Zee menatap sosok di balik pagar besi di depannya. Entah sudah yang keberapa kalinya dia berdiri di depan pagar tersebut, cuaca yang dingin membuat pipinya memerah dan bibirnya bergetar.
Di kejauhan, di balik pagar seorang wanita yang sedang menyapu halaman akhirnya tidak tahan lagi. Sapu di genggamannya dia letakkan begitu saja dan kemudian berjalan ke arah Zee.
"Apa maumu?!" Suara wanita itu meninggi dan penuh dengan amarah.
"Fio aku minta maaf..." Ucap Zee cepat, berharap Fiony yang kini menatapnya tajam sedikit luluh.
"Aku sudah memaafkanmu, jadi silahkan pergi sekarang!" Usir Fiony.
Zee menekuk wajahnya, dia ingin kembali berbicara tetapi mata sipit Fiony menghentikkannya.
"Aku benar-benar sudah memaafkanmu" Fiony menegaskan sekali lagi.
"Kalau...kalau begitu apakah kamu mau memberiku kesempatan?"
Fiony menatap sosok Zee yang berdiri di balik pagar dengan ekspresi beku, alisnya menyatu dan terlihat berat.
Zee sama sekali tidak peduli jika Fiony kembali menolaknya seperti hari-hari sebelumnya. Jika hari ini Fiony kembali menolaknya maka dia masih akan mencobanya besok, besoknya lagi, dan seterusnya.
Untuk Fiony, Zee akan terus mencoba.
Fiony menjepit ruang di antara alisnya, nafasnya terdengar berat karena menahan marah.
"Aku hanya mencintai Ara, dan tidak akan berubah...."
Zee terdiam mendengar itu, selama berbulan-bulan meskipun Fiony kesal karena dia akan terus datang dan mengungkapkan perasaannya kata-kata tersebut tidak pernah sekalipun lolos dari bibir tipis Fiony. Tetap hari ini iti terlontar begitu saja dan perasaan Zee sedikit terguncang mendengarnya.
"Tapi Ara sudah bahagia, dia sudah bersama Chika" Kata Zee mengingatkan.
"Aku tahu, itu sebabnya aku menjauh"
Fiony tersenyum tanpa daya, kenangan lamanya kembali tergambar dan itu membuatnya mengeluarkan senyuman datar.
"Sudah cukup! Jangan datang ke sini lagi dan mengganguku" Setelah menyelesaikan kalimatnya Fiony berbalik badan dan melangkah.
"Ara sudah punya anak"
Deg!!!
Langkah Fiony terhenti mendengar ucapan Zee, dia yang sedikit tidak percaya membalikkan matanya dan menatap Zee dalam-dalam.
"Namanya Aaron, dia anak Ara dan Chika" Tambah Zee.
"Aaron?" Sudut bibir Fiony terangkat, matanya sedikit berkaca-kaca.
Karena takut Zee menyadari itu dia kembali berbalik dan bergegas masuk ke dalam.
Zee mengangkat tangannya dan beharap dapat menggapai tubuh Fiony akan tetapi pagar yang tinggi membuatnya tidak berdaya.
Fiony terus melangkah masuk dan melewati lorong panjang yang kanan dan kirinya terdapat beberapa pintu, tempat ini adalah panti asuhan khusus anak-anak.
Langkah Fiony akhirnya berhenti setelah dia tiba di sudut bangunan yang lain, di depannya terdapat kolam ikan.
Pantulan wajah Fiony yang terbayang di permukaan kolam membuatnya tanpa sadar terisak.
Punggung Fiony bergetar karena isakannya.
"Fio? Ada apa?"
Seorang wanita dengan rambut putih di seluruh kepalanya berjalan mendekat dengan wajah khawatir. Dia adalah ibu panti.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home (ChikaxAra)
Fiksi PenggemarSupaya nyambung dengan ceritanya baca dulu Sugar Mommy (ChikaxAra)