Part 59

3.9K 539 27
                                    

Sesuai perintah Ara, Shani akhirnya pindah ke Ibukota dan membantu Chika dalam pekerjaan.

Dia yang baru saja tiba di rumah Chika dengan diantar Gracia berjalan masuk, ketika tatapannya beradu pandang dengan Tn.Allan dia segera menunduk.

"Chika ada di kamarnya, kamu mau liat baby Aaron gak?" Tawar Gracia, Shani tanpa sadar mengangguk.

Melihat itu Gracia menggandeng tangan Shani dan berjalan menyusuri anak tangga menuju lantai dua.

Tn.Allan yang melihat tingkah berani Gracia mendengus kesal.

Di lantai atas Gracia langsung membawa Shani menuju kamar tidur Chika.

Ketika membuka pintu kamar hal pertama yang mereka lihat adalah Chika sedang meletakkan bayinya di box bayi.

"Shan apa kabar?" Sapa Chika antusias saat melihat Shani berjalan masuk.

"Kabar baik" Jawab Shani, matanya menatap bayi yang bermain di dalam box.

Baby Aaron telah berusia sebulan, meski masih kecil wajahnya tidak lagi semerah sebelumnya.

Wajahnya yang berubah lebih berisi dan chubby terlihat mungil, terlebih mata cokelatnya yang berkilau seperti permata membuatnya semakin menggemaskan.

Hati Shani berubah lembut saat kedua bola mata baby Aaron menatapnya, bayi laki-laki itu sama sekali tidak takut meskipun ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan Shani.

"Apa dia sudah bisa melihat?" Tanya Shani.

"Masih samar-samar" Jawab Chika.

"Boleh aku gendong?"

Chika mengangguk mendengar permintaan Shani, dengan gerakan lugas dia membantu Shani menggendong bayi tampan tersebut.

"Hati-hati tulangnya masih lembut, pegang ini dan ini supaya dia nyaman"

Shani mengikuti perintah Chika, dalam sekejap di dalam dekapannya telah ada seorang bayi.

Baby Aaron yang berada di pelukan Shani menggeliat kecil, dia melihat sekeliling dengan mata cokelatnya yang jernih dan tampak ingin tahu segalanya.

"Baby Aaron coba panggil bibi..." Ucap Shani senang sambil berbicara dengan bayi di pelukannya.

"Bibi...bibi Shani, coba bilang"

Chika dan Gracia saling berpandangan tanpa daya mendengar itu.

Baby Aaron masih berumur 1 bulan, dia bahkan belum bisa mengeja tangisannya dengan benar jadi bagaimana bisa dia memanggil bibi dengan mudah?

"Putraku masih berusia sebulan, bagaimana bisa dia sudah bicara? Selain itu Aaron bahkan belum bisa memanggil orangtuanya, jadi sudah pasti dia tidak akan memanggilmu" Chika membuka suara, mendengar itu Shani menggendikkan bahunya.

Shani tersipu malu mendengar ucapan Chika, matanya yang jernih menatap baby Aaron dalam-dalam.

"Kamu sangat menyukai baby Aaron?" Tanya Chika ketika melihat Shani tersenyum dari waktu ke waktu saat bermain dengan putranya.

"Siapa yang gak akan suka dengan bayi lucu seperti ini?" Tanya Shani.

Itu benar, terutama baby Aaron adalah jenis bayi penurut. Dia bahkan tidak menangis atau membuat keributan saat pertama kali bertemu orang asing, baby Aaron bahkan tersenyum ketika bermain dengan Shani.

Melihat itu mata Chika berkedip dan dia berkata sambil tersenyum.

"Karena kamu menyukai putraku, aku akan memberimu waktu 5 tahun untuk melahirkan anak perempuan, aku dan Ara akan menjadikannya menantuku" Kata Chika blak-blakan.

Shani, "__" Terima kasih! Tapi kamu membuatnya terdengar seperti putramu adalah seorang raja yang memilih permaisuri. Sangat sombong!

"Kenapa harus 5 tahun?" Tanya Gracia tiba-tiba dan bingung.

"Karena setelah 5 tahun dia akan bersekolah dan mempunyai banyak penggemar, aku akan bingung memilih jodohnya" Jawab Chika enteng.

Shani dan Gracia terdiam, mereka tidak yakin apakah harus memuji Chika yang berpikir panjang dan sangat minus akhlak itu.










•••










Di perusahaan...

Ara yang sedang melakukan meeting dengan beberapa pegawainya menekuk wajahnya.

Orang-orang yang hadir di meeting tersebut telah lama terbang dan bersiap untuk mati, itu karena wajah Ara telah menghitam menahan marah.

"Kita rugi seperti ini, apa ada yang tahu sebabnya?" Tanya Ara dengan nada ketus.

Lutut semua orang berubah lemas, mereka juga tidak ingin perusahaan ini mengalami kerugian akan tetapi bukankah itu sudah biasa di dalam dunia bisnis.

Ddrtttt....

Suasana yang mencekam sedikit longgar saat ponsel Ara berbunyi, itu adalah panggilan video call dari Chika.

Ara yang sudah merindukan pemilik mata cokelat tersebut segera mengangkat panggilan itu.

Setelah menggeser tombol di layar, wajah Chika dan juga bayi mereka muncul di layar.

"Aaron sedang apa?"

"Dia baru selesai mandi dan sekarang bermain, mommy kapan pulang? Aaron katanya rindu"

"Aaron doang? Kamu? Padahal aku disini juga rindu"

Semua orang yang hadir dan mendengarkan percakapan keluarga bahagia itu diam-diam menunduk dan berpura-pura tidak mendengar apapun.

"Jangan mulai masang wajah manis, 40 hari masih lama"

Ara bersungut kesal mendengar itu.

"Setelah 40 hari aku bakal ngirim Aaron ke rumah kakek dan kamu...kamu bakal aku siksa di kamar"

"UHUK...UHUK..."

Semua orang terbatuk dengan wajah bodoh, Ara akhirnya sadar jika dia masih berada di ruang meeting.

Setelah berpamitan dia segera mematikan ponselnya dan kembali memasang wajah poker.

"Apa itu?" Alis kanan Ara terangkat.

Eksekutif senior segera membuka suara,"Ahh tidak bos, aku hanya tiba-tiba berpikir bos kecil setampan apa. Dia pasti sangat tampan"

Karyawan lainnya, "___" seperti yang di harapkan dari lintah sepertimu!

Namun, jalan pintas yang paling efektif untuk membuat hati seorang Ara bahagia adalah dengan cara memuji putranya yang berharga.

Benar saja, Ara yang semula berwajah masam tersenyum tipis.

"Yaahh, Aaron sangat mirip denganku hanya matanya yang mirip Chika" Ara mulai bercerita.

"Memikirkannya saja sudah membuatku terpana"

"Dia masih kecil tapi sudah setampan itu"

"Ketika bos kecil besar semua wanita akan mengejarnya"

Ara yang mendengar pujian itu mengangkat dagunya dan berkata dengan percaya diri.

"Putraku memang sangat tampan"

Anaknya dengan Chika adalah bayi yang sangat tampan dan paling lucu di dunia.

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang