Part 30

4.6K 489 19
                                    

Christy mencibir kecil ketika mendengar ucapan Kenzo, dia yang merasa jenuh perlahan bangkit dan meregangkan pinggangnya.

"Kita masih butuh Shani, meskipun Ara dan Fiony tinggal di tempatku itu masih gak aman" Ujar Christy kemudian.

"Maksudmu?"

"Aku ingin Fiony mati lewat tangan Shani"

"Kemudian soal kamu yang akan membantunya balas dendam untuk ayahnya bagaimana?" Kenzo bertanya dengan alis terjalin erat.

Christy terdiam mendengar itu dan sedikit berpikir.

"Yang membunuh ayah Shani adalah kamu, apa kamu memintaku membantu Shani untuk membunuhmu?"

Rahang Kenzo mengencang mendengar itu.

"Bukannya kamu akan mengkambing hitamkan Chika? Bagaimanapun orang yang menabrak ayah Shani adalah Torres"

"Jangan lupa sopirnya adalah orang suruhanmu"

Kenzo terdiam cukup lama mendengar balasan Christy.

"Aku sudah membantumu duduk di kursi itu dengan ngorbanin hidup Ara, jadi sekarang jangan membuatku kecewa"

Kenzo menggeleng dengan cepat, dia perlahan maju dan meraih pinggang Christy.

"Apa yang kamu lihat dari Ara? Antara aku dan Ara, dia tidak ada apa-apanya. Sebentar lagi semua aset keluarga ini akan menjadi milikku, jika kamu menerimaku-"

"Jika kamu berpikir aku sudah menjadi miskin karena Torres dan Chika kamu salah" Christy yang kesal dengan cepat memotong ucapan Kenzo.

Dia yang tidak ingin berlama-lama dipelukan Kenzo mendengus kemudian melepaskan kedua tangan Kenzo yang melingkar dipinggangnya.

"Apa masalahnya? Aku mencintaimu" Mata Kenzo menatap sendu wajah manis Christy.

"Aku tidak menerima cinta dari seorang anak sopir" Setelah menyelesaikan ucapannya Christy melenggang pergi dan tidak peduli dengan tatapan mematikan Kenzo.

Christy menutup pintu ruang kerja Kenzo dan terus berjalan, dia sama sekali tidak menyadari jika dikejauhan seseorang dengan sorot mata serius menatapnya dalam-dalam.

"Sebenarnya apa yang terjadi...."









•••









Hari-hari berlalu dengan cepat, Fiony yang telah membaik akhirnya keluar dari rumah sakit. Dan sesuai intruksi Kenzo, Ara membawa Fiony untuk tinggal di salah satu apartemen milik Christy.

Apartemen yang Kenzo pilih untuk ditempati mereka berdua benar-benar mewah dan luas.

Ara mengangguk puas setelah berkeliling ruangan.

"Ini bagus untuk Fiony" Ucap Ara sambil tersenyum lebar.

"Itu bagus jika kalian berdua menyukainya" Kenzo mengangguk puas.

Fiony yang sedikit lelah memilih untuk duduk di sofa dan hanya matanya yang bergulir menatap sekeliling.

"Ada banyak stok makanan dan juga setiap akhir pekan aku akan menyewa seseorang untuk membersihkan tempat ini, jadi Fiony kamu harus menjaga kesehatan dengan baik"

"Papa dan mama tahu kan kalau kita berdua ada di sini?" Tanya Fiony.

Kenzo menatapnya sekilas kemudian menggeleng.

"Kakek melarangku untuk memberitahu mereka, keselamatan kamu sedang terancam sekarang. Kedua orang itu tidak bisa dipercaya, ohh kamu juga harus menjauh dari Gracia. Rambut kita memang sama-sama hitam tetapi isi hati tidak ada yang tahu" Jawab Kenzo panjang lebar.

Fiony tampaknya tidak setuju dengan ucapan Kenzo, dia melirik Ara akan tetapi Ara yang khawatir kejadian seperti sebelumnya terulang tetap dia tidak bergeming.

"Raaa..." Panggil Fiony.

"Ini demi kebaikan kamu dan anak kita"

"Dia orangtua kamu Ra, kamu gak percaya?"

"Hufftt, kamu sebaiknya istirahat. Ayo aku antar ke kamar" Ara yang tidak ingin berdebat dengan Fiony di depan Kenzo memilih untuk memapah Fiony memasuki kamar utama yang besar dan kosong.

Dia kemudian membaringkan Fiony dengan lembut.

"Raa..."

"Hmm kenapa?"

"Aku ngerasa gak nyaman dengan bang Kenzo"

"Fio, bang Kenzo itu keluarga aku yang paling dekat dari dulu. Dia kakak aku..." Ara menjelaskan dengan sabar, jari-jarinya meraih telapak tangan Fiony yang halus kemudian mengelusnya sayang.

"Tapi Ra aku beneran gak suka, kamu harus hati-hati"

"Jangan terlalu banyak mikir, ingat kata dokter"

"Kamu gak percaya?"

"Aku percaya Fio. Ngomong-ngomong Zee bakal datang malam ini buat ngeliat keadaan kamu, jadi sekarang kamu harus tidur dan istirahat yang banyak"

Ara menutupi tubuh Fiony dengan selimut.

Di luar kamar, Kenzo yang diam-diam menguping pembicaraan keduanya memasang senyum miring.

Mata elangnya menatap nanar pintu di depannya yang terbuka sedikit.

"Benar saja, insting wanita hamil memang jauh lebih sensitif"









•••









Chika menghempaskan bokongnya ke sofa dengan helaan nafas yang jelas.

Zee yang menonton tv di sampingnya terlihat bingung.

"Ada apa?"

"Sepertinya wakil direktur di Ben Group adalah pria tua yang kolot"

"Tau darimana?"

"Ini udah kesekian kalinya aku datang tetapi dia sama sekali tidak ke kantor!"

Chika menendang meja kecil di depannya yang sukses membuat Zee terkejut.

"Ini milik Fiony, jangan membuatnya rusak" Zee menarik kembali meja yang tadi ditendang oleh Chika dan menatanya dengan rapi.

"Kalau hari ini tidak ketemu coba lagi besok" Sambung Zee yang sukses dihadiahi pelototan tajam Chika.

"Perusahaanku juga sibuk" Desis Chika marah

Zee tertawa kecil, dia kemudian melirik pemilik mata cokelat di sampingnya.

"Ngomong-ngomong aku mau minta tolong"

"Apa?"

"Nanti malam aku akan ke rumah Fiony, kamu harus ikut dan membantuku"

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang