Part 35

4.6K 572 53
                                    

Nafas Ara tidak beraturan saat Chika yang duduk diperutnya menatapnya penuh ambigu.

Melihat dada Chika yang memerah di bawah langit malam serta bibirnya yang bengkak hasrat di dalam diri Ara semakin bertambah.

Dia sama sekali tidak peduli dengan aroma pasir di bawahnya.

Chika menundukkan pandangannya dan mereka berdua kembali berciuman dengan hebat.

Bibir merah Chika melumat bibir Ara begitu rakus.

Ara menarik kepala Chika agar ciuman mereka semakin dalam, lidah Ara bergerak dan menyapu rongga mulut Chika.

Jantung Chika berdetak kencang, dan itu semakin berdetak saat jari-jari Ara bermain di pucuk dadanya.

"Angghhh..." Chika mendesah di balik ciuman mereka.

Tidak tahu berapa lama mereka berciuman, Ara akhirnya melepaskan ciuman mereka saat Chika kesusahan bernafas.

"Kotor..." Lirih Chika setelah beberapa saat.

Ara baru menyadari jika mereka berdua tengah berbaring di atas pasir putih.

Cepat-cepat Chika beranjak ke samping dan meraih kemejanya kemudian memakainya.

Ara yang melihat itu menatapnya tidak puas.

"Ayo pindah ke mobil!" Ajak Ara.

Chika terdiam sejenak sebelum tertawa lebar.








•••








Zee meletakkan tubuh Fiony ke atas kasur.

Melihat wajah polos Fiony yang tertidur pulas dia tanpa sadar tersenyum lembut, matanya yang jernig memindai satu persatu mata, hidung, dan bibir Fiony.

Zee menelan salivanya saat bibir Fiony bergerak kecil.

Entah keberanian darimana Zee pelan-pelan memajukan wajahnya dan sebuah ciuman yang singkat serta ringan hinggap di bibir Fiony.

Fiony menggeliat kecil dan dia kembali tertidur pulas.

Zee yang melihat itu bergegas bangkit dari duduknya, takut jika keberadaannya membuat Fiony kembali bangun.

"Apa yang kamu lakukan?" Sebuah suara berat dan dalam terdengar.

Zee terlonjak kaget, dia buru-buru bangun dan berbalik. Di ambang pintu seorang pria tua dengan tongkat di tangan kanannya menatap Zee dalam-dalam.

Zee merasakan jantungnya berpacu dengan cepat, dia tidak tahu siapa pria tua yang berdiri tidak jauh darinya. Akan tetapi jika pria tersebut bisa dengan bebas masuk ke apartemen ini maka itu berarti dia salah-satu orang penting di dalam keluarga Ara.

"A-aku...i-itu..."

"Kamu.keluar!"

Setelah menyelesaikan kalimatnya pria tua itu berbalik dan berjalan keluar, Zee yang tidak ingin memiliki masalah ikut berjalan keluar.

"Tutup pintunya..." Sekali lagi suara bariton terdengar.

Zee menutup pintu dengan hati-hati.

"Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Aku....kenalkan aku Zee. Dokter Zee"

"Jadi kamu dokter itu"

"Maaf jika lancang, kakek ini siapa?"

"Ben" Jawaban yang singkat itu membuat Zee tersenyum kikuk.

Tn.Ben mengamati Zee dari atas hingga bawah.

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang