Langkah Ara dan Fiony terhenti setelah tiba di ujung kooridor. Di depan mereka berdua terdapat pintu dengan papan nama yang terpasang.
Ceklek!!!
Pintu tiba-tiba terbuka dari arah dalam, menampilkan sosok wanita tinggi dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.
"Hey sudah datang?"
"Halo Dr.Zee..." Sapa Ara dan Fiony.
Dr.Zee tersenyum ramah, dia yang tadinya berencana keluar masuk kembali dan mengundang Ara dan Fiony.
"Duduk dulu..."
Ara dan Fiony duduk di kursi depan meja kerja Dr.Zee.
Wajah keduanya terlihat gugup dan was-was, punggung Ara menegang dan tangannya tanpa sadar meremas tangan Fiony.
Melihat keduanya yang gugup, Dr.Zee tanpa sadar tertawa kecil.
"Aku bisa jamin kalau kali ini bakal berhasil"
Ara dan Fiony menghirup udara dalam-dalam.
Dr.Zee kembali melanjutkan,"terserah dari kalian kapan akan memulai-"
"SEKARANG!"
Ara dan Fiony sama-sama berteriak dan detik berikutnya mereka berdua tertawa geli yang diikuti oleh Dr.Zee.
Setelah tawa ketiganya reda Dr.Zee kembali menjelaskan prosedur yang akan mereka hadapi. Ini bukanlah pertama kalinya Ara dan Fiony mendengar hal tersebut, keduanya mengangguk dengan mantap.
"Kamu sebaiknya menjaga kesehatan dengan baik, aku akan memberimu beberapa obat dan vitamin. Juga sebaiknya jangan terlalu lelah, jaga tubuh kamu agar tetap fit" Dr.Zee menjelaskan.
"Karena ini bukan pertama kalinya dan kalian juga tau harus apa, jadi aku tidak perlu bicara banyak. Tapi...." Dr.Zee terdiam, netranya menatap Ara dan Fiony dengan seksama.
"Kenapa dok?" Tanya Ara bingung.
"Dalam dua tahun terakhir tubuh Fiony telah banyak melakukan prosedur ini. Kalian harus tau kalau prosedur ini tetap memiliki risiko yang harus dipertimbangkan. Meski relatif jarang terjadi, prosedur bayi tabung bisa menimbulkan infeksi, perdarahan, atau kerusakan pada organ tubuh tertentu, misalnya usus.
Selain itu, Fiony yang menjalani prosedur bayi tabung juga bisa mengalami sindrom hiperstimulasi ovarium. Hal ini terjadi akibat efek samping obat-obatan yang digunakan untuk merangsang pembentukan sel telur di indung telur"
Wajah Ara berubah pias sekarang.
"Kondisi ini bisa menyebabkan gejala yang beragam, mulai dari kembung, kram, atau nyeri ringan, sembelit, penambahan berat badan, hingga rasa sakit yang tak tertahankan pada perut. Kalian yakin masih akan melakukannya?" Tanya Dr.Zee memastikan.
Ara dan Fiony sama-sama terdiam.
"Raaa" Fiony memanggil Ara dengan suara lembut.
"Ayo pulang!" Ajak Ara tiba-tiba sambil bangkit dari kursi, tangannya meraih tangan Fiony erat.
Fiony menggeleng cepat. Mereka sudah sejauh ini, dan tidak ada waktu untuk mundur sekarang.
Dua tahun.
Mereka menantikan hari ini selama dua tahun.
Fiony menggeleng cepat dan matanya berkaca-kaca.
"Sekali ini aja, kalau gagal kita berhenti" Pinta Fiony dengan suara bergetar.
Ara kembali duduk, tetapi matanya sama sekali tidak fokus.
Suasananya tiba-tiba berubah hening. Tidak ada yang membuka suara, bahkan Dr.Zee ikut terdiam.
"Aku takut..." Lirih Ara tiba-tiba.
"Aku takut tubuh kamu gak sanggup lagi, aku gak mau kehilangan kamu Fi"
"Aku gak mau kehilangan lagi..."
Ara menatap Fiony dalam-dalam, matanya yang sebening embun terlihat berkaca-kaca dan dia terlihat ketakutan.
Telapak tangan Ara sedikit berkeringat, Fiony yang tahu ketakutannya tersenyum tipis. Tangannya kemudian terangkat dan memeluk tubuh Ara penuh sayang.
"Aku gak akan kemana-mana, aku tetap di sini" Ucap Fiony menenangkan.
Tubuh tegang Ara mengendur, dia kemudian membalas pelukan Fiony. Wajahnya dia tenggelamkan ke dalam ceruk leher Fiony.
Ketika indera penciumannya mencium aroma kayu cendana yang tipis dia merasa tenang.
"Hanya kali ini...." Kata Ara.
Fiony mengangguk, dia kemudian menatap Dr.Zee dengan tatapan penuh harap.
Setelah berpelukan cukup lama Fiony melepas pelukannya.
"Kali ini apa yang harus kita berdua lakukan?"
"Hanya ulangi yang sebelumnya, datang lagi saat embrio di pindahkan ke rahim Fiony" Jawab Dr.Zee santai.
Alis Ara menyatu, proses saat ini sedikit berbeda dari yang sebelum-sebelumnya.
"Kali ini benar-benar hanya perlu Fiony, jangan khawatir..."
Ara mengangguk paham, karena Dr.Zee telah berbicara seperti itu maka itulah yang terjadi.
Drrttt.....
Suasana yang serius berubah saat ponsel Dr.Zee berdering.
"Maaf, temanku" Ucap Dr.Zee canggung.
Dia kemudian mengangkat panggilan tersebut.
"Halo..."
"....."
"Ohh sudah di bandara?"
"...."
"Tinggal satu pasien, aku ke sana sekarang"
Dr.Zee menaruh ponselnya kembali dan menatap ke arah pasangan di depannya.
"Temanku dari Indonesia, dia ada di bandara sekarang"
Ara dan Fiony mengerti, karena tidak ingin Dr.Zee terlambat keduanya bergegas bangkit.
"Kalian perlu tumpangan?" Tanya Dr.Zee saat ketiganya berjalan di kooridor.
"Ohh tidak perlu, kami akan naik taxi"
"Kalau begitu aku duluan"
"Yah silahkan, salam untuk temanmu" Balas Ara.
Dr.Zee mengangguk, dengan langkah lebar dia bergegas ke arah parkiran.
"Kayaknya bukan teman biasa" Seloroh Fiony sepeninggal Dr.Zee.
Ara tersenyum, tangan kanannya tiba-tiba bergerak memeluk pinggang Fiony posesif.
"Mau jalan-jalan gak?" Tawar Ara.
"Kata Dr.Zee harus jaga kesehatan, sebaiknya kita pulang sekarang"
"Siap bos!"
Fiony tertawa geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home (ChikaxAra)
FanfictionSupaya nyambung dengan ceritanya baca dulu Sugar Mommy (ChikaxAra)