Happy New Years^_^
Melihat itu, Chika meraih kertas di genggaman Tn.Torres dan membacanya sekilas.
"Gak ada yang menarik!" Kesal Chika.
Alis kanan Tn.Torres terangkat dan menatap Chika dari atas hingga bawah.
"Itu proyek ratusan miliar, apanya yang tidak menarik?" Tanya Tn.Torres.
"Terlalu jauh...."
"Anggap saja kamu sedang kerja, paris kota yang romantis-"
Tn.Torres tiba-tiba menghentikan ucapannya, dia merutuki dirinya sendiri yang lupa jika putrinya adalah wanita yang sedang sakit hati.
Tetapi ini sudah dua tahun berlalu, Ara juga telah bahagia harusnya putrinya juga bisa mencari kebahagiannya bukannya menutup diri seperti ini.
"Bagaimana jika papa nyuruh paman Harres? Dia pasti suka"
"Huh, pria tua itu tidak punya stamina lagi. Sebaiknya kamu sendiri yang pergi, tenang saja papa punya anak kenalan yang bekerja di sana kamu bisa tinggal di tempatnya selama di paris"
"Aku gak suka tinggal seatap dengan orang asing"
"Zee bukan orang asing, dia sudah papa anggap sebagai anak. Dan anaknya juga baik, papa akan merasa lega jika kamu tinggal dengannya"
Chika ingin menolak, tetapi Tn.Torres dengan cepat mengangkat tangannya dan memberi isyarat agar Chika tetap diam.
"Papa pergi sekarang"
Chika terduduk lesu di kursi kerjanya sepeninggal Tn.Torres, matanya terpejam erat-erat dan alisnya menyatu.
30 menit kemudian.
Chika yang merasa tidak nyaman akhirnya bangkit berdiri dan meninggalkan ruang kerjanya.
Dia terus melangkah dan berakhir di depan pintu berwarna cokelat tua. Itu adalah kamar tidurnya sendiri.
Ceklek!!!
Chika membuka pintu perlahan kemudian berjalan masuk.
Matanya tiba-tiba memancarkan kesedihan yang dalam saat memasuki kamar tersebut.
Di dalam kamar beberapa pecahan kaca berceceran, ini adalah pecahan kaca yang Chika tidak sempat bersihkan dua tahun lalu.
Yah, sudah dua tahun berlalu akan tetapi Chika sama sekali tidak berniat membersihkan kamarnya.
Kamar yang menjadi saksi ketika Ara marah, sedih dan akhirnya meninggalkannya sendiri.
Chika melangkah pelan dan berhenti di depan tembok putih. Di tembok tersebut masih ada noda darah milik Ara.
Mata cokelat Chika berair dan dadanya terasa sesak.
•••
Setelah puas menikmati pemandangan menara Eiffel dan bibir lembut Fiony, Ara akhirnya merasa suntuk.
Tetapi melihat Fiony yang masih antusias dia tetap diam.
"Ayo ke Notre Dame, cuacanya bagus buat jalan-jalan"
Fiony yang mendengar kata Notre Dame, diam-diam tersipu malu. Itu karena Ara mengajaknya ke salah satu jalanan yang menunjukkan sisi romantis kota Paris.
Keduanya akhirnya ke tempat yang Ara katakan.
Suasana kota Paris yang tadinya meriah dan hidup, berubah menjadi syahdu dan temaram.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home (ChikaxAra)
FanfictionSupaya nyambung dengan ceritanya baca dulu Sugar Mommy (ChikaxAra)