Part 58

3.7K 520 22
                                    

Ketika keluarga Ara mendengar kabar jika Chika akan melahirkan, mereka semua bergegas memesan tiker pesawat dan terbang ke Ibukota.

Pagi berikutnya semua orang terlihat berjalan di kooridor rumah sakit dengan begitu banyak barang bawaan.

Tn.Harres yang telah berjaga sejak tadi malam mengangkat tangan kanannya melambai ke arah rombongan keluarga Ara.

"Dimana bayinya?" Tanya Tn.Ben dan Tn.Allan bersamaan.

"Ada di dalam, dia sedang tidur tadi nona besar memberinya makan"

Mendengar itu Tn.Ben dan Tn.Allan bergegas masuk di belakang mereka Ny.Alise dan Gracia mengikuti dalam diam.

Ketika memasuki kamar rawat inap dan melihat box bayi semuanya memasang senyum lebar.

Ara yang sedang menyuapi Chika menghentikan gerakannya.

"Kakek...papa..." Sapa Ara.

"Itu cucuku?"

"Itu cicitku?"

Mata Tn.Ben dan Tn.Allan bersinar cerah, ketika Chika mengangguk pelan keduanya bergegas mendekati box bayi.

"Dia sangat tampan, terima kasih Tuhan"

Semua orang melangkah baju, mata teduh mereka menatap bayi mungil yang berbaring di dalam box.

Bayi itu baru saja lahir dan sangat lembut, wajahnya memerah dan dia tidak bisa membuka matanya.

Jari-jarinya yang kecil sesekali bergerak.

Tn.Ben adalah pria yang sangat menyukai anak-anak, ketika melihat bayi laki-laki yang tertidur nyenyak setelah minum susu hatinya melunak.

"Lihat, dia mirip Ara!" Seru Tn.Ben.

"Iya ayah benar, wajahnya mirip Ara. Dia Ara versi mini" Sambung Tn.Allan.

Karena penasaran Gracia yang sejak tadi diam menggerakkan jari telunjuknya dan mengelus pipi bayi tersebut.

"Sangat lembut..." Puji Gracia.

"Maaa cepat pegang!" Gracia menarik tangan Ny.Alise.

Dengan gerakan hati-hati Ny.Alise ikut memegang bayi yang berada di box bayi.

"Chika sudah bekerja keras" Ucap Ny.Alise sambil menatap ke arah Chika.

"Aku juga" Kata Ara cepat.

Semua orang yang hadir tersenyum tanpa daya.

Mungkin karena merasakan tatapan orang-orang kepadanya bayi mungil yang baru saja tertidur mengerjapkan matanya dan menguap kecil.

Ketika mata kecilnya terbuka lebar hati semua orang menguap dengan kasih sayang.

Gracia menatap keponakannya penuh sayang, dia sebenarnya tidak begitu menyukai anak-anak tetapi karena bayi yang berbaring di dalam box adalah keponakannya maka dia akan membuat pengecualian.

"Siapa namanya?" Tanya Gracia kemudian.

"Aaron" Jawab Ara santai.










•••










Chika dan baby Aaron akhirnya di bawa kembali ke rumah.

Rumah yang tadinya sepi kini berubah hidup.

Karena takut mengganggu tidur Chika dan baby Aaron semua orang akhirnya pergi ke kamar tamu yang telah disiapkan dan beristirahat.

"Kakek kemana?" Tanya Chika ke Ara.

Saat ini mereka berdua sedang berada di dalam kamar dengan Chika yang menggendong bayinya.

"Istirahat, mereka semua pasti capek" Jawab Ara sambil membuka barang-barang yang keluarganya bawa.

Chika yang melihat Ara sibuk dengan barang-barang di depannya menjadi penasaran.

"Apa itu?" Tanyanya.

"Ini barang-barang aku yang ada di rumah kakek, karena kita bakal jarang ke sana jadi aku suruh kakek bawa ke sini" Jawab Ara yang masih terlihat fokus memilah barang-barangnya.

Ketika melihat Ara mengeluarkan map cokelat yang masih tertutup Chika kembali memasang wajah penasaran.

"Itu map apa?"

"Kamu bawel" Balas Ara geli, dia dengan cepat memindahkan barang-barangnya dan ikut duduk di samping Chika.

"Itu map hasil cek kesehatan aku, gak penting" Jawab Ara sambil mencium pipi baby Aaron.

Si kecil yang baru saja minum susu menggerakkan mulutnya ketika bibir Ara menyentuh pipinya. Mata cokelatnya terbuka lebar dan tampak berkilau.

Berkali-kali baby Aaron membuka dan menutup mulutnya seolah-olah sedang mencari sesuatu.

Wajahnya yang kecil sedikit bergerak ke samping, ketika tidak menemukan apa yang dicarinya bibir bergetar dan detik berikutnya dia menangis histeris.

"Cup...cup...sayang mau mimi susu?" Tanya Chika dengan suara menenangkan, dia kemudian menaikkan bajunya dan mulai menyusui.

Ara yang melihat itu entah mengapa berubah masam, Chika tidak pernah secepat itu jika dia ingin minum 'susu' juga.

"Anak mommy suka minum susu yah? Iyaaaa?" Tanya Chika, ibu jarinya mengelus puncak kepala baby Aaron.

"Aku juga suka" Celetuk Ara tiba-tiba yang sukses mendapatkan tatapan tajam dari Chika.

"Raaa jangan bicara vulgar, gimana kalau anak kita denger trus ngikutin!?"

Ara yang entah mengapa tiba-tiba di salahkan begitu saja memajukan bibirnya, matanya seketika menatap putranya dengan tatapan permusuhan.

"Araaaa~~~"

Chika mencubit kecil pinggang Ara ketika melihat itu.

"Anak kita belum berumur sehari dan kamu udah cemburu?"

"Ngga, kata siapa? Aku gak mungkin cemburu ke anak sendiri" Balas Ara cepat sambil memasang senyum lebar.

"Setelah Aaron tidur giliran aku yah" Bisik Ara penuh ambigu.

Mata Chika tanpa sadar melotot.










•••










Brakkk!!!

Ara memegangi pantatnya ketika Chika tiba-tiba menendangnya keluar dari kamar dan menutup pintu rapat-rapat.

"Sayanggggg" Panggil Ara tidak terima.

"TIDUR DI KAMAR TAMU SELAMA 40 HARI, JANGAN DEKET-DEKET AKU!!!"

Teriakan Chika dari dalam membuat kulit kepala Ara gatal.

Dia yang bisa mendapatkan apa yang diinginkannya setiap hari benar-benar tidak sanggup jika haru menunggu selama 40 hari.

Ara tertunduk lesu sambil berjalan turun ke lantai bawah.

Tn.Ben dan Tn.Allan yang sedang bersantai menatap bingung ke arahnya.

"Ada apa?"

"Kenapa tidak ada yang memberitahuku jika wanita yang sudah melahirkan tidak bisa di sentuh selama 40 hari" Gerutu Ara ke kakek dan ayahnya.

Tn.Ben dan Tn.Allan batuk kecil mendengar itu.

"Uhukkk, apakah pasangan wanita dan wanita juga tidak bisa?" Tanya Tn.Allan bingung.

"Chika mengusirku dan menyuruhku tidur di kamar tamu"

"Kasian sekali" Celetuk Gracia yang baru saja tiba.

Ara menatap kesal ke saudaranya itu, wajahnya ditekuk.

"Gre, panggil Shani ke sini"

"Shani? Buat apa?" Tn.Allan bertanya dengan cepat.

"Chika baru lahiran dan pekerjaan di perusahaannya banyak, dia harus punya tangan kanan. Paman Harres sudah tua"

Gracia yang mendengar itu tersenyum.

Senyumnya lebar seperti pintu surga dan itu membuat Tn.Allan menatapnya marah tetapi bingung harus berbuat apa.

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang