Part 52

4.5K 518 50
                                    

Di sebuah rumah tua, seorang pria dan wanita duduk dengan santai sambil menatap seseorang di depan mereka.

"Chika hamil?"

"Yah, setahuku Zee membantu mereka"

"Ken, lakukan sesuatu"

Pria yang dipanggil 'Ken'mendengus kesal, wajahnya kemudian berpaling ke wanita di sampingnya.

"Apalagi yang bisa kita lakukan? Meskipun tidak di penjara kita berdua seperti tikus"

"Kenzo! Aku benar-benar tidak ingin Chika bahagia, dia sudah merebut semuanya dariku"

Kenzo menatap jijik wanita di sampingnya, karena takut semakin marah dia segera memalingkan wajahnya ke sosok yang berdiri tidak jauh darinya.

"Jika kamu bisa membunuh Chika aku akan mempertemukanmu dengan putrimu"

"B-benarkah?"

"Aku dan Kenzo tidak pernah mengingkari janji"

Kali ini wanita yang duduk di samping Kenzo yang berbicara.

"Pastikan Ara dan Chika percaya jika mayat yang ditemukan polisi itu adalah aku, sebelum semuanya aman aku dan Christy akan tetap di sini"

Sosok di depan Kenzo mengangguk paham, ketika Kenzo mengulur sebotol kecil darah dia menerimanya dengan cepat.

"Pergi..."

"Baik!"

Kenzo dan Christy menatap punggung sosok yang berjalan semakin jauh.

"Jika ini gagal seperti Shani bagaimana?" Tanya Christy cemas, Kenzo tersenyum miring.

"Putrinya ada di tanganku, jika dia menolak maka..............putrinya yang menghilang sejak 20 tahun lalu akan menanggungnya"

Christy dan Kenzo tertawa bersamaan, mata keduanya dipenuhi kabut kebencian yang begitu jelas.

"Untuk saat ini kita sebaiknya diam, tunggu sampai waktunya tepat"









•••










Chika menatap perutnya yang mulai terlihat bulat.

Ara yang sejak kehamilan Chika mulai mengurangi pekerjaannya agar bisa menemani Chika di rumah diam-diam melirik ke arah Chika, tangannya yang sejak tadi memeriksa laporan berhenti bergerak.

"Araaaa..." Panggil Chika tiba-tiba.

"Iya sayang kenapa?" Tanya Ara lembut sambil memasang senyumnya yang lebar.

"Aku pengen..."

Ara menatap Chika lekat-lekat, dia tahu jika sekarang Chika sedang dalam mode mengidam.

"Pengen apa?"

"Anak kita kayaknya pengen...."

"Iya?"

"Pengen makan leher..."

"Iya leher?" Ara mulai tidak sabar.

"Leher kepiting"

Keseimbangan Ara terganggu ketika mendengar jawaban Chika, cepat-cepat Ara memperbaiki cara duduknya.

Chika yang berbaring di atas kasur menatap Ara dengan mata berkaca-kaca, semenjak hamil dia berubah menjadi wanita yang sangat sensitif.

"Sayang mana ada leher kepiting, dia gak punya leher" Ara menjelaskan dengan lembut.

"Gak mau tau, pokoknya pengen itu. Ini juga permintaan anak kamu"

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang