Part 39

4.5K 590 62
                                    

"Kalau kamu tahu kenapa diem?" Tanya Shani, wajahnya berubah pias.

"Karena aku pikir kamu gak akan sejahat itu"

Shani terdiam, kedua tangannya terjalin erat dan terasa dingin. Gracia yang mengetahui ketakutan Shani menghela nafas, dia kemudian meraih kedua telapak tangan Shani dan mengusapnya.

"Ada apa? Coba cerita...."

Shani memalingkan wajahnya menatap manik mata Gracia, dia terlihat ragu.

"Ini...."











•••










Chika merapikan pakaian dan rambutnya yang berantakan sebelum berjalan keluar, wajahnya terlihat puas.

Di dalam ruangan Ara menyenderkan tubuhnya yang lelah ke sofa. Matanya terpejam karena rasa kantuk yang menerpanya.

Ceklek!!!

Pintu ruangan terbuka perlahan.

"Kenapa balik? Ada yang ketinggalan?" Tanya Ara dengan suara lirih, matanya yang semula tertutup terbuka.

"F-fiony!?" Ara terlonjak kaget ketika melihat Fiony yang berdiri di depannya.

Fiony yang melihat reaksi tidak terduga Ara mengangkat sebelah alisnya.

"Iya aku, memangnya kamu pikir siapa?" Tanya Fiony bingung.

Ara membuka mulutnya, tetapi dia sama sekali tidak harus menjawab apa. Pada akhirnya dia hanya mampu menarik Fiony untuk duduk di sampingnya.

Diam-diam Ara menghela nafas lega, jika saja Fiony datang beberapa menit sebelumnya dia takut Fiony akan melihat dirinya dan juga Chika.

Ara menggeleng kecil.

"Kamu kenapa?"

"Ahh, gakpapa. Kamu kenapa ke sini?" Tanya Ara bingung, dia menatap Fiony lekat-lekat.

Fiony tidak langsung menjawab, dia terlebih dahulu membalas tatapan Ara dan tersenyum tipis.

"Aku udah ketemu Zee"

"Kamu ketemu Zee? Buat apa?" Nada Ara sedikit meninggi.

"Jangan marah dulu..."

"Aku tidak marah!" Bantah Ara cepat.

Dia memang tidak marah, dia hanya takut jika Zee mengeluarkan kata-kata yang mampu membuat Fiony bersedih.

"Aku meminta Zee untuk menjauh dan dia setuju, dia tidak akan muncul lagi sampai kapanpun"

"Se-simple itu?" Kedua alis Ara menyatu.

"Bukannya bagus, atau kamu masih belum nerima-"

"Fio, dia anak kita" Potong Ara cepat.

Fiony tersenyum mendengar itu, dia segera memeluk Ara dengan erat.

Keduanya berpelukan cukup lama sebelum Fiony melepas pelukannya paksa dan membuat Ara terdorong kebelakang.

"Kamu ganti parfum?"

"Parfum?" Ara mencium aroma tubuhnya sendiri, ketika indera penciumannya menangkap aroma rose wajahnya berubah panik.

"I-ini...anu...tadi ada klien yang dateng, ini pasti parfumnya"

"Kenapa bisa nempel di tubuh kamu?"

"Tadi abis tandatangan kontrak kita pelukan sebentar"

Fiony mengangguk paham mendengar itu, matanya kemudian beralih ke seluruh ruangan.

"Bentar yah, aku ke toilet dulu" Ara yang takut Fiony curiga bergegas bangkit dan menuju ke toilet meninggalkan Fiony sendirian.

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang