Part 48

4.2K 538 13
                                    

"Prangggg"

"Prangggg"

"Prangggg"

Suara barang-barang yang dibanting terdengar di sebuah rumah tua.

Wajah orang yang melemparkan barang-barang ke segala arah terlihat menghitam karena marah.

"SIALANNNNN!!!"

Dalam sekejap ruangan tersebut di penuhi dengan kata kutukan dan sumpah serapah.

"Kenzo cukup!" Suara wanita yang baru saja masuk menghentikan aksi sosok yang sejak tadi mengamuk.

Kenzo menghirup nafas dalam-dalam, dadanya kembang-kempis saat melihat Christy masuk ke dalam ruangan membawa dua piring makanan.

Alis Kenzo tanpa sadar menyatu ketika melihat makanan yang berada di atas piring.

"Hanya ada ini, makan atau tidak sama sekali" Christy menyodorkan piring di tangan kanannya ke Kenzo.

"Aku tidak akan memakan muntahan anjing ini! Singkirkan!"

Kenzo yang terbiasa memakan makanan mewah menolak dengan kasar, dia segera berbalik dan duduk di salah-satu kursi di pojokan.

Christy mencibir saat mendengar penolakan Kenzo.

"Shani....Chika...Ara..." Lirih Kenzo, matanya menajam saat menatap langit-langit kusam di atasnya.

Ingatan Kenzo kembali dihari saat dia kembali ke kediaman Tn.Ben, kata-kata merendahkan Gracia masih terngiang di benaknya.

"Pergi sekarang, aku akan mengampuni selama wajahmu ini tidak muncul di hadapan kakek"

"Ingat statusmu dengan jelas, kakek mungkin tidak tahu tapi bukan berarti semua orang juga tidak tahu. Kamu sudah berani menyentuh Chika dan memanfaatkan Shani, aku dan Ara tidak akan tinggal diam"

"ARRRGGHHHH" Kenzo meremas rambutnya frustasi, Christy yang melihat itu hanya mampu menghela nafas panjang.

"Ara sudah tahu kalau kamu menggelapkan uang perusahaan dan mencuri saham, mereka mungkin tidak akan mencari kita berdua tetapi polisi sudah menyusuri jalanan" Christy membuka suara.

"Aku tahu!" Ekspresi Kenzo semakin jelek ketika mendengar ucapan Christy.

Meskipun Ara dan yang lainnya terlihat tidak peduli dengan mereka akan tetapi Kenzo tahu polisi yang selalu dengan sengaja mengejarnya setiap memejamkan mata di tempat tidur adalah polisi suruhan Ara.

Saat ini Kenzo dan Christy tidak jauh berbeda dengan seekor tikus yang akan mencari lubang dari waktu ke waktu setiap ada penjerat yang muncul. Jika sekali dua kali Kenzo mungkin akan tahan, tetapi ini sudah terjadi berulang kali dan mentalnya mulai terganggu.

Mereka berdua sudah diambang kegilaan. Ketika mendapatkan tempat yang menurut mereka aman, maka hari itu juga sirine polisi akan berbunyi nyaring di sekitar tempat tersebut.

Lari dari satu tempat ke tempat lain membuat darah Kenzo mendidih.

"Aku tidak akan jatuh semudah ini, kalaupun aku harus jatuh maka aku juga akan menarik kaki mereka semua untuk jatuh bersamaku"










•••










Pernikahan penuh cinta milik Ara dan Chika akhirnya selesai.

Karena Chika yang telah lama tidak menginjakkan kakinya di perusahaan dia akhirnya kembali bekerja.

Tn.Ben yang tidak ingin cucunya dipandang sebelah mata, dengan suara berat hati menyuruh semua eksekutif memindahkan operasional perusahaan mereka ke ibukota dan membuat Ara menjadi CEO di sana.

Hubungan antara Ara dan Chika sejauh ini berjalan mulus, meskipun sesekali mereka berdua bertengkar tetapi itu hanya pertengkaran kecil.

Hari ini seperti hari-hari sebelumnya Ara yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya mengangkat wajahnya, alisnya menyatu ketika seorang gadis kecil yang membuka pintu ruangannya tersenyum lebar.

Ara memiringkan kepalanya sedikit dan kemudian ikut tersenyum.

"Gadis kecil apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Ara sambil bangkit dari duduknya.

Gadis kecil yang tadi dengan sengaja memasuki ruangan Ara berjalan masuk, saat mendengar nada bersahabat Ara dia menjadi berani dan tidak takut sama sekali.

Ara berjongkok sedikit agar tingginya sejajar dengan gadis kecil didepannya.

"Ruangan apa ini?" Pertanyaan tiba-tiba itu membuat bibir Ara melengkung.

"Ini adalah ruangan bos" Jawab Ara enteng.

"Bos? Itu artinya kamu pemilik tempat ini?"

Ara terkekeh mendengar pertanyaan itu dan detik berikutnya dia mengangguk setuju.

"Bibi bos boleh kah kamu mengantar ke ibuku? Aku tersesat..."

"Ibumu bekerja disini?"

"Tidak, dia mengantar makanan untuk ayahku"

Ara berdehem kecil, dia kemudian kembali berdiri dengan benar dan meraih tangan kecil di depannya.

"Ayo bibi antar..."

Sepanjang perjalanan, beberapa karyawan akan diam-diam melirik Ara.

Pemandangan didepan mereka adalah momen langka, Ara yang merupakan CEO galak dan judes berjalan sambil menggandeng seorang gadis kecil yang mungkin berusia 4 tahun.

Sekretaris Ara yang baru saja meninggalkan kursinya menuju toilet tercengang dan lututnya tanpa sadar bergetar.

"B-bosss..." Sapanya gugup.

Ara mengangkat pandangannya dengan mata yang menajam.

"Kamu....."

Ara belum menyelesaikan ucapannya tetapi sekretaris yang melihat pengacau kecil di dekat Ara tahu jika segalanya tidak akan menjadi mudah untuknya.

Dia juga penasaran darimana asal gadis kecil ini yang dengan berani memasuki ruangan bosnya.

"Kamu antar dia ke lobby"

Ara dapat melihat wajah lega sekretarisnya ketika ucapannya selesai.

"B-baik bos..."

Sekretaris Ara dengan cepat meraih gadis kecil di depannya dan menuntunnya menuju lobby.

"Bibi tunggu..."

Gadis kecil yang semula ikut dengan patuh menghentikan langkahnya yang kecil, dia kemudian merogoh saku bajunya dan mengeluarkan dua permen.

Ketika melihat Ara yang masih berdiri mematung dia memasang senyum kekanak-kanakannya yang cerah.

"Bibis bos buat kamu..."

"Buat aku?"

"Iyaaa, terima kasih sudah mengantarku"

Hati Ara menghangat mendengar itu, dengan senang hati dia menerima permen pemberian gadis kecil tersebut.










•••










Chika tersenyum tipis saat melihat adegan di depannya,melihat ekspresi lembut Ara ketika menerima permen dari seorang anak kecil hatinya terasa hangat.

Dengan langkah santai dia kemudian berjalan mendekati Ara.

Ara yang semula tidak menyadari kedatangan Chika tersentak kaget ketika melihatnya.

"Mau?" Ara menyodorkan salah-satu permen di tangannya ke Chika.

"Bukaiin..."

Mendengar itu, Ara dengan gerakan gesit membuka bungkus permen di tangannya dan menyuapi Chika.

Para karyawan yang tadinya hanya penasaran sama-sama memutar mata. Mereka benar-benar tidak sanggup melihat adegan kasih-sayang yang ditunjukkan bos.

Ara yang menyadari tatapan iri dan cemburu dari karyawannya tersenyum miring.

Kalian tidak seberuntung aku, lalu kenapa? Salahkan diri kalian sendiri karena tidak punya kemampuan.

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang