Sesuai permintaan Zee, saat ini Chika ikut duduk di kursi pesawat dan menuju kota di mana Ara tinggal.
Penerbangan yang memakan waktu satu setengah jam itu tidak terasa untuk Chika, matanya sama sekali tidak dapat terpejam semenjak dia menerima ajakan Zee untuk ke kota tersebut.
Setelah mendarat, Zee dan Chika yang tidak memiliki tempat tinggal saling bertatapan bingung.
"Aku belum mencari tempat tinggal sebelum ke sini" Kata Zee saat mereka berdua sudah berada di depan bandara.
"Aku biasanya tinggal di hotel, tapi karena kamu bakal tinggal lama di sini...."
Chika tidak melanjutkan ucapannya, Zee meski begitu tahu inti dari ucapan Chika. Meskipun dia kaya, akan tetapi dia tidak sekaya itu untuk menyewa kamar hotel selama beberapa bulan kedepan.
Drrtttt....
Ponsel Zee tiba-tiba berdering, dia yang tahu pemilik panggilan tersebut mengangkatnya.
"Heyyy..." Sapa Zee, matanya melirik ke arah Chika.
"Kamu udah di bandara? Ara nyuruh aku buat ngasih tau kalau ada orang yang bakal ngejemput kamu"
"Benarkah? Terima kasih, tapi aku masih harus mencari tempat tinggal dulu-"
"Tempat tinggal apa? Gak usah cari! Ara punya apart yang dia tinggalin sebelumnya, kamu tinggal di sana aja. Tapi maaf tempatnya gak besar"
Mendengar nada bersalah Fiony, Zee tanpa sadar tersenyum hangat.
"Gakpapa kok, itu lebih bagus daripada nyewa kamar hotel" Balas Zee berusaha menenangkan Fiony.
Setelah berbicara sebentar Zee mematikan panggilannya, itu bersamaan dengan hadirnya sebuah mobil putih.
Dari dalam mobil seorang pria paruh baya keluar dan memasang wajah teduh.
"Selamat siang, apa salah satu dari kalian ada yang bernama dokter Zee?"
Zee dan Chika saling bertatapan, dan detik berikutnya Zee mengangkat tangan kanannya.
"Ohh kenalkan, saya Stanley. Tangan kanan Tn.Ben, nona muda menyuruhku menjemputmu dan membawamu ke tempat tinggal sementara"
Mendengar ucapan Tn.Stanley, Zee dan Chika memasang wajah lega. Keduanya dengan cepat mengikuti Tn.Stanley nasuk ke dalam mobil.
Mobil yang membawa mereka berdua melaju dengan cepat di jalanan aspal, dan berhenti tepat di depan bangunan sederhana.
Bagi Zee ini adalah tempat yang asing, berbeda dengan Chika. Ketika melihat bangunan di depannya perasaan nostalgia yang hangat menjalar disekujur tubuhnya.
Dia tersenyum linglung saat kembali mengingat dirinya yang kekanak-kanakan ketika menunggui Ara di tempat ini.
Sudah sangat lama, hati Chika merindukan saat-saat yang seperti itu. Saat di mana dia merindukan Ara dan Ara juga merindukannya.
"Oiii...Chika!"
Chika tersentak kaget saat Zee menepuk pundaknya.
"Apasih!"
"Apa? Kita harus masuk, Tn.Stanley sudah jalan lebih dulu"
Zee menarik Chika dan kopernya sendiri mengikuti Tn.Stanley masuk ke dalam bangunan beberapa lantai tersebut.
Wajah Zee linglung saat tidak mendapati Tn.Stanley dimanapun.
"Orangtua itu jalannya cepat sekali" Gerutu Zee sambil berjalan ke arah lift.
Alisnya tanpa sadar menyatu ketika mendapati papan peringatan jika lift tersebut rusak.
"Apa-apaan, kenapa harus rusak" Zee menggeram frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home (ChikaxAra)
FanfictionSupaya nyambung dengan ceritanya baca dulu Sugar Mommy (ChikaxAra)