Ara berjinjit kecil saat membuka pintu kamarnya, diam-diam dia melirik ke arah jam dinding. Ketika melihat jarum jam berada di angka satu dia tanpa sadar menghela nafas panjang.
Ceklek...
Ara menutup pintu kamar dari dalam pelan-pelan, dia menghela nafas lega saat Chika sama sekali tidak bereaksi.
"Akhirnya..." Lirihnya.
Dengan gerakan hati-hati Ara membaringkan tubuhnya dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya sendiri, matanya yang cerah menatap wajah samping Chika yang tertidur pulas.
"Ck, bisa-bisanya kamu tidur nyenyak saat aku hampir mati nyari nasi goreng" Ringis Ara pasrah.
Karena sangat lelah dan sudah mengantuk Ara menutup matanya, beberapa menit kemudian suara dengkurannya terdengar.
Disepertiga malam, Chika yang tidur nyenyak tiba-tiba tersentak kaget dan membuka matanya.
Keningnya menyatu dan nafasnya tersengal, dia segera duduk dan ketika melihat Ara yang tertidur dengan dengkuran halus di sampingnya tangan kanannya terangkat tinggi-tinggi.
Plakkk!!!
Ara yang baru saja bermimpi merasa melayang saat sebuah tamparan mendarat di pipinya, rasa panas membuatnya bangun dengan linglung.
"S-sayang kamu kenapa?" Tanya Ara bingung terlebih ketika mata cokelat Chika menatapnya tajam.
"Kamu selingkuh yah!? Jawab!!!"
Ara membuka mulutnya ingin membantah tetapi mata Chika berubah merah dan detik berikutnya air matanya mengalir deras.
"Hiksss...kamu selingkuh"
Wajah Ara berubah panik.
"Kata siapa? Aku gak pernah selingkuh" Balas Ara cepat, tangannya bergerak lembut dan menghapus air mata Chika.
"Tapi di mimpi aku kamu selingkuh"
What!? Ara menatap Chika tidak percaya.
"Kamu mimpi aku selingkuh?"
Chika mengangguk sekali.
"Trus kamu bangun dan nampar aku?"
Sekali lagi Chika mengangguk.
Ara tidak tahan lagi, dia menarik bantalnya sendiri dan membekap wajahnya kemudian berteriak. Suara teriakannya teredam oleh bantal.
Setelah beberapa saat Ara membuang bantalnya dan menatap Chika tanpa daya.
"Itu cuma mimpi trus kenapa nampar aku?"
"Sakit yah?"
"Hah? Ohh ngga" Ara memijit pelipisnya lemah.
"Hati aku sakit..." Lirih Chika.
"Sayang pipiku juga sakit" Ara hanya mampu mengucapkannya di dalam hati.
Keinginan kuat untuk hidup memaksanya tetap diam meskipun pipinya berdenyut perih.
"Itu cuma mimpi, lagian kan mimpi cuman bunga tidur" Ara berusaha menenangkan Chika.
Chika menggembungkan pipinya, dia tahu jika itu hanya mimpi tetapi perasaan sedih dan kesal di hatinya sangat nyata saat ini.
Ara tampaknya memperhatikan kekesalan Chika, dia segera memasang senyumnya yang menawan dan menarik Chika ke dalam pelukannya.
Mata Chika terpejam saat mencium aroma menenangkan dari tubuh kekasihnya itu.
"Jangan marah lagi, aku gak pernah ada niatan buat selingkuh kok" Hibur Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home (ChikaxAra)
FanfictionSupaya nyambung dengan ceritanya baca dulu Sugar Mommy (ChikaxAra)