak terpisah oleh lautan makan Tn.Ben akan bergegas menemuinya.
Di usia yang mulai senja selain anak, cucu adalah hal yang paling di nantikan oleh semua orangtua.
•••
Ara bersenandung kecil ketika melewati pintu rumah.
Chika yang menyadari kedatangannya sudah menunggunya dengan santai di ruang tengah.
Senyum Ara mengembang ketika sosok anggun Chika tertangkap oleh matanya.
"Gimana hari ini?" Tanya Chika lembut.
Ara tidak langsung menjawab, dia lebih dulu mengecup kening Chika dan duduk.
"Kamu pasti gak bakal percaya"
"Ohh kenapa?"
"Semua orang-orang di perusahaan aku dan di peruaahaan kamu ngasih selamat, aku bahkan kewalahan"
Chika yang mendengar itu merasa penasaran dia menatap Ara dengan serius.
"Selamat apa?"
"Tentang kamu yang hamil"
"Mereka tahu darimana?"
Ara menyunggingkan senyumnya, dia kemudian memperlihatkan ponselnya ke Chika.
Melihat itu Chika tersenyum geli.
"Sekarang kamu udah pinter pamer" Ledek Chika.
"Aku mau semua orang jadi iri. Liat! Selain kaya dan berkuasa aku juga punya pasangan yang cantik dan sekarang hamil"
Chika tanpa sadar menggelengkan kepalanya mendengar nada angkuh Ara.
"Kayaknya di kehidupan sebelumnya aku banyak membantu orang-orang"
"Kenapa gitu?"
"Karena dikehidupan ini aku beruntung, gak semua orang bisa punya pasangan yang cantik dan baik kayak kamu"
Chika tersipu malu mendengar pujian Ara, wajahnya memerah tetapi juga bahagia.
Ara tertawa kecil melihat reaksi malu-malu Chika, dengan gerakan hati-hati dia meraih pinggang Chika dan menariknya agar lebih dekat.
Chika merebahkan kepalanya di pundak Ara dan memejamkan matanya.
"Paman Harres kemana?"
"Mungkin sudah tidur" Jawab Chika ragu-ragu.
Ara mengedarkan pandangannya ke penjuru arah, saat ini hanya ada mereka berdua.
Senyum Ara berubah jadi ambigu, wajahnya kemudian jatuh dan detik berikutnya bibirnya yang tipis melumat bibir Chika.
Chika yang merasakan ciuman menuntut dari Ara sama sekali tidak menolak, keduanya berciuman penuh gairah.
Pelan-pelan tangan Chika bergerak dan membuka kancing kemeja Ara.
Bulu kuduk Ara meremang saat kulitnya merasakan dinginnya ruangan, dia melepas ciumannya dan menatap tubuhnya sendiri yang sudah setengah polos.
"Kita pindah ke kamar aja" Chika yang sadar jika mereka masih berada di ruang tengah memilih untuk pindah ke kamar saja.
Tetapi Ara yang ingin mencoba suasana baru menggeleng cepat.
"Disini juga bagus" Balas Ara sambil tangannya bergerak menyusup kebalik baju Chika.
"Aahhhh...." Chika mendesah kecil saat jari Ara bermain dengan lembut didadanya.
Keduanya dengan cepat hanyut dalam permainan yang panas.
Di sudut ruangan, Tn.Harres yang baru saja masuk tidak tahu harus berbuat apa.
Wajah tuanya berubah merah karena marah dan juga malu, dengan langkah lebar dia berbalik dan bergegas meninggalkan tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home (ChikaxAra)
FanfictionSupaya nyambung dengan ceritanya baca dulu Sugar Mommy (ChikaxAra)