Gracia berjalan lunglai memasuki apartemen sederhana milik Shani, wajahnya berubah masam dan gelap.
Shani yang sedang berada di dapur dan menyadari kedatangannya menghentikan kegiatan memasaknya dan berjalan ke arah Gracia.
"Gee kenapa?"
Gracia tidak langsung menjawab, dia lebih dulu memeluk Shani.
"Heyy ada apa?" Tanya Shani dengan suara lembutnya yang mampu menenangkan Gracia.
"Gak...gakpapa" Jawab Gracia singkat.
Shani tahu, sosok yang berada di pelukannya itu sedang memiliki masalah akan tetapi selama Gracia tidak ingin bercerita maka dia akan pura-pura tidak tahu.
"Hari ini aku masak, kamu makan disini kan?"
Kepala Gracia mengangguk kecil di balik pelukan mereka.
"Aku mandi dulu..." Gracia akhirnya melepaskan pelukan mereka dan berjalan kesalah-satu kamar.
Sedangkan Shani dia kembali ke dapur dan melanjutkan kegiatan memasaknya.
Setelah beberapa menit aroma masakan tercium samar-sama, Gracia yang baru saja selesai berpakaian tersenyum tipis saat indera penciumannya mencium aroma masakan Shani.
"Kamu harusnya jadi chef bukannya sekretaris" Ucap Gracia dengan nada memuja.
Mata hitamnya menatap makanan di meja dan juga ke arah Shani yang tersipu malu saat mendengar pujian kecil tersebut.
"Ayo makan...."
Keduanya sama-sama duduk di kursi dan mulai menyantap makanan didepan mereka, ketika makanan yang Shani masak melewati tenggorokannya mata Gracia akan terpejam menikmati.
"Gimana? Enak?"
"Hemmmm" Gracia mengangguk dan kembali menyendok makanan di depannya tetapi kali ini sendok tersebut dia arahkan ke mulut Shani.
"Geee, aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa makan sendiri"
"Gak, aku mau nyuapin kamu. Buka mulutt...aa...aaa..."
Shani meski merasa geli dengan tingkah Gracia, dia tetap menerima suapan tersebut.
"Enak kan?" Tanya Gracia, tangannya kembali bergerak dan akan menyuapi Shani lagi.
"Aku bisa sendiri Geeee"
"Aku suapin" Gracia bersikeras untuk menyuapi wanita didepannya itu.
Makan malam kali ini Gracia hanya makan beberapa sendok saja dan selebihnya dia lebih fokus untuk menyuapi Shani.
Hal yang Shani tidak duga adalah Gracia bahkan dengan senang hati membersihkan meja dan mencuci piring. Berkali-kali Shani menghentikannya akan tetapi Gracia tetap bersikeras, dia bahkan mendorong Shani agar menjauh dari dapur.
Shani yang tidak tahu harus berbuat apa hanya bisa pasrah, dia kemudian berjalan kearah balkon dan menikmati langit malam sambil menunggu Gracia selesai mencuci piring.
Hembusan angin malam menerpa wajah putih pucat Shani, rambutnya yang tergerai bergoyang pelan.
Shani memejamkan matanya saat dia merasakan hembusan angin di wajahnya, sudut bibirnya terangkat sedikit.
Happp...
Sebuah pelukan dari arah belakang membuat tubuh Shani terlonjak kaget, akan tetapi saat tahu siapa yang memeluknya dia kembali santai.
Gracia meletakkan dagunya dipundak tipis Shani, matanya yang sehitam malam meredup saat aroma Shani terendus di hidungnya.
"Kamu lagi liatin apa?" Tanya Gracia lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home (ChikaxAra)
FanficSupaya nyambung dengan ceritanya baca dulu Sugar Mommy (ChikaxAra)