Part 15

4.6K 537 32
                                    

Chika menatap gundukan merah didepannya, matanya yang sejak kemarin mengeluarkan butiran bening kini terlihat bengkak dan memerah.

Disampingnya Tn.Harres diam mematung, meski wajahnya terlihat datar akan tetapi sorot matanya memancarkan kesedihan yang nyata.

"Nona ayo kita pulang"

Chika menggeleng lemah, hatinya terasa berat jika harus meninggalkan tubuh papanya sendirian di dalam tanah.

"Papa akan sendirian"

Mendengar balasan Chika, dada Tn.Harres kembang-kempis. Sosok percaya diri dan berani yang biasa Chika pancarkan setiap hari kini terlihat berbeda sekarang.

Wajah Chika sayu dan pucat, bagian bawah matanya hitam akibat kurang tidur.

"Itu sudah menjadi takdirnya, kita semua akan meninggal dan ditinggalkan sendirian"

Hati Chika seolah disambar panah mendengar ucapan yang dilontarkan Tn.Harres, meski begitu dia tetap mendengarkan Tn.Harres. setelah menatap kuburan Tn.Torres beberapa saat Chika akhirnya melangkah pergi.

Di belakangnya Tn.Harres mengikuti dalam diam, melihat bayangan Chika di tanah alisnya tanpa sadar menyatu.

"Dia sudah kehilangan rumah masa depannya, dan sekarang dia juga harus kehilangan rumah masa kecilnya..."










•••










Sekali lagi Ara dan Fiony duduk di kursi pesawat menuju kota lain di mana keluarga Ara tinggal.

Perjalanan yang memakan waktu selama hampir sejam terasa singkat, itu karena Ara akan melakukan banyak hal untuk membuat Fiony merasa nyaman.

Setelah beberapa saat pesawat mendarat dengan mulus.

Ara dan Fiony beriringan keluar sambil menarik koper masing-masing.

Dari kejauhan terlihat beberapa orang yang Ara kenal.

Tn.Ben dan Tn.Allan yang sejak tadi menunggu kedatangan mereka berdua bergegas maju, melihat koper yang berada di tangan Ara dan Fiony keduanya dengan cepat membuang koper tersebut ke arah Kenzo dan Gracia yang kebetulan ikut.

"Tidak berguna, apa hal begini juga perlu aku suruh" Gerutu Tn.Ben.

Dia kemudian menuntun Ara dan Fiony menuju kearah parkiran.

Tn.Allan yang tinggal melirik ke arah Kenzo kemudian kearah Gracia.

"Memang tidak berguna" Lirih Tn.Allan yang kemudian berjalan cepat.

Kenzo dan Gracia tersenyum masam kemudian dengan wajah datar menarik koper di tangan mereka masing-masing.

"Bagaimana perjalanan kesini? Kalian pasti lelah" Ucap Tn.Ben.

"Kakek kami berdua hanya duduk dan bukannya lari" Balas Ara geli, Fiony di sampingnya ikut menimpali.

Tn.Allan yang telah berada di samping mereka bertiga tetap diam dan hanya mendengarkan.

Ara yang melihat Tn.Allan ikut menjemputnya tanpa sadar menaikkan alis kanannya bingung.

"Aku sudah menyuruh mamamu memasak makanan yang enak, kalian harus makan banyak"

Langkah ketiga orang yang berada disamping Tn.Allan seketika terhenti, mata ketiganya terpaku pada Tn.Allan.

"Kepalamu terbentur saat kesini?" Tanya Tn.Ben bersungguh-sungguh.

"Apa maksud ayah?"

"Aku hanya merasa kamu sedikit berbeda" Jawab Tn.Ben jujur.

Tn.Allan batuk ringan, menyadari jika tindakannya sedikit melenceng dari sikapnya yang biasa dia dengan cepat maju dan berjalan di depan.

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang